New Version.
Cerita ini di up dengan versi terbaru.
Happy Reading.
Bali, Indonesia.
Revan Hammas, pria berusia 30 tahun yang kini sedang fokus memeriksa berkas berisi hasil pemeriksaan pasiennya. Suara ponsel membuat Revan menghentikan pekerjaannya. Mengambil ponsel di saku jas dokternya, melihat Papanya yang menghubungi, Revan langsung mengangkat panggilan itu.
"Hallo Pa," ucap Revan.
"Kamu gak lupa 'kan, kalau Sabtu nanti kamu ke Jepang menghadiri acara peresmian rumah sakit milik klien kita?" tanya Gevan.
"Iya, Pa. Revan gak lupa," jawab Revan.
"Okay. Take care, Son," ucap Gevan.
Panggilan berakhir. Revan meletakkan ponselnya di meja, lalu kembali fokus memeriksa hasil pemeriksaan pasiennya.
Tok... Tok... Tok.
"Masuk," ucap Revan.
Cklek.
Pintu terbuka, seorang suster masuk ke dalam ruangan Revan.
"Ini berkas terbaru yang Anda minta, Dokter," ucap suster memberikan map pada Revan.
"Terima kasih, Sus," balas Revan menerima map itu.
"Kalau begitu saya permisi, Dokter," ucap suster.
Revan mengangguk, setelah suster itu keluar dari ruangannya, tidak lama, pintu ruangannya kembali terbuka. Revan menatap kesal pria yang sudah masuk ke dalam ruangannya.
"Lu tuh Dokter, tapi gak punya sopan santun," cetus Revan.
"Ya elah marah-marah aja lu," balas Kevin santai.
Kevin Pratama, adalah sahabat Revan sejak Sekolah Menengah Pertama. Walaupun sempat berpisah saat kuliah, karena Revan kuliah di luar negeri, sementara Kevin tetap di Indonesia. Profesi keduanya sesama dokter, membuat Revan meminta Kevin menjadi dokter di rumah sakit milik keluarganya.
Selain menjadi dokter di rumah sakit milik keluarga Revan, Kevin juga dokter pribadi keluarga Revan. Bagi kedua orang tua Revan, Kevin sudah seperti anak mereka.
Kedua orang tua Revan sampai meminta Kevin memanggil Papa dan Mama. Begitu pun kedua orang tua Kevin, meminta Revan memanggil Ayah dan Bunda.
"Ngapain lu ke sini?" tanya Revan.
"Gue mau kasih tau, kalau Sabtu gue gak bisa ikut ke Jepang," jawab Kevin yang kini sudah duduk di sofa tidak jauh dari meja kerja Revan.
"Cuma itu yang mau lu kasih tau?" tanya Revan.
"Sekalian mau ajak lu makan siang," jawab Kevin.
"Gue masih banyak kerjaan, gue nitip aja sama lu," ucap Revan.
"Ck. Kebiasaan banget sih lu masih kerja di jam makan siang," decak Kevin.
"Gak usah bawel, udah sana beli makan," usir Revan.
Kevin bangun dari duduknya, menggelengkan kepalanya melihat Revan sudah kembali memeriksa berkas.
Setelah Kevin keluar dari ruangannya, Revan semakin serius membaca setiap kalimat yang ada di dalam berkas, menjadi seorang dokter membuatnya harus sangat teliti, karena berhadapan dengan nyawa orang lain.
***
Tokyo, Jepang.
Rania Maeda, perempuan berdarah Indonesia-Jepang, berusia 25 tahun, merupakan seorang pengacara terkenal. Memiliki tatapan mata yang tajam dan pembawaan yang tegas, membuat Rania disegani banyak orang.
Suara pintu terbuka, membuat Rania menghela napas, karena sudah tahu siapa yang datang, hanya dua orang yang berani masuk ke dalam ruangnya tanpa mengetuk pintu.
"Ran, lu tuh sengaja ya gak balas chat gue," ucap perempuan yang kini duduk di hadapan Rania.
"Gue udah bilang, gue gak mau datang ke pesta itu," tegas Rania sambil menutup berkas di tangannya, lalu menatap perempuan di hadapannya.
Ocha Ozawa, perempuan cantik asli Jepang, sahabat Rania dari kecil. Kedua orang tua mereka bersahabat, membuat kedua orang tua Ocha menyayangi Rania seperti anak sendiri.
Itulah yang membuat Rania dan Ocha berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia, agar tidak ada yang mengerti pembicaraan mereka.
Walaupun lahir dan besar di Jepang, Rania tetap diajarkan beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia, meskipun Rania belum pernah ke Indonesia.
Ditambah profesinya sebagai pengacara, membuat Rania harus bisa menguasai beberapa bahasa asing, agar memudahkannya berkomunikasi, karena dirinya tidak hanya menjadi pengacara di Jepang.
"Ran, please. Sekali ini aja, lu 'kan juga diundang," ucap Ocha dengan wajah sangat berharap.
"Ck. Lu sama Benji aja deh," balas Rania.
Benji Yamazaki, pria berdarah Jepang-Australia itu berusia 3 tahun lebih tua dari Rania dan Ocha. Benji adalah senior Rania dan Ocha saat di kampus.
Berwajah Asia seperti sang Ayah, tapi ketampanan Benji tidak perlu diragukan lagi, banyak perempuan yang tergila-gila padanya.
Mereka berkenalan saat Rania dan Ocha magang di Firma Hukum milik keluarga Benji. Kinerja keduanya sangat baik dan memuaskan, membuat keduanya langsung diminta bekerja sebagai pengacara di sana saat lulus dari Organisasi Advokat dengan lulusan terbaik. Terbukti dalam satu tahun Rania dan Ocha sudah berhasil memenangi berbagai macam kasus.
"Benji mau ke Jakarta," ucap Ocha.
Rania mengerutkan keningnya. Jakarta adalah salah satu cabang di mana Yamazaki and Partners berada, tapi Benji sangat jarang ke sana. Sama seperti Rania dan Ocha, Benji juga menguasai beberapa bahasa, salah satunya bahasa Indonesia. Itulah yang membuat ketiganya nyambung saat berbicara bahasa Indonesia.
"Tumben, ada klien dari sana?" tanya Rania.
"Ck. Itu gak penting, intinya lu harus datang ke pesta Sabtu nanti," jawab Ocha.
"Iya-iya gue datang," ucap Rania mengalah.
Sangat mengenal Ocha, membuat Rania memilih mengalah, karena sahabatnya itu tidak akan berhenti bicara sampai dirinya setuju.
"Nah gitu dong. Sabtu gue jemput," balas Ocha.
"Gue berangkat sendiri aja," tolak Rania.
"Gak ada penolakan. Gue takut tiba-tiba lu banyak alasan supaya gak datang," ucap Ocha.
Rania menghela napas, Ocha dengan sifat keras kepalanya tidak akan bisa dibantah.
"Terserah lu, Cha. Udah sekarang lu pergi, gue mau kerja lagi," usir Rania.
Ocha tersenyum senang menatap Rania, sahabatnya itu walaupun galak dan tegas, tapi sangat baik.
"Okay. Bye, Darling," ucap Ocha sebelum keluar dari ruangan Rania.
Rania menggelengkan kepalanya melihat pintu ruangannya sudah tertutup, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Happiness [END]
Romance🔞 WARNING 🔞 #Marriage Series 2 Berawal dari pertemuan tidak sengaja, yang menyebabkan kejadian tidak terduga, membuat keduanya saling terikat. Menikah adalah cara untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Berharap pernikahan itu bisa berjala...