"I hate the fact that I'm descendents of Ewillnes."
Clata tidak tahu ini sudah jam berapa, bulan mulai mendekati ufuk barat, bintang-bintang mulai memudar, dan dia baru saja sampai di De World setelah tersesat dua kali di hutan.
Dan lihat, tidak ada satupun orang yang mencarinya, tidak ada orang yang khawatir dengan dirinya, tidak ada orang yang memperhatikannya. Halaman depan De World benar-benar sepi akan manusia, Clata berjalan tertatih menaiki lima anak tangga, tali penggantung senapan di pundak beberapa kali ia betulkan karena hampir jatuh. Jika dihitung, Clata hampir tidak makan setengah hari lebih mulai dari kemarin sore hingga fajar ini.
Ia membuka pintu besar dengan tinggi yang menyamai sebuah pohon, masuk ke dalam dan berjalan di aula yang sepi. Pandangannya tertunduk, dan karena tak fokus, perempuan itu jadi menabrak seseorang. Namun seseorang yang telah Clata tabrak tetap berdiri tegak tak mencoba untuk menyingkir.
"I'm sorry, Sir. I--"
Dan tanpa ijin, seseorang itu memegang lengan Clata. Clata yang sadar akan hal tidak lumrah ini menyentak cengkeramannya. Dia mengambil senapan, lantas mengarahkan benda bermoncong panjang itu ke arah sang pria. Mata nyalang milik keduanya saling beradu, sambitan kilat berkilau yang berada di mata Clata membuat pria itu sama sekali tak goyah. Bahkan tidak ada gurat takut mati di wajahnya.
Perlahan pria misterius itu mengangkat kedua tangannya ke udara tanda tak akan melawan. Rambutnya dikuncir, memakai spy outfit dan rompi anti peluru yang membuat Clata semakin curiga akan kehadirannya disini. Dari kelompok militer mana kah dia? Sebelumnya ia tidak pernah melihat pria ini berkeliaran di De World. Penampilannya mencurigakan dan tak sama seperti tentara penjaga pada umumnya.
(this, cuman soal spy outfit bayangin sendiri aja ya 😔🙏)
Namun tanpa gadis berwajah pucat itu duga, beberapa detik setelah ia mengacungkan senapan ke wajah si pria, dengan mudah pria itu merebut. Menodongkan balik senapan panjang dua warna coklat dan hitam hingga menempel di kening Clata. Membuat perempuan itu tak berkutik sedikitpun.
Skak mat! Senjata makan tuan. Entah suara dari mana namun benar-benar menjelaskan situasi mereka saat ini.
Seluruh tubuh Clata menegang.
Apakah dia perampok? Apakah dia teroris? Jika iya, kenapa dia sendirian? Dan bagaimana ia bisa masuk kesini dengan pengamanan yang amat sangat ketat untuk orang-- oh, tidak untuk sekarang, para penjaga sedang tidak ditempat.
"Oh my Geez, what--"
Belum sempat ucapannya selesai, lengan Clata kembali di tarik-- bukan, lebih tepatnya di seret yang entah akan dibawa kemana dirinya. Mereka naik lewat lift, dan Clata sengaja dihadapkan membelakangi pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BORDER: another universe
FanfictionSaat manusia dibagi menjadi dua kelompok. Laki-laki dan perempuan dipisahkan, mereka harus mengikuti aturan dunia jika tidak ingin ada hal buruk terjadi. Reproduksi yang diatur oleh pemerintah, kebijakan gila yang harus dipatuhi. Tidak ada yang bera...