Kavin Alister Bagaskara

1.4K 178 27
                                    

Dikediaman Kavin Alister Bagaskara.
Kediaman yang memiliki berbagai keindahan dan tentunya mahal, mempunyai pahatan dan arsitektur yang sempurna, terdapat keluarga Bagaskara yang tengah mengisi tenaganya dimeja makan.

Ya gimana ga sempurna rumah pengusaha terkaya diIndonesia, pemilik sekolah, dan pabrik besar di Tokyo, bayangin deh seberapa kekayaannya.

"Vin, gimana jadi pindah hari ini?"tanya Irene memastikan putra semata wayangnya.

"Gatau."

"Jadii harus jadii!"sahut Bagas.Ia memang menginginkan anaknya sekolah di SMA TARUNASIAN, yaitu sekolah yang sudah menjadi kepemilikannya.Selain karna sekolah itu miliknya,Dia juga bisa mengawasi Kavin. Dengan kata lain, Kavin sudah berada diatas kendalinya.

"Iya gapapa sayang, toh sekolahan papa juga," jawab Ilona meyakinkan anaknya yang kelihatan tidak bersemangat menjalani hidup.

"Nah justru itu maa, kalo aku sekolah di sana pasti banyak aturan dan mungkin dikekang. ah anjir!"batin Kavin frustasi tapi Kavin lebih memilih diam.

Suatu hal yang sangat menyebalkan dan seharusnya harus dihindari menurut Kavin. Yaitu sekolah di sekolahan penjara. Sekolah dengan seribu peraturan didalamnya.

"Teyuus acu ga pindah sekolah pa?"tanya Reina, sosok Gadis kecil yang masih menduduki bangku paud.

"Ga sayang, kamu masih sekolah ditempat sama," balas Bagas sambil mengelus pucuk kepala anak bungsunya itu dan dibalas anggukan semangat.

"Nanti kamu berangkat sama papa," kata Bagas yang ditunjukan untuk Kavin yang tengah menunjukan raut tak sukanya. Saat ini yang dipikiran Kavin hanyalah bebas dari jeratan papanya.

"Gausah,nanti Kavin berangkat sama temen temen, mereka juga mau ikut pindah."

"Solid banget kawan kawan sinting lo," ledek Inara yang terkekeh melihat adik pertamanya ini kesel. Selain Laura yang suka mengusili Danial, ternyata Irene pun seperti itu.

"Brisik banget congor lo."

"Udah ah gue ada kelas pagi, Ma.. paa.. Inara duluan ya, jagain tu si tampan ntar ngamuk," pamit Inara yang dibalas tatapan tajam oleh Kavin.

"Iya hati hati."

"Adek kak Irene yang manis, cantik kayak kakak,Kakak berangakat dulu yaa cantik."

"Emang kak Iyen cantik?" tanya Reina cadel dengan serius.

"Ya iyalah Reina, kalo ga cantik ya bukan kakaknya Reina lah," kesal Irene karna perkataan adik kecilnya itu cukup menguras emosi. Kalo bukan adik kesayangan keluarga sudah dipastikan Reyna akan dibuang ditempat sampah, saking kesalnya Irene.

"Bacot aja ga cantik," seru Kavin yang kesal dengan kakaknya.

"Ganteng aja ga bacot, wlee," ledek Irene yang kemudian mendapat tatapan tajam dari Kavin. Tatapan yang dapat melumpuhkan nyali lawannya dengan sekejap mata, tapi itu tidak berlaku pada irene.

"Kabur!!!" teriak Irene yang langsung lari keluar rumah takut macan gantengnya ini ngamukk. Sebuah ancaman jika Kavin sampai murka pada Irene, bukan hanya marah tapi mungkin Kavin akan ngamuk pada Irene.

"Udah gausah cemberut, Sekolahan papa nanti lebih nyaman dari sekolah kamu dulu,"seru Bagas meyakinkan.

"Iyaa."

Kavin memang terpaksa pindah karna tingkahnya yang membuat dia hampir di drop out dari sekolah lama nya. Dan dari kejadian itu dia berjanji akan pindah ke sekolah papanya.

BEAUTY CHARMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang