4 | Latibule

87 12 5
                                    

Latibule

(n) a hidding place; a place of safety and comfort.

(n) a hidding place; a place of safety and comfort

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



























Masih dengan Ara dan Jefrayen, ayah dan anak itu pagi ini sepakat untuk belanja bahan makanan bersama di pasar dekat rumah mereka. Jefrayen libur, jadi dia ingin menghabiskan waktu dengan anaknya sebelum satu setengah minggu lagi Ara pergi ke Asphodel Center.

Karena jaraknya yang sangat dekat, mereka hanya perlu jalan kaki beberapa blok, dan sampailah mereka di pasar yang rata-rata pengunjungnya adalah laki-laki. Berbagai jenis sayur di jual disana, warga sekitar menanan sayur dan buah di lahan dekat perbatasan, pemerintah wilayah sudah memberi tempat layak untuk mereka bercocok tanam. Suhu sekaligus cuaca disini sangat bagus untuk menanan semua jenis sayur dan buah. Lalu ada ikan yang di pasok dari nelayan pinggiran, serta daging-daging lainnya.

Ara membeli semua itu, tak lupa rempah-rempah, gula garam dan kentang.

Karena makanan pokok mereka adalah kentang, padi hanya untuk makan pengganti.

"Ayah nggak mau beli sesuatu gitu?" Ara menanyai Ayahnya.

"Enggak."

"Serius nggak perlu apa-apa?"

Jefrayen yang tadinya tengah memilih-milih kentang menengok ke Ara, "If I already have you and Miran, then what else should I need?"

"Serius."

"Iya, Ayah juga serius."

Karena usianya yang sudah tidak muda lagi, Jefrayen memakai kacamata. Ara memaklumi, sebab terkadang Mama nya juga sering menyipitkan mata saat melihat harga barang. Mereka sudah hampir berkepala lima, kan. Bahkan di usianya yang sudah tidak muda lagi, orang tua Ara masih terlihat sangat cantik dan tampan.

"Sebenarnya Ayah masih cinta nggak sih sama Mama?" tiba-tiba Ara menanyakan pertanyaan yang agak sensitif. Jefrayen menengok, memandang Ara dengan kacamata yang melorot sedikit ke bawah.

"Pertanyaan macam apa itu? Tentu aja aku cinta sama Miran. Apakah harus di perjelas?"

"Ya aku cuman nanya."

Ara tetap Ara yang selalu penasaran.

"Kalian udah nggak sama-sama belasan tahun, tapi rasa kalian masih ada. Aku nggak pernah nyangka."

"Kalau aku nggak cinta sama Miran lagi, mana mungkin aku pergi ke stasiun terus jemput kamu?"

"Jadi Ayah jemput aku cuman karena Ayah cinta sama Mama?"

"Enggak. Maksudnya-jangan ngambek dong hey, jangan jalan cepet-cepet. Ayah sayang sama kalian semua. Ayah jemput kamu karena Ayah sayang dan penasaran kamu segede apa, ternyata kamu udah gede banget sepundak Ayah. Dulu waktu baru aja lahir kamu sering pegang jari telunjuk Ayah terus di makan."

BORDER: another universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang