Brother In Law | Jung Jaehyun ✔️

Special Chapter (Jefri)

Jika dikatakan aku sangat menyesal, ya aku benar-benar menyesal. Menyesali akan perbuatanku yang telah melukai hatinya. Aku sangat mencintai Alana hingga dibutakan oleh rasa cinta itu sendiri dan justru semakin menyakitinya.

Aku tidak pernah menyangka jika rasa cinta yang dia miliki untukku kini telah memudar. Aku sangat marah tetapi aku juga tidak bisa memaksa dan membuatnya semakin membenciku.

Saat dimana dia meminta dan memohon sembari menangis untuk mendekatkan aku kepada kembayarannya itu karena permintaan sang ibu yang ternyata bukanlah ibu kandungnya.

Aku tahu betul ada jarak antara Alana dan ibunya. Namun, aku juga tidak habis pikir mengapa sang ibu bisa meminta agar aku dekat dengan kakak kembar Alana sendiri?

Beberapa hari berikutnya aku baru tahu jika Alana tidak memberitahu keluarganya bahwa kami adalah sepasang kekasih.

Apa aku kecewa?

Ya, pasti.

Tetapi aku juga tidak bisa menyalahkan Alana secara sepihak.  Justru aku menyalahkan kembarannya karena sebenarnya Aluna mengetahui hubungan yang telah aku jalin bersama dengan kembarannya. Wanita gila itu berpura-pura meminta sang ibu agar mau menjodohkanku dengannya melalui Alana.

Sampai detik ini pun aku masih tidak mengerti alasan mengapa Aluna sangat membenci kembarannya itu.

Pada awalnya aku memang berpikir untuk tidak menenuhi permintaan Alana. Namun, entah karena hal apa aku justru menyetujui keinginannya tanpa sebuah alasan yang jelas, bahkan sampai detik ini pun aku belum mendapatkan alasan itu. Alasan mengapa aku bisa memenuhi permintaan Alana dan mengapa aku bisa menikah dengan saudara kembarnya.

Alana memintaku melakukan itu karena dia ingin dekat dengan sang bunda namun sayang pengorbanannya menjadi sia-sia karena setelah aku menikah dengan saudara kembarnya, aku tak melihat apa yang diharapkan Alana terjadi. Aku baru mengetahui perlakuan mereka setelah aku menikah dengan Aluna.

Saat menjadi kekasihku, Alana sempat menceritakan tentang Oma dan juga kakak angkatnya yang bernama Teandra. Aku sangat yakin, hanya mereka berdualah yang menyayangi Alana dengan tulus.

Rasa kecewaku kian membesar ketika Alana tidak berusaha untuk memperjuangkan hubungan kami sedang aku sendiri sudah siap bertemu dengan keluarganya. Berniat berkata jujur bahwa kami memiliki hubungan lebih dari sekedar sahabat.

Sayangnya, Alana selalu menolak dan dari sanalah kesalahan fatalku bermulai. Aku memutuskan hubungan dengannya, tidak hanya sebagai kekasih melainkan sebagai sahabatnya.

Sebenarnya aku tidak membencinya. Sama sekali tidak bisa membencinya. Aku hanya kecewa terhadapnya dan sialnya egoku terlalu tinggi lebih dari apapun.

Menikah dengan Aluna adalah kesalahan fatal yang pernah aku lakukan. Meskipun wajahnya mirip dengan Alana bukan berarti aku bisa mencintainya. Bahkan setiap harinya rasa cintaku terhadap Alana kian membesar hanya saja aku menutupi itu semua dibalik kata benci dan kata-kata itu seharusnya tidak keluar mulutku saat aku memutuskan hubungan dengan Alana.

Aku tahu dia juga sama kecewanya sepertiku karena pada saat itu aku meninggalkannya yang sedang menangis seorang diri. Lihat, betapa pengecutnya seorang Jefri?

Aku mengaku bahwa aku sangat payah.

Setelah menikah, aku jarang bertemu dengan Alana di kediaman Wijaya karena aku mendengar dari Oma jika dia memilih bekerja part time dan menyewa kost bersama Joana, seorang teman yang sekarang menjadi partner kerja di toko bunganya itu.