Perkenalan

5.7K 193 0
                                    

Hai namaku Alana, bolehkah aku berkeluh kesah di dunia oren ini? Jujur saja aku merasa tidak sanggup untuk melanjutkan hidupku lagi. Bahkan aku sudah tidak memiliki semangat untuk hidup karena semua orang yang aku sayangi telah pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya. Papa, Mama dan baru-baru ini kakak kembarku pun pergi meninggalkanku seorang diri.

Kakak kembarku — Kak Luna, meninggal dunia karena pendarahan hebat setelah melahirkan putra pertamanya yang bernama Yuno. Sedangkan kedua orang tua kami meninggal dunia dalam kecelakaan mobil ketika kami mulai memasuki kelas XII, setelahnya kami diadopsi oleh sahabat Papa yaitu keluarga Wijaya sampai dengan saat ini.

Di masa SMA, aku tidak memiliki banyak teman pasalnya aku memiliki kepribadian yang bisa dikatakan "introvert" berbanding terbalik dengan Kak Aluna yang memiliki banyak teman karena dia termasuk anak yang supel dan famous di sekolah maupun di kampus tempat dirinya menimba ilmu.

Sahabat Papa yang sekarang kami sebut dengan panggilan Ayah memiliki satu anak laki-laki bernama Teandra. Aku biasa memanggilnya dengan sebutan Kak Ten sedangkan Kak Aluna biasa memanggil Kak Ten dengan sebutan Kak Andra. 

Beruntungnya Kak Ten sama sekali tidak pernah membeda-bedakan rasa kasih sayangnya kepada kami. Saat pertama kali kami menginjakkan kaki di kediaman keluarga Wijaya pun semua penghuni rumah tersebut sangat menerima kehadiran kami, termasuk Oma dari Kak Ten, tetapi tidak dengan Bunda.

Bunda Kak Ten hanya peduli kepada Kak Aluna karena menurut beliau, Kak Luna harus mendapatkan perhatian lebih, sebab Kak Aluna mengidap penyakit sejak kecil sehingga Bunda berpikir aku jauh lebih bisa mandiri ketimbang kembaranku sendiri.
         
Kak Aluna mempunyai suami bernama Jefri yang dulunya adalah mantan sahabat sekaligus mantan kekasihku. Entahlah aku tidak pernah mengetahui ada istilah mantan sahabat karena sebutan itu kakak iparku sendiri yang mencetuskan.

Kalian pasti penasaran mengapa hubunganku dengan Jefri merenggang bukan?

Baiklah, akan aku ceritakan di lain kesempatan. Untuk saat ini yang menjadi masalah terbesarku adalah Oma yang memintaku untuk menikah dengan Kakak iparku sendiri. 

Jika boleh  jujur, aku tidak bisa menolak permintaan Oma karena permintaan Oma adalah mutlak bagi keluarga Wijaya termasuk Jefri yang sudah menjadi bagian dari keluarga kami.

Aku tahu betul jika Jefri membutuhkan sesosok istri untuk membesarkan putranya yang baru lahir. Namun, banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepala. Mengapa Oma meminta Jefri untuk turun ranjang? Mengapa Oma tidak menjodohkan Jefri dengan wanita baik-baik yang ada di luaran sana? Dan aku yakin sekali pasti banyak wanita yang bersedia dinikahi seorang duda seperti Jefri.     

Pada awalnya sempat aku berpikir untuk menolak permintaan Oma karena aku sendiri sudah memiliki rencana menikah dengan kekasihku, namanya Daniyel Marklee. Sayangnya, impianku itu harus kandas ketika Jefri menyetujui permintaan Oma untuk melakukan turun ranjang dengan alasan yang tidak bisa aku pahami sampai detik ini.      

"Aku menikahi kamu bukan berarti aku menerimamu. Kamu saudara kembar istriku, jadi aku yakin kamu bisa merawat Yuno dengan baik seperti Ibunya. Fokusmu hanya dengan Yuno. Kamu sama sekali tidak berhak untuk ikut campur urusan pribadiku. Kamu harus ingat ini baik-baik, aku menikahimu karena terpaksa." 

Lantas apakah aku bahagia?

Jawabannya entahlah.

Aku bahagia karena aku akan menikah dengan laki-laki yang masih aku cintai hingga detik ini tapi sayangnya laki-laki yang aku cintai itu tidak pernah menganggap kehadiranku di sekitarannya.

Apa aku terlihat tak kasat mata baginya?

Sebenci itu kah dia terhadapku? Mungkin aku memang pantas diperlakukan demikian.     

Jefri sempat menyarankan aku untuk menikah secara diam-diam bersama Mark karena dia akan membeli rumah baru untuk kita tinggali nantinya dengan tujuan kebebasan. Menurutnya bebas dalam pengertian bisa bergonta-ganti pasangan sesuka hatinya tanpa ketahuan oleh Oma, Bunda dan pihak keluarga.

Apa dia gila? Mungkin saja dia semakin gila karena Jefri sahabat yang kukenal dahulu memang sedikit gila. Pria itu terkenal dengan predikat playboy seantero kampus dan kandidat ke duanya adalah Tian.
         
Coba saja tanyakan padanya, berapa jumlah mantan pacarnya itu, sudah dapat dipastikan Jefri tidak akan mengingatnya karena dirinya yang tidak akan sanggup untuk menghitung berapa banyak angkanya. Dalam waktu sehari saja dia bisa berkencan dengan lima wanita sekaligus, bukankah itu gila? 

Lalu, apakah kekasih-kekasihnya itu tahu jika mereka diduakan, ditigakan, dan seterusnya?

Jawabannya iya. 

Aku yakin mereka semua tahu jika Jefri berselingkuh, tetapi mereka tidak ingin diputuskan atau memutuskan. Hanya satu dari sekian banyak pacar Jefri yang berani memintanya untuk putus. Namanya Sandra, hebatnya dia berani memberikan hadiah tamparan di kedua pipi Jefri sebagai salam perpisahan dan aku masih ingat betul bagaimana kesalnya Jefri saat itu.  

"Jangan salahkan aku, Al. Mereka sendiri yang mau aku perlakukan seperti itu."

Sebentar, aku mendengar suaru pintu kamarku terketuk dan cerita hidupku akan kita mulai dari sini. Semoga kalian bisa memberikanku semangat untuk menjalani hidup ini. Bantu aku juga untuk bersabar dalam menghadapi Jefri kelak dan tolong berikan aku saran juga ketika aku membutuhkannya.

Kalian yang membaca ini adalah teman-temanku. Boleh kan kita berteman? Terima kasih sebelumnya karena sudah mau membagi waktu untuk membaca keluh kesah yang aku rasakan.

Jangan lupa untuk beri komentar dan klik bintang ya dengan begitu kalian memotivasi agar hidupku lebih baik. Aku sayang kalian. XOXO


Salam sayang,

Alana Syifa Wijaya






Brother In Law | Jung Jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang