"Aku antar kamu ke Bandara besok ya?"
Kami masih berdiam diri di dalam mobil milik Mark yang terparkir tepat di depan kediaman keluarga Wijaya.
"Kamu di rumah saja ya? Kasihan dengan Yuno," jawabnya tanpa melihatku.
Kalian tahu bagaimana perasaanku ketika dia menolak aku yang ingin mengantarkannya? Aku semakin merasa bersalah kepada pria ini.
"Ma-rk?" tanganku tergerak memegang lengannya membuat Mark beralih menatapku. Wajah sendunya, matanya yang tidak fokus dan bibirnya yang mengernyit ke bawah menandakan bahwa pria ini sedang gelisah juga sedih tetapi dia berusaha untuk menutupi semuanya dariku dengan tersenyum.
"Tidak perlu mengantarku. Aku hanya tidak sanggup melihatmu menangis. Berjanjilah untuk jangan pernah menangis lagi. Maaf ya aku tidak bisa hadir di pernikahanmu?"
Air mataku kembali luruh mendengar ucapannya. Bukan hanya dia yang tidak kuasa menahan rasa sakit ketika aku bersanding dengan pria lain. Akupun demikian, aku tidak akan tega melihatnya datang ke pernikahanku bersama Jefri.
Dengan sigap tangannya menghapus bulir air mataku yang berjatuhan. "Katakan padaku kalau dia menyakitimu. Aku tidak akan segan-segan untuk mengambilmu kembali," ujarnya tegas. "Lusa kamu akan menjadi Ibu. Selamat ya. Selamat atas pernikahanmu, Alana."
Mark mengusap suraiku lembut seolah dirinya sedang menyalurkan rasa sayangnya kepadaku. Aku hanya bisa memeluknya dan menghirup aroma maskulin tubuhnya yang pastinya akan aku rindukan.
Menjauhkan tubuhnya denganku, Mark kembali menatapku dan tersenyum manis. "Turunlah, aku antar kamu sampai depan pagar."
Kami berjalan berdampingan dengan tangan yang saling tertaut. Sesampainya di depan pagar, Mark memintaku untuk cepat memasuki rumah karena udara malam yang semakin dingin.
"Cepat masuk. Udara di luar semakin dingin."
Aku menggeleng cepat sebagai jawaban sebagai pertanda bahwa aku masih ingin bersamanya. Mengapa waktu cepat berlalu? Aku masih ingin bersamanya. Biarkan aku egois untuk hari ini saja.
"Why?"
"Sorry," cicitku.
"Hey, bukan salahmu. Kemari...." pintanya. Dia kembali merengkuh tubuh mungilku, memeluknya lebih erat dari tadi seperti tidak ada hari esok.
"Jangan menangis lagi, Al." Mark kembali menatapku kemudian memberikan kecupan lembut di keningku, di kedua mataku dan juga kecupan singkat di bibirku sebagai tanda perpisahan.
Dan sayangnya aku baru menyadarinya....
Rasa Cinta yang sesungguhnya adalah ketika kita mampu mengalahkan ego sendiri untuk kebahagiaan orang lain.
TERIMA KASIH DANIYEL MARKLEE.
--------------------------------------
Kehadiran ayah dari Yuni membuatku terkejut kala mendapatinya yang sedang menimang sang anak ketika aku membuka pintu rumah.
Jefri menatapku dengan nyalang sambil berkata. "Ibu macam apa kamu membiarkan anak terlantar dan baru pulang di jam segini?"
Tanpa bersuara aku melepaskan jaket berwarna biru yang ku kenakan dan menaruh tasku di atas meja ruang tamu, kemudian berjalan ke arah dapur untuk mencuci tangan.
"Kemari sayang," kataku kepada Yuno setelah mencuci tangan seraya mengambil alih Yuno dari gendongan Jefri.
"Dia demam?" tanyaku penuh khawatir "Kau apakan Yuno sampai bisa demam seperti ini, Jefri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother In Law | Jung Jaehyun ✔️
FanficSEBELUM BACA FOLLOW YUK••• Ini kisahku yang dinikahi oleh kakak iparku sendiri sekaligus mantan sahabatku dan juga mantan kekasihku. . . Perhatikan ⚠️ pada tiap judul part, mohon bijak dalam membaca. #1 Jefri (20.5.2021) #1 Brotherinlaw (26.11.2021)...