Clata tidak tahu kenapa tiba-tiba Ayah menyuruhnya segera pulang dari latihan. Clata dijemput oleh orang suruhan Teone yang datang dan langsung saja mengajak perempuan pergi, sebelumnya orang tersebut meminta ijin kepada pelatih terdekat, meminta agar membiarkan Clata ikut dengannya. Dia menyuruh Clata untuk cepat pulang sebelum Teone marah.
Ini benar-benar mendadak sampai Clata tidak bisa mengabari Katha yang sedang pergi untuk membeli makan siang di toko dekat sana. Alhasil Katha tidak tahu kalau Clata sudah pergi dari tempat ini.
Sewaktu sudah sampai di rumah, Ayah dengan ekspresi wajah menyeramkan menyambut Clata sejak perempuan itu masuk ke ruangan.
"Kenapa?" tanya Clata setiba disana.
"Hari ini kamu bakal Ayah kirim ke seberang."
Kening Clata mengerut. "Tiba-tiba? Tapi kenapa?"
"Ada masalah, kamu harus ikut kesana buat bantu para tentara."
Clata berdecih. "Ayah tau kan, aku latihan militer bukan buat jadi tentara, tapi aku cuman ngikutin perintah Ayah-"
"Dan Ayah ngelatih kamu buat dibutuhin di situasi kayak gini, Clata. Udah cukup Sakra aja yang bikin kacau, kamu udah Ayah didik dari kecil nggak buat ngelawan kayak gini," sungguh, Clata geram jika Ayah sudah begini, "Sekarang beresin barang kamu, ikut sama mereka."
Clata menengok dan dia mendapati dua orang tentara istirahat di tempat dengan tubuh yang tegap, menunggu Clata untuk ikut bersama mereka.
Perempuan itu menghela napas panjang tanda kekesalannya sebelum melangkahkan kaki menuruti apa yang Teone suruh. Ia bereskan baju dan barang-barangnya, kemudian ikut ke gerombolan tentara yang ternyata sudah berjajar rapi di belakang rumah. Clata masuk ke dalam sebuah mobil besar berisikan para tentara itu, hanya dia yang perempuan, duduk berhadap-hadapan diantara laki-laki tidak dikenal.
Bagaimana ini, dia belum ijin kepada siapapun. Baik Ibu dan Katha. Hanya Ayah yang ada di rumah, jadi hanya dia yang tahu.
Lagian kenapa tiba-tiba Ayah menyuruhnya pergi ke seberang? Katha tidak paham, dia tidak tahu apa tujuannya kesana.
****
"Jadi sejak pemerintahan Ewillnes kedua, keturunan Ewillnes terpecah belah jadi tiga golongan?"
"Iyap. Kamu bener, Ara."
Setelah jalan-jalan mengelilingi tempat tersebut, ketiga pendatang baru itu diajak Yalla ke tempat biasanya dia duduk merenung menikmati udara sejuk dari danau besar di pinggir perumahan setempat. Tempat seperti taman yang berada tepat di sebelah rerumputan liar dan pohon, terletak tepat di sebelah tenda mereka tidur, tempatnya sangat indah dan luas seperti surga.
Ara dibuat tertegun dengan pelangi melengkung yang ujungnya jatuh di permukaan danau, orang bilang biasanya ada harta karun di ujung pelangi, ternyata harta karun itu betulan ada. Harta karun tak hanya berisikan emas atau berlian, namun bisa tempat indah seperti ini.
Danau besar yang membentang dari sini hingga ujung sana, tanaman liar indah yang diterpa sinar matahari, pelangi, langit biru bersih, dan juga udara familier yang juga Ara rasakan ketikan melewati Padang Elisian dulu. Rumput hijau yang mereka pijak terasa sangat nyaman. Tidak ada tanaman ataupun daun yang kering, semua terlihat sehat dan subur seperti diberi pupuk berkualitas. Tapi Yalla bilang tanaman-tanaman disini hanya di guyur menggunakan air dari danau.
KAMU SEDANG MEMBACA
BORDER: another universe
Fiksi PenggemarSaat manusia dibagi menjadi dua kelompok. Laki-laki dan perempuan dipisahkan, mereka harus mengikuti aturan dunia jika tidak ingin ada hal buruk terjadi. Reproduksi yang diatur oleh pemerintah, kebijakan gila yang harus dipatuhi. Tidak ada yang bera...