Part 4 - Wangi Bunga Mawar

13.2K 707 14
                                    

Happy Reading.









Bali, Indonesia.

Sudah mulai bisa kembali bekerja, setelah libur selama 3 hari, sudah terhitung 1 minggu, Revan mengalami mual dan muntah.

Tapi anehnya, Revan mual dan muntah hanya ketika mencium wangi tertentu, hidungnya menjadi sangat sensitive terhadap wangi sesuatu.

Dari mulai sabun, shampoo, sampai parfum, dan berbagai masakan yang banyak menggunakan bumbu dan rempah,

Ada satu wangi yang berhasil membuat Revan tidak mual, bahkan dirinya menjadi tenang ketika mencium wangi itu.

Wangi bunga mawar.

Revan mencium wangi itu saat ke rumah orang tuanya, ternyata wangi itu dari lilin. Revan langsung bertanya pada Mamanya, di mana beli lilin itu.

Awalnya Mamanya bingung dengan pertanyaan Revan, tapi Revan berkata dirinya hanya ingin tahu, beruntung Mamanya percaya. Saat perjalanan pulang, Revan membeli lilin seperti itu.

Teringat sesuatu, Revan ingat bahwa wangi bunga mawar adalah wangi perempuan itu, saat dirinya mencium setiap titik tubuh perempuan itu, wangi bunga mawar yang tercium.

Mengingat itu, Revan semakin pusing, jika benar perempuan itu hamil anaknya, tidak ada pilihan selain harus bertanggung jawab, tapi sampai saat ini dirinya belum berhasil menemukan perempuan itu.

Cklek.

Suara pintu terbuka, membuat Revan kembali tersadar dari lamunannya. Seperti biasa, Kevin masuk tanpa mengetuk pintu.

"Ck. Sopan santun lu benar-benar udah hilang ya?" tanya Revan ketus.

"Sensitive amat sih lu, kaya perempuan lagi PMS," jawab Kevin sambil duduk di hadapan Revan.

"Setelah lu ngomong sembarangan gue kaya orang hamil, terus sekarang PMS, mulut lu makin sembarangan aja," ucap Revan masih terdengar ketus.

"Ckck, kayaknya lu butuh libur lebih lama, udah kebangetan stress lu ya, sampai gak bisa diajak bercanda," balas Kevin mencibir.

"Terserah lu. Sekarang ngapain lu ke sini?" tanya Revan, memilih mengakhiri pembicaraan tidak penting itu.

"Prita mau cerai," ucap Kevin dengan suara dan wajah serius. Revan langsung mengangkat satu alisnya.

"Terus lu mau nikah sama dia, setelah dia resmi cerai?" tanya Revan sambil bersandar di kursi, dengan tangan terlipat di dada.

"Ck, gak gitu. Gue kasihan sama dia, mau cerai aja pakai banyak pengacara, suaminya juga pakai banyak pengacara terkenal," jawab Kevin, melempar majalah ke meja.

Revan mengambil majalah itu, lalu membukanya. Lembar pertama sudah berhasil membuat jantung Revan berdegup dengan cepat, mendadak dirinya menahan napas, melihat foto perempuan yang dirinya cari berada di majalah itu.

"Lu kenapa?" tanya Kevin melihat wajah Revan menjadi tegang.

"Dia pengacara Prita?" Revan malah bertanya balik, mengabaikan pertanyaan Kevin.

"Iya. Rania Maeda, pengacara dari Jepang," jawab Kevin.

"Kenapa Prita pakai pengacara dari Jepang?" tanya Revan lagi.

"Mana gue tau, dan emang kenapa sama pengacara itu? Lu kenal? " tanya Kevin menatap Revan curiga.

"Gak usah kepo, jadi lu ke sini cuma buat kasih tau kalau mantan pacar lu mau cerai? Ckck... masih aja ngurusin hidup mantan," ucap Revan mencibir.

Marriage Happiness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang