Hari ini pun tiba, hari dimana acara pernikahanku dengan Jefri digelar. Pernikahan yang berlangsung secara sederhana dan terbilang cukup lancar. Pestanya pun sudah berakhir dari sejam yang lalu.
Kami — maksudku Aku, Jefri dan Yuno sudah sampai di rumah baru yang dibelikan oleh Jefri. Dia sendiri yang meminta ijin kepada keluarga Wijaya untuk menempati rumah ini dan membawaku beserta Yuno.
Yah, aku sangat paham mengapa dia membawaku dan Yuno tinggal di rumah yang berbeda dengan keluarga Wijaya. Kalian juga pasti mengerti kan karena aku sempat membahas terkait ini sebelumnya.
Ku perhatikan sudut ruangan secara lamat-lamat. Terkesan minimalis tapi cukup luas di dalamnya. Perabotan di dalam rumah ini juga tidak terlalu banyak. Jefri termasuk orang yang tidak mau repot.
Langkahnya berhenti tepat di depanku. Dia berbalik menatapku yang masih setia berdiri di belakangnya. "Pilih kamarmu sendiri. Kamarku ada di lantai bawah dan jangan pernah masuk ke kamarku. Bawa Yuno ke kamarmu bila perlu."
Ok, baiklah.
Aku hanya menatapnya dalam diam. Apa dia berpikir aku mau menginjakkan kaki ke kamarnya? Konyol sekali.
"Aku akan menuliskan apa saja yang boleh kamu lakukan dan apa saja yang tidak boleh kamu lakukan. Dan perlu kamu ingat, aku tidak suka jika kamu membantahku."
Peraturan kedua.
Dia kembali ingin membuka suara membuatku merotasikan mata malas. Kenapa harus banyak sekali aturan untuk tinggal di rumah ini?
Astaga. Rasanya aku ingin menyusuli Mark saja.
"Aku tidak akan melarangmu untuk berteman dengan siapapun asal mereka wanita. Tapi aku sangat melarangmu untuk berteman dengan pria karena orang-orang kantorku mengetahui jika kamu adalah istriku."
Hah? Yang benar saja.
Peraturan macam apa ini?
Bagaimana bisa dia securang itu?
"Mulai saat ini jaga sikapmu karena kamu berstatus sebagai Ibu dari Yuno. Aku akan memenuhi semua keperluanmu dan juga Yuno. Apapun yang kamu minta pasti akan aku penuhi."
Peraturan ke empat. Aku terus mengitung aturan-aturan yang dia buat. Sekedar ingin tahu berapa banyak dia membuat aturan-aturan aneh seperti ini.
"Satu lagi, jangan pernah mencampuri urusanku termasuk melarangku membawa wanita lain ke rumah ini."
Aturan ke lima.
Apa sudah?
Aku masih menunggu dirinya mengeluarkan peraturan selanjutnya.
"Kamu mengerti semua yang aku katakan?" tanyanya.
Apa dia berpikir aku tidak pintar sampai tidak mengerti semua yang diucapkannya barusan? Lama-lama aku bisa kena darah tinggi bila terus-terusan seperti ini.
Baiklah, sudah saatnya aku memberikan ancaman kepadanya. Dia pikir dia siapa?
"Apapun yang akan kamu lakukan, terserah padamu. Lakukan saja apa maumu. Aku tidak akan mencampuri urusanmu secuil pun. Tapi, kalau sekali saja kamu mengasariku ataupun Yuno, aku tidak akan segan-segan untuk pergi dari rumah ini dengan membawa Yuno bersamaku. Kamu masih ingat kan kalau aku benci dikasari? Lakukan apapun sesukamu asal tidak yang satu itu."
Ku tatap raut wajahnya yang tanpa ekspresi itu. "Dan satu lagi, mungkin kamu memang berstatus sebagai suamiku tapi tidak dengan adanya skinship di antara kita. Seperti apa yang kamu bilang tempo hari, aku hanya bertugas menjaga Yuno saja tidak lebih." Setelah sedikit memberinya pelajaran aku berlalu meninggalkan dia yang sedang termangu menatapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother In Law | Jung Jaehyun ✔️
FanfictionSEBELUM BACA FOLLOW YUK••• Ini kisahku yang dinikahi oleh kakak iparku sendiri sekaligus mantan sahabatku dan juga mantan kekasihku. . . Perhatikan ⚠️ pada tiap judul part, mohon bijak dalam membaca. #1 Jefri (20.5.2021) #1 Brotherinlaw (26.11.2021)...