Sesuka Hati

1.1K 121 0
                                    

Coba kalian pikirkan hal apa yang membuatku gila sekarang? Setelah Jefri menghubungiku untuk memintaku pulang, tentu saja aku menolaknya karena tiba-tiba Tian memutuskan untuk bertemu denganku setelah Dirga meminta pendapat mengenai konsep acara.

Saat ini aku ada di sebuah cafe bersama tiga orang laki-laki. Jangan kalian kira satu orang laki-laki lain itu adalah asisten Tian.

Laki-laki yang sekarang ada di sampingku ini adalah Jefri.

Gila bukan?

Aku juga tidak tahu mengapa tiba-tiba dia bisa menyusulku ke cafe tempatku berdiskusi dengan Tian dan Dirga padahal aku sudah mengatakan padanya bahwa aku tidak bisa pulang karena ada pelanggan yang ingin bekerja sama denganku.

Setelah aku membalas pesannya dan memberitahukan bahwa aku tidak bisa pulang, tanpa menunggu lama dia segera menghubungiku, tidak lupa juga dengan kalimat menyebalkan yang terlontar darinya.

"Aku sudah memberitahumu sebelumnya kan? Kamu harus sudah ada di rumah sebelum aku pulang. Kalau kamu seperti ini, aku bisa saja tidak  mengijinkanmu untuk bekerja lagi setelah ini."

"Jef, tolong mengerti. Aku sedang mengurus tokoku sebentar. Ada pelanggan yang ingin bekerja sama denganku."

"Bukankah ada Joana di sana? Dia bisa kamu andalkan, Alana. Jangan diperumit dengan tingkahmu yang seperti ini."

"Justru karena Joana tidak bisa mengatasi masalah ini. Maka dari itu harus aku yang mengurusnya. Aku janji setelah pertemuan ini selesai, aku akan pulang ya? Lagipula pemilik perusahaan tersebut terlalu perfect. Aku benar-benar harus turun tangan untuk kali ini, Jef."

"Siapa pemiliknya?"

"T-Tian."

"Di mana kalian akan meeting?"

"Cafe Neo. Aku titip Yuno. Terima kasih Jef."

Itulah percakapan kami beberapa menit yang lalu ketika aku menolak permintaannya untuk pulang.  Apa mungkin seorang Tian yang menjadi alasan untuk dirinya sampai di tempat ini?

Jefri tidak berpikiran jika aku hanya berdua bersama Tian saja kan? Apa dia juga mengetahui jika tidak hanya Tian yang sedang bersamaku. Ada Dirga di hadapanku sekarang, laki-laki yang selalu dicemburui oleh Jefri saat kita masih menjadi sepasang kekasih dulu.

Persetan dengan kehadiran Jefri di tengah-tengah kami. Aku mencoba kembali fokus dan membuka percakapan pertama dengan Tian. "Lalu bagaimana dengan konsep yang ingin kamu ajukan, Tian?"

"Indoor, dihadiri banyak kolega dan para petinggi. Akan lebih baik jika menggunakan satu warna bukan?" tanyanya.

"Apa tidak terlalu mati nantinya? Aku bisa combine dengan beberapa warna, itu akan lebih baik. Bisa aku meminta contact penanggungjawab acaranya?"

"Kamu bisa berdiskusi denganku secara langsung karena kami belum bekerja sama dengan vendor mana pun, baru kamu saja." Ucapan Dirga membuatku termangu.

Yang benar saja?

"Kapan acaranya?" tanyaku lagi.

"Dua hari lagi,"  jawab Tian santai.

"Kau gila?!"

Suara yang ditimbulkan oleh Jefri membuatku terkejut. Aku melirik ke arahnya sebentar.

Ada apa dengannya? Seharusnya aku yang terkejut bukan dia.

Bagaimana bisa mereka belum bekerja sama dengan vendor lain, mengingat acara akan diselenggarakan Lusa. Aku pun tidak tahu berdiskusi dengan siapa nanti kalau mereka sendiri belum menemukan tim untuk mengkoordinir acara mereka.

Brother In Law | Jung Jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang