Special Chapter (Jefri)

1.2K 93 0
                                    

Jika aku mendengar namanya disebut rasanya jantungku berdetak tidak karuan. Alana Syifa Wijaya — gadis dingin yang selalu mengerjakan tugasnya di rooftop kampus dan tidak mau tahu menahu tentang keadaan sekitar.

Sifat tak pedulinya itu yang justru membuatku jatuh cinta. Aku jatuh cinta padanya saat dirinya menjadi mahasiswa baru di kampusku.

Sebelumnya aku tidak mengetahui kehadirannya di kampus sampai saat dimana Tian memberitahu bahwa ada seorang gadis yang menjadi incarannya. Tentu saja aku bersikap santai pada saat itu karena aku tidak tahu gadis yang diincarnya adalah Alana.

Pertama kali aku melihatnya saat dia menangis di rooftop. Aku tidak tahu dia ada masalah apa sampai suaranya terdengar begitu lirih.

"Mengapa selalu Kakak? Apa Bunda tidak pernah melihatku sama sekali?"

Tidurku terusik karena merasa terganggu dengan tangisannya yang awalnya aku tidak tahu bahwa Alana yang sedang menangis saat itu. Aku mengurungkan niatku untuk menegurnya dan memilih untuk menemani Alana dari kejauhan. Rasanya ikut sesak saat melihat dia yang menangis tersedu.

Semenjak kejadian itu, aku semakin gencar mendekati Alana dengan berbagai cara tapi dia sama sekali tidak menganggapku ada.

Sebegitu acuhkah dia terhadap orang lain?

Dari sekian banyak gosip yang beredar mengenai dirinya, Alana memang dijuluki sebagai gadis dingin di kampus dan tidak memiliki teman satupun, hal itu yang membuatnya sering diperlakukan tidak baik oleh anak-anak kampus.

Sampai suatu hari aku menyetujui saran dari Yudha yakni mengencani banyak wanita. Aku pikir cara yang disarankan oleh Yudha akan berhasil. Tapi nyatanya tidak sama sekali. Alana tidak melirikku sedikit pun meskipun namaku terus di elu-elukan oleh banyak mahasiswi seantero kampus.

Sungguh ajaib bukan?

Aku mengetahui jika Alana mempunyai saudara kembar bernama Aluna. Sangat berbanding terbalik dengan dirinya. Aluna memiliki banyak teman hingga sosial medianya saja begitu banyak pengikut bahkan aku tidak tahu apakah Alana mempunyai akun sosial media atau tidak. Lagi pula hal itu tidak terlalu penting juga untukku, yang terpenting adalah bagaimana caranya agar aku bisa mendekatinya karena susah sekali untuk meluluhkan hati gadis itu.

"Tidak ke kantin?" tanyaku kala itu.

Aku memperkenalkan diri dan mengulurkan tanganku, berniat ingin berjabat tangan dengannya. "Jefri."

Namun, apa yang aku dapat? Gadisku itu hanya bungkam dan bersiap untuk membereskan buku-bukunya. Dirinya berniat untuk meninggalkanku.

"Hey, kau mau ke mana Al?" cegahku.

Dapat aku pastikan bahwa dirinya terkejut karena aku bisa mengetahui namanya.

"Alana Syifa Wijaya, aku tahu semua tentangmu dan jangan sungkan padaku karena mulai saat ini aku sahabatmu."

Seperti apa yang Yudha katakan, aku harus mencobanya kan? Jika menjadi kekasihnya terlalu sulit, akan kucoba untuk menjadi sahabatnya terlebih dahulu karena aku yakin cinta datang karena terbiasa.

"Dasar gila."

Umpatannya itu hanya aku balas dengan tawa pelan. Dia begitu menggemaskan, manis, dan cantik di waktu yang bersamaan.

Hari demi hari aku semakin tidak bisa lepas darinya karena dia memiliki magnet tersendiri dan semakin membuatku jatuh hati padanya.

Banyak kisah dan pelajaran hidup yang bisa aku ambil darinya. Alana gadis yang dewasa, tangguh dan juga periang. Kalau kita dekat dengannya dia tidak seacuh itu, bahkan bisa dibilang Alana mempunyai sifat yang manis meski terkadang dia selalu membantah ucapanku. Dia kerap kali membuatku kesal dan berakhir dengan kami yang bertengkar.

Brother In Law | Jung Jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang