Brother In Law | Jung Jaehyun ✔️

Special Chapter (Jefri)

Setelah kejadian itu, kejadian dimana aku meminta Alana untuk melakukan kewajibannya sebagai istriku dan meminta hakku sebagai suaminya. Alana menghilang dari kehidupanku. Baik aku ataupun keluarganya tidak mengetahui keberadaannya.

Aku mendatangi kediaman Wijaya berniat untuk menjelaskan semua masalah yang telah kuperbuat. Menjelaskan kepada mereka tanpa ada yang aku kurangi atau aku lebihkan termasuk aku yang mendekatinya terlebih dahulu, memaksanya untuk menjadi sahabatku dan juga menjadi kekasihku.

Kala itu tidak hanya Teandra yang memaki diriku tetapi Oma pun, terlihat jelas bahwa Oma sangat membenciku dan juga membenci Ibu angkat Alana— anaknya sendiri. Bisa-bisanya dia membuat cucunya seperti ini. Semua ini bukan hanya kesalahan dariku saja melainkan Aluna dan Ibunya.

Orang Tuaku memarahiku habis-habisan termasuk Mama yang sangat menyesal akan sikapnya kepada Alana. Sampai akhirnya aku meminta bantuan kepada temanku untuk mencari tahu di mana Alana berada namun hasilnya nihil.

Selama berbulan-bulan hidupku kacau, hanya mabuk-mabukan dan merokok itu yang aku lakukan sampai aku tidak ikut memakamkan Oma.

Ya, Oma dinyatakan meninggal dunia dalam keadaan sakit setelah mengetahui fakta bahwa Alana kabur karena ulahku. Aku benar-benar menyesal atas apa yang pernah aku lakukan, tanpa adanya Alana di sampingku hidupku hancur.

Suatu hari Teandra mendapatiku pingsan di rumah dan membawaku ke rumah sakit. Sejak saat itu Dokter menyatakan bahwa organ hatiku rusak akibat pola hidup yang tidak sehat karena nikotin dan juga alkohol. Dokter juga menyatakan bahwa umurku sudah tidak lama lagi. Semenjak itu semua pikiranku tertuju hanya kepada Alana. Aku hanya ingin melihatnya sebelum ajal menjemputku.

Selama dua bulan aku di rawat di rumah sakit karena sempat kritis dan penyakitku ini juga sering kambuh. Rasanya sakit tetapi lebih sakit saat aku mendapatkan surat cerai dari Alana dan mengetahui bahwa Alana hidup bersama dengan Sena.

Aku mengetahui itu saat tidak sengaja pergi ke Canada dan bertemu dengan si Canada karena aku dan Teandra berpikir jika dia pasti tahu di mana Alana berada.

Dan apa yang kudapati. Aku mengetahui fakta bahwa Alana sedang mengandung. Aku berpikir keras tentang anak yang dikandung oleh Alana pada saat aku menjadi badut dan bertemu dengan Sena untuk pertama kalinya.

Saat itu Sena terlihat bingung akan permintaan Alana yang sedang mengidam hingga setiap Alana menginginkan sesuatu aku yang menurutinya tentu saja melalui Sena. Bukankah aku masih mempunyai hak atas Alana karena Alana masih menjadi istriku? Aku tidak pernah menandatangani surat cerai itu dan merobeknya setiap kali Alana mengirimkannya ke alamat rumah.

Teandra mengunjungiku kala itu di rumah sakit, dan dia bercerita kepadaku bahwa saat pemakaman Oma, Alana sempat datang ke rumah namun Ibunya menyuruhnya untuk pergi dari rumah itu secara paksa karena beliau masih belum bisa menerima jika sang ibu meninggal dunia.

Aku pun menceritakan kepada Teandra bahwa beberapa hari belakangan Alana sering mengirimiku surat cerai dan aku tidak menyetujuinya. Lalu Teandra memutuskan untuk membujuk Alana agar pulang ke rumah melalui Sena.

Aku tidak pernah menyangka bahwa orang yang aku cintai ada di hadapanku. Apa ini mimpi? Aku tidak ingin jika ini hanya sebatas mimpi. Namun aku sangat mendengar suara Alana dengan jelas saat itu. "Lama tidak bertemu, Jef." Saat itu aku sedang tertidur dan segera membuka mata, menatap manik matanya yang sedang melihatku. "Alana? Is that you?"

Alana memintaku untuk jangan banyak bicara karena ada banyak hal yang ingin dia katakan. Aku hanya bisa menangis dan meminta maaf atas apa yang telah aku lakukan kepadanya.

Tangan Alana tergerak untuk menghapus bulir air mataku yang jatuh. "Cepat sembuh, baby Sean ingin melihat Ayahnya sembuh." ucapnya lembut. Aku mengernyitkan dahi tak mengerti apa yang Alana ucapkan barusan, dia membawa tanganku untuk mengusap perutnya yang buncit. "Ayah, ini baby Sean anak Ayah."