Masa Sulit.
Untuk masa sulitmu
biarlah Allah yang akan
menguatkanmu, Tugas kamu adalah
memastikan bahwa jarak antara
kamu dan Allah tak pernah jauh.
Tausyiah Cinta.Hari ini berbeda dengan hari-hari
sebelumnya jika sebelumnya setelah
Mas Fakhri berangkat kerja, aku
biasanya membersihkan rumah
namun, sekarang aku lebih memilih
melanjutkan tidurku daripada bersih-bersih rumah."Bagus ya, jam segini masih molor.
bukannya bersih-bersih malah malas-malasan seperti ini," ucap mama sambil menarik selimut yang melekat di
tubuhku. Otomatis aku terbangun dari mimpiku yang baru saja kurajut."Dasar gak guna," ucap tante Linda
sinis.Aku jadi berfikir kenapa tante Linda
ada di sini? huhh, jangan sampai ia
menginap di sini. Dengan sikap
mama yang sekarang aja aku gak
kuat menghadapinya apalagi kalau
ditambah dengan kedatangan tante Linda."Annisa lagi gak enak badan ma," balasku sambil memposisikan diriku
menjadi setengah duduk."Kamu tuh sebenarnya bisanya apa
sihh? cuma bisa makan tidur doang
bagus ya kamu," ucap tante Linda
meremehkan.Ini baru pertama kalinya aku seperti
dan sudah langsung ditarik kesimpulan
bahwa aku pemalas? ini tidak adil."Nggak ada alasan Annisa cepat bersihkan
rumah!" perintah mama mutlak."Iya ma." Dengan setengah hati aku mulai mengerjakan tugas-tugas rumah. Mulai dari menyapu, mengepel, cuci piring, cuci baju, menjemur pakaian menyiram bunga yang ada di depan rumah dan di belakang rumah.
"Annisa buatkan Tante Linda camilan
ya," pinta mama saat aku melewati
ruang keluarga."tante mau saya buatkan apa?" Aku belum tahu betul selera Tante Linda seperti apa. Bagaimana jika nanti ia alergi sesuatu, bisa habislah aku.
"Manda, kamu yakin nyuruh dia ?
emang dia bisa? nanti yang ada bisa
keracunan makanan." Satu hal yang dapat disimpulkan. Tante Linda memiliki kadar kesinisan di atas rata-rata. Dan orang yang menghadapinya butuh kesabaran seluas samudera."Saya tidak akan meracuni tante." Aku berusaha meyakinkan tante Linda.
"Kalau urusan dapur itu, Annisa
jagonya," ucap mama membanggakan.
Aku tersenyum mendengar ucapan
mama barusan, mama membelaku
akhirnya"oh ya? kalau begitu buatkan saya kue
brownis," perintah tante Linda."Silahkan dinikmati," ucapku
menghidangkan brownis di meja."Bagus udah cocok kamu jadi pelayan," sinis Tante Linda.
Dasar tidak tahu terimakasih, gimana
aku tidak geram coba diperlakukan
seperti itu, aku sudah susah susah
menahan rasa sakitku untuk
menghidangkan kue ini. Dan lihat
respon tante Linda. Menyebalkan."Gimana tante?" tanyaku was was
saat tante Linda mulai menyuapkan
sepotong roti ke mulutnya."Emm lumayan juga masakanmu,"
Aku tahu tante Linda sekarang lagi
gengsi karena sudah meremehkan aku tadi."Kamu itu ngasih hidangan nanggung,
sekalian minumnya juga dong.""Jus mangga dua."
"Maaf tante."
"Ngapain kamu masih di situ udah
sana," usir tante Linda kepada ku.
Aku memutuskan untuk pergi ke kamar saja untuk minum obat,mas Fakhri telah menyiapkan kotak obat di setiap kamar sekalipun kamar itu kosong."Bismillah," Setelahnya aku merebahkan diri sebentar baru setelah merasa mendingan aku menyiapkan bekal makan siang untuk Mas Fakhri.
"Ma aku ke rs dulu ya," izinku kepada
mama yang sedang bercengkrama
dengan tante Linda, sebenarnya aku
dengan tante Linda, sebenarnya aku
mulai penasaran mama itu ngebahas
apa sih kok sampe seasyik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiadakah Surga yang Lain? {REVISI}
EspiritualWanita itu .. mudah iba, mudah patah, mudah menangis. Hatinya dipenuhi kelembutan dan cinta yang tulus tersebab fitrahnya sebagai seorang wanita ia kerap kali diuji oleh Allah melalui hatinya. ~Vivi Yaumil Fadillah. Itulah yang dialami Annisa Haridz...