"TEONE! TEONE!"
Suara menggelegar terdengar dari salah seorang pria yang sekarang tengah ditahan oleh beberapa penjaga agar tidak mengusik ketenangan rumah kebesaran Ewillnes. Sedari tadi dia memberontak masuk dan bilang jika ingin mencari Teone.
"MANA TEONE? DIMANA ORANG GILA ITU?"
"Udah Jefrayen, udah, cukup. Kamu jangan kayak gini." Miran yang tak berdiri jauh di belakang Jefrayen memegang pundak suaminya itu.
"Enggak bisa Miran, anakku dibawa mereka, dia menculiknya dan sampai sekarang nggak ketemu. Nggak ada yang boleh jahatin anakku!"
Sekali lagi Jefrayen mendorong kuat kumpulan penjaga itu, namun usahanya tidak membuahkan hasil sebab mereka jauh lebih kuat, dan lagi Jefrayen hanya sendiri sedangkan mereka berjumlah empat orang.
Jefrayen sudah frustrasi harus mencari anaknya kemana lagi, dia keliling kota untuk mencari mobil tahanan sekaligus bertanya kepada orang-orang apakah dia melihat putrinya sembari menunjukkan sepucuk foto Ara. Jefrayen dan Miran sepakat untuk berpencar, mereka sama-sama berusaha sekuat tenaga agar putrinya cepat ditemukan. Namun perjuangan mereka sia-sia, tidak ada petunjuk apapun yang orang-orang jahat itu tinggalkan. Seakan semua bukti sudah dimusnahkan.
Maka dari itu setelah Jefrayen dan Miran bertemu kembali, Jefrayen langsung lari kesini. Disini pun dia harus di cegah lagi.
Berkali-kali Jefrayen berteriak, membuat seseorang yang berada di dalam sebuah kamar menajamkan telinga sejenak sebelum keluar menemui orang itu. Saat membuka pintu dia berpapasan dengan Mamanya.
"Ada apa?" tanya anak itu saat dia sudah diluar.
"Kamu?" Jefrayen menunjuk, lalu berteriak lagi, "Dimana Teone?!"
Anak laki-laki itu adalah Sakra, dan Sakra tidak paham kenapa Ayah Ara mencari Teone dengan emosi seperti ini.
"Ada apa? Kenapa dia mencari Teone?" Joyce yang sedari tadi menyimak dibelakang maju ke depan di sebelah Sakra, namun anak itu tidak menggubris.
"Kalian tau? Teone sudah menculik anakku kemarin setelah peradilan, dia memaksa Ara untuk ikut dan sampai sekarang belum ada kabar!" kata Jefrayen.
"Bukankah anakmu dan laki-laki itu dihukum?"
"Jika benar mereka dihukum seharusnya beritahu orang tua mereka dahulu. Apakah sopan berbuat seperti ini padahal kalian orang-orang berpendidikan dan juga golongan bangsawan. Apa kalian tidak diajari cara bertata krama yang baik? Yang kalian ketahui hanyalah memerintah rakyat dan membodohi mereka--"
"Karena itu sudah menjadi kodrat kalian! Jangan berteriak di depan kami atau--"
Jefrayen memotong dan membalas Joyce. "Atau apa?! Apakah kalian akan menghukum ku? Bagaimana bisa kalian memberi hukuman kepada rakyat ketika rakyat itu mengeluh, dengarkan eluhan mereka! Jangan karena tidak sesuai dengan kehendak kalian, kalian jadi menghukum kami! Putriku sudah diculik oleh Teone!"
Jefrayen benar-benar marah. Harta paling berharganya sudah direbut paksa oleh orang lain, dan sudah menjadi hak Jefrayen untuk merampasnya kembali.
Oke, sekarang Sakra paham, Teone telah menculik Ara dengan embel-embel memberi hukuman yang sudah ia janjikan. Dan Ayah ini minta kejelasan mengenai putrinya sekaligus meminta putrinya untuk dikembalikan.
Ayahnya itu, apa yang sudah dia lakukan hingga membuat seseorang marah besar?
Sakra yang sedari tadi diam angkat bicara, "Sebelumnya saya minta maaf atas nama Teone--sebentar Joyce, aku mau bicara--untuk kasusmu itu, penculikan Ara, aku akan membantu. Aku akan meminta penjelasan kepada Teone soal semua ini. Ngomong-ngomong percuma anda mencari Teone disini, dia pergi ke seberang sejak kemarin. Dan aku yakin rencana penculik itu dilakukan oleh dia, karena kejadian mereka bertepatan di hari yang sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
BORDER: another universe
FanfictionSaat manusia dibagi menjadi dua kelompok. Laki-laki dan perempuan dipisahkan, mereka harus mengikuti aturan dunia jika tidak ingin ada hal buruk terjadi. Reproduksi yang diatur oleh pemerintah, kebijakan gila yang harus dipatuhi. Tidak ada yang bera...