Part 13 - Jakarta

9.9K 690 28
                                    

Happy Reading.









Terbangun saat mendengar suara ponsel yang terus berbunyi, Rania menyadarkan dirinya, sampai matanya terbuka. Rania melepaskan pelukan Revan dengan pelan, lalu mengambil ponselnya di nakas. Melihat Benji yang menghubunginya, Rania langsung mengangkatnya.

"Ya Ben," ucap Rania dengan suara serak.

"Lu sakit?" tanya Benji khawatir.

"Enggak, gue baru bangun," jawab Rania. Terdengar Benji langsung bernapas lega.

"Gue udah kirim semua berkas Prita Dirgantara ke email lu, kalau udah sampai Jakarta kabarin gue, kemungkinan gue bisa nyusul lu minggu depan," ucap Benji.

"Ok," balas Rania berusaha untuk duduk.

"Jadi lu akan tinggal di mana?" Tanya Benji.

"Belum tau, nanti gue kabarin lagi," jawab Rania sambil melirik ke Revan yang ternyata sudah bangun.

"Ok, kalau lu butuh sesuatu kabarin gue aja."

"Ok. Thank you, Ben."

"Harusnya gue yang thank you, dan sorry lu harus berangkat dadakan dalam kondisi hamil."

"It's ok."

"Take care, Ran," ucap Benji. Panggilan pun berakhir.

"Morning," ucap Revan sambil bangun dari posisi tidurnya.

"Morning, aku buat kamu kebangun ya?" tanya Rania.

"Enggak, aku udah kebangun saat kamu angkat tangan aku," jawab Revan.

"Kamu mau sarapan apa? Aku takut kamu bosan makan roti," tanya Rania.

"Aku gak apa-apa makan roti," jawab Revan.

Rania mengangguk, lalu turun dari ranjang sambil mengikat rambutnya dalam satu ikatan.

"Aku mandi dulu," ucap Rania.

Revan ikut turun dari ranjang, lalu menahan tangan Rania, membuat Rania menoleh.

"Aku gak akan bahas yang kemarin, tapi aku mohon jangan seperti kemarin lagi, apa pun yang ada di dalam pikiran kamu, itu belum tentu terjadi," ucap Revan, lalu merengkuh pinggang Rania.

Revan menundukkan wajahnya. Tidak menghindar, Rania membiarkan Revan melakukan apa yang ingin dilakukan.

Bibir keduanya menempel, Revan melumat dengan lembut bibir Rania, langsung dibalas oleh Rania. Hanya beberapa kali keduanya saling melumat, ciuman terlepas, kening keduanya menempel.

Saling tersenyum sesaat, lalu memisahkan diri. Revan membiarkan Rania melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi, sementara dirinya menuju walk in closet mengemasi barang-barangnya.

Sudah selesai mengemasi barang-barangnya, Revan melihat Rania memasuki walk in closet hanya dengan menggunakan bathrobe. Lagi-lagi Revan harus menahan diri melihat Rania seperti itu.

Marriage Happiness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang