Berdiri kokoh ditengah kota, dikelilingi banyak pohon dan tumbuhan hijau serta air mancur besar yang ada di pelataran luar, membuat Asphodel Center terlihat seperti Padang Elisian. Tempat indah nan megah kendati tidak banyak orang yang menyukainya. Orang-orang tidak begitu menyukai Asphodel Center karena perilaku bodoh pemerintah yang menjadikan tempat itu sebagai reproduction place, sebenarnya telepas dari reproduction place, Asphodel Center cocok disandingkan dengan gedung ataupun lokasi indah yang ada disini.
Gedung yang sudah ada sejak masa kepemimpinan Ewillnes ke-I, padahal sudah lama tapi tempat ini tidak terlihat lawas sama sekali. Mungkin karena pemerintah rajin melakukan renovasi dan juga tren disini yang tidak jauh beda dari jaman-jaman dulu.
Luas daerah tersebut lebih besar dari pada lapangan bola, kira-kira sebesar pangkalan pesawat(?) kurang lebih sebesar itu.
Di depan ada gerbang besar, saat masuk mereka akan sambut oleh rindangnya pohon Willow yang ada di kedua sisi jalan. Karena daun pohon Willlow yang rimbun dan bentuk daunnya yang seperti padi, jadi di sepanjang jalan banyak daun jatuh menyentuh tubuh siapapun yang lewat disana. Saat melewati rindangnya pohon itu, tidak ada cahaya yang bisa menembus kulit kalian karena saking lebatnya.
Lalu ada jalan yang melingkari air mancur, di air mancur tersebut terdapat patung perempuan tapi bertubuh laki-laki dengan mata tertutup kain. Filosofinya adalah perempuan dan laki-laki itu satu, mereka sama, tidak ada yang berbeda.Barulah kemudian akan ada pintu masuk besar ke dalam gedung, pintu jati bewarna coklat kayu--terlihat baru saja dipoles dengan cat bening--gagang pintu bewarna emas yang mana di lingkaran gagang itu terdapat batu mulia bewarna biru dan hijau. Saat di dalam kalian akan di suguhi kemegahan ruangan seperti perpustakaan yang di penuhi buku-buku, namun di samping itu ada banyak pintu yang menjadi jalan masuknya ke dalam kotak kamar. Iya, ada kotak kamar dimana tiap pasangan touch to touch, yah kalian tahu apa yang dimaksud.
Dan sebelum masuk kesana tiap peserta harus mendaftarkan nomer kode di tangannya.
Jadi tadi Ara diantar oleh Jefrayen kesini menggunakan bus, mereka berhenti di halte yang agak jauh dari sini, alhasil Ayah dan anak itu harus jalan sejauh 2 kilometer untuk bisa sampai disini. Cukup menguras keringat, tapi sehat.
"Turuti apa kata Miran." sebelum membiarkan Ara pergi Jefrayen sempat berpesan.
"Iya, ayah hati-hati pulangnya. Atau mau nunggu disini?"
"Sebenernya sih pengin nunggu, tapi masa iya nunggu di depan gerbang kayak nungguin anak sekolah pulang? Kan enggak mungkin."
Ara terkekeh. "Iya juga sih, tapi agak kasian kalau cuman nganterin terus pulang. Jalan sendiri, jauh lagi. Makanya tadi aku bilang nggak usah di anter."
KAMU SEDANG MEMBACA
BORDER: another universe
FanfictionSaat manusia dibagi menjadi dua kelompok. Laki-laki dan perempuan dipisahkan, mereka harus mengikuti aturan dunia jika tidak ingin ada hal buruk terjadi. Reproduksi yang diatur oleh pemerintah, kebijakan gila yang harus dipatuhi. Tidak ada yang bera...