Part 6 - Menemui Rania

12.1K 709 24
                                    

Happy Reading.









Tokyo, Jepang.

Selama penerbangan menuju Jepang, Revan terus melihat foto-foto terbaru Rania, dirinya benar-benar seperti penguntit kehidupan Rania. Semua foto yang Revan lihat, lagi-lagi tidak ada yang menunjukkan Rania tersenyum.

Penerbangan berjalan lancar, Revan sampai di Jepang jam 8 malam waktu Jepang. Revan memilih menginap di hotel yang tidak jauh dari gedung Yamazaki and Partners.

Tidak ada yang tahu ke mana Revan pergi, dirinya hanya bilang akan berlibur, beruntung schedule-nya tidak padat, dan bisa dialihkan ke dokter lain.

Revan akan menemui Rania besok pagi di kantor Yamazaki and Partners, dirinya sudah membuat janji temu dengan Rania.

Entah kenapa perasaan Revan menjadi tidak karuan ingin bertemu Rania, memikirkan segala kemungkinan yang dapat terjadi saat dirinya dan Rania bertemu nanti.

Bahkan Revan sampai tidak mengantuk, padahal selama di penerbangan dirinya tidak tidur. Memaksakan diri untuk tidur, agar besok dirinya tidak kesiangan, Revan berharap semua berjalan lancar.

***

Sudah selesai bersiap, karena tujuannya adalah Firma Hukum, Revan memilih menggunakan jas sebagai luarannya.

Orang kepercayaannya sudah mengabari bahwa Rania sudah sampai di kantor. Revan memilih mengemudi sendiri.

Setelah memarkirkan mobil, Revan keluar dari mobil, merapikan jas-nya, lalu melangkah memasuki lobby.

Revan menghampiri meja resepsionis, dua orang resepsionis menyapa Revan dengan bahasa Inggris, Revan justru membalas menggunakan bahasa Jepang, membuat kedua resepsionis itu terlihat kaget.

Setelah mengatakan tujuannya ingin bertemu Rania, resepsionis meminta waktu sebentar untuk menghubungi Rania. Setelah panggilan berakhir, salah satu resepsionis langsung mengarahkan Revan untuk ikut dengannya.

Memasuki lift, tidak ada siapa pun di lift itu, pintu lift tertutup, resepsionis menekan angka 15. Lift naik dengan cepat, hingga berhenti di lantai 15.

Ting.

Pintu lift terbuka, Revan dan resepsionis keluar dari lift. Revan melihat ada beberapa ruangan di sana, Revan mengikuti resepsionis menuju salah satu pintu yang ada di sana. Saat melihat ada nama Rania di depan salah satu pintu, Revan menghentikan langkahnya.

"Saya akan masuk sendiri. Terima kasih sudah mengantar saya," ucap Revan menggunakan bahasa Jepang.

"Baik, Sir. Kalau begitu saya permisi," balas resepsionis itu. Revan hanya mengangguk.

Melihat resepsionis itu sudah masuk ke dalam lift, Revan melanjutkan langkahnya menuju ruangan Rania. Saat sudah di depan pintu, Revan mengetuk pintu itu dengan pelan.

Tok... Tok... Tok.

"Masuk." Terdengar suara dari dalam.

Jantung Revan mendadak berdegup lebih cepat mendengar suara Rania, suara yang 1 bulan lalu dirinya dengar.

Cklek.

Revan membuka pintu, melihat Rania sedang merapikan berkas-berkas di meja, Rania belum melihat ke arahnya. Melangkah masuk ke dalam ruangan Rania, Revan berhenti di depan meja kerja Rania.

Rania mendongak, langsung tersentak kaget melihat Revan yang ada di hadapannya, sampai berkas-berkas di tangannya terjatuh berantakan di lantai, tapi dirinya tidak peduli dengan berkas-berkas itu.

Marriage Happiness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang