17 | Ludic

37 6 3
                                    

jangan lupa vote sama komen bestie (kalau mau sie) 👍















Ludic
(adj) full of fun and high spirits













Ludic(adj) full of fun and high spirits

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ara terkekeh.

Semua orang menoleh ke arahnya.

Kenapa? Kenapa tiba-tiba perempuan itu tertawa di tengah mereka menyiapkan peralatan untuk mengendap-endap diantara para tentara penjaga?

Yalla menyibakkan bawahannya, dia mengikat pisau dan benda tajam lain menggunakan tali dari akar pohon yang sudah di tumbuk menjadi datar di kedua lingkar pahanya.

"Kenapa?"

Saat ditanyai, Ara menggeleng. "Nggak ada, cuman lucu aja."

Ia lanjutkan mengasah pisaunya, "Tadi ada orang bilang, kemarin aku mimpi tenggelam sama dimakan ikan besar. Mimpi tenggelam artinya bakal dapat masalah, mimpi dimakan ikan artinya bakal ada orang yang ngelukain aku. Nggak tau ini kebetulan atau emang udah takdirnya, mimpi sama kejadian yang aku alamin emang sama."

Derryl dan Sakra baru kembali setelah mengambil beberapa alat dari dalam, mereka meletakkan peralatan itu di tanah. Derryl kemudian mengambil alih pisau dan batu yang Ara pegang, tapi Ara cegah sebab dia ingin melakukannya sendiri.

"Biasanya mimpi emang jadi pertanda, tapi aku nggak begitu percaya."

"Kenapa?" Derryl yang tidak tahu bertanya.

"Nggak apa-apa. Jadi gimana, kita berempat langsung mencar atau kita kesana sama-sama dulu?"

"Kayaknya bareng aja deh, soalnya bahaya kalau sendiri-sendiri."

Semalam suntuk mereka sudah memikirkan rencana untuk balas dendam ke Teone. Langkah awal yang mereka ambil adalah memantau pergerakan Teone selama beberapa hari ke depan, kemana perginya dia, hal apa saja yang dia lalukan, karena dengan begitu mereka bisa mengumpulkan bukti untuk di tunjukkan kepada rakyat. Mereka semua akan tahu bagaimana kebejatan pemerintah.

"Ara, kamu serius ngelakuin ini?"

"Iya Derryl, aku pengin bikin Teone itu sadar sama apa yang dia lakuin itu salah dengan ngelakuin perbuatan ilegal apalagi tanpa ijin dari kita."

"Kita bisa hidup nyaman dengan nggak ngerusuhin mereka lagi. Kita bisa pulang ke Ayah sama Mama mu, Ra, kalau aja nggak harus ribet begini-"

"Tapi aku pengin menyuarakan keluhanku, Derryl. Mentang-mentang kita rakyat biasa terus mereka bisa seenaknya? Enggak."

"Gimana kalau nanti ada apa-apa?" Derryl khawatir jika ke depannya semua ini akan berbalik melukai Ara.

"Kamu kalau nggak mau bantu aku juga nggak apa-apa, kamu boleh pulang, kamu boleh balik ke rumahmu lagi," suaranya naik satu oktaf terdengar marah, "Aku bisa selesaiin ini sama Yalla dan pulang lagi ke rumah sama Sakra. Aku nggak takut karena aku punya mereka."

BORDER: another universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang