Berita kematian Sharoon kini telah sampai ke telinga Fredella. Wanita yang hendak mendatangi biara gereja untuk memastikan bahwa berita tersebut tidaklah benar, sempat ditentang oleh asisten pribadi Ronald karena dia tidak ingin mendapat teguran dari atasannya itu. Fredella yang sudah benar-benar panik, membentak Xavier agar segera mengantarkannya ke biara gereja Grand Island Nebraska.
"Biarkan aku menghubungi tuan Ronald terlebih dahulu, nyonya," pinta Xavier.
"Ronald sudah pasti bisa memahami keadaanku. Kumohon tuan, cepat antarkan aku ke sana," ucap Fredella panik.
Xavier tetap menolak dan meminta Fredella untuk menunggu sampai Ronald bisa mengangkat panggilan masuk darinya.
Sementara di biara gereja tepatnya di ruang tempat Lucy berada, dirinya tampak menatap langit-langit kamar dengan kedua tangan mengepal kuat menahan rasa sakit yang kembali menjalar di sekitar tubuhnya. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa nasib buruk bisa menimpanya. Dia tidak ingin bernasib sama seperti para biarawati terdahulu. Sekeras mungkin, dia harus bertahan agar bisa memberitahu kepada mereka bahwa sebenarnya bukan Sharoon lah pelaku dari kejahatan keji tersebut.
Altha sendiri tampak merasa syok dengan keadaan di biara tersebut. Dia berusaha mengasingkan diri dari keramaian dengan berjongkok di salah satu sudut bangunan biara. Kedua tangannya tampak gemetar ditambah detak jantung yang berdegup kencang. Altha terlihat ketakutan dari biasanya. Dia tidak tahu apa yang mempengaruhinya saat itu namun dia merasa ada sesuatu di dalam dirinya hingga bisa membutakan seluruh pikirannya.
🔱🔱🔱
Kedatangan Fredella menjadi daya tarik para biarawati di sana. Bagaimana tidak, salah satu donatur yang membantu menjalankan kegiatan biara merasa syok begitu mengetahui bahwa seorang anggota keluarganya meninggal dunia dalam kondisi yang amat sangat mengenaskan. Hal ini tentu membuat gereja Grand Island Nebraska merasa takut karena bisa saja Fredella mencabut seluruh donasi yang biasa diberikan dan hal itu dapat membuat biara tersebut bisa saja kekurangan stok bahan pangan untuk para biarawati.
Fredella masuk ke sebuah ruangan yang diarahkan oleh Dianne. Ketika pintu terbuka, mereka mendapati Charlotte berdiri di sebuah ranjang berisikan mayat Sharoon yang sudah ditutupi oleh beberapa helai kain. Tangan Fredella gemetar melihat saudari tirinya sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Dia juga tidak kuasa menahan tangis dengan tatapan mengarah kepada Charlotte.
"Jika kau tidak kuat untuk melihatnya, lebih baik untuk tidak membuka kain tersebut," seru Charlotte.
Fredella melihat darah segar menyerap di helai kain yang menutupi tubuh Sharoon. Charlotte sendiri menjelaskan bahwa kapak yang tertancap di kepala Sharoon, berhasil membuat otak dari wanita itu tampak sebagian terlihat.
"Bagaimana hal ini bisa terjadi?" tanya Fredella. "Siapa pelaku pembunuhan yang tega melakukan hal ini kepada saudariku?"
Charlotte dan Dianne saling menatap satu sama lain.
"Kami sendiri masih mencari dalang dibalik pembunuhan yang menimpa suster Sharoon," balas Charlotte.
Dahi Fredella mengernyit sesaat melihat ada sebuah luka memar yang melingkar pada pergelangan kaki Sharoon. Dia menyibakkan sedikit kain tersebut untuk memastikan bahwa penglihatannya telah salah. Namun ternyata, memang terdapat luka di sekitar kedua kaki saudarinya itu.
Fredella menoleh ke arah Charlotte dengan ekspresi kesal akan hal tersebut.
"Apa kau menyiksa Sharoon?" tanya Fredella.
"Tidak mungkin aku menyiksa para susterku sendiri," bantahnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini?!" balas Fredella kesal. "Mengapa saat aku masuk ke dalam biara ini, aku merasakan atmosfer yang berbeda?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] TSS [5]: M A R Y's Revenge
Horror[TONTON TRAILERNYA!] The Secret Series [5]: M A R Y. "They don't know the truth." ["Mereka tidak tau kebenarannya."] Mariana Joanne Artemus adalah seorang biarawati dan anak tunggal yang berasal dari keluarga kalangan bawah. Mariana atau yang dikena...