Part 11 - Calon Istri

10.6K 751 16
                                    

Happy Reading.









Bangun tidur, pertama kali yang Rania lihat adalah wajah Revan, tidak menyangka dirinya akan seperti ini, mengizinkan pria asing tinggal bersamanya.

Rania merasa kewarasan benar-benar hilang sampai mengizinkan Revan tidur bersamanya, dan konyolnya, dirinya malah merasa nyaman tidur dalam pelukan Revan.

Dengan hati-hati Rania melepas pelukan Revan, lalu turun dari ranjang, melangkah menuju kamar mandi. 20 menit berlalu, Rania sudah selesai mandi, keluar kamar mandi hanya menggunakan bathrobe, ternyata Revan sudah bangun, duduk bersandar di kepala ranjang.

"Good morning," ucap Revan sambil turun dari ranjang.

Revan melangkah mendekat ke arah Rania yang ingin menuju walk in closet.

"Morning," balas Rania.

Melihat Rania keluar dari kamar mandi dengan penampilan seperti itu, membuat Revan harus menahan napas beberapa saat, dirinya pria normal, dan pagi hari adalah waktu pria sangat bergairah, dirinya bisa lepas kendali, jika terus melihat Rania seperti sekarang.

Menahan Rania yang ingin masuk walk in closet, Revan merengkuh pinggang Rania, membuat jaraknya dan Rania semakin dekat.

Cup.

"Ish... kamu belum mandi," ucap Rania cemberut, langsung mendorong Revan.

Terkekeh melihat Rania cemberut, Revan senang melihat Rania bisa bersikap seperti itu padanya.

"Habis aku mandi, aku akan cium bibir kamu sampai bengkak," balas Revan sebelum menuju ke kamar mandi.

Rania menggelengkan kepalanya melihat Revan sudah masuk ke dalam kamar mandi. Rania masih tidak menyangka dirinya bisa sangat mudah mengizinkan Revan masuk ke dalam hidupnya, tapi seperti yang dirinya bilang, bahwa dirinya akan mengikuti keadaan yang ada, karena Revan juga membuatnya nyaman.

Setelah siap dengan penampilannya, Rania keluar dari kamar untuk menyiapkan sarapan. Sementara di kamar, Revan baru keluar dari kamar mandi. Melihat Rania sudah tidak ada di kamar, Revan langsung menuju walk in closet.

Selesai berpakaian, Revan keluar kamar. Revan tersenyum melihat Rania berada di dapur, melangkah mendekat, bersamaan dengan Rania yang juga menoleh ke arahnya.

"Aku cuma buat roti panggang selai cokelat, kamu gak masalah 'kan?" tanya Rania.

"Gak masalah," jawab Revan sambil menarik kursi untuk duduk.

Melihat Rania menyajikan roti panggang dan secangkir teh, membuat Revan tersenyum senang.

"Makasih," ucap Revan. Rania hanya mengangguk, lalu duduk di kursi berhadapan dengan Revan.

"Aku gak bisa libur, dan aku udah gak apa-apa kok," ucap Rania menghentikan makannya.

Revan menghela napas, semalam Rania sudah bilang ingin tetap bekerja, padahal dirinya melarang, dan sekarang, ini lagi yang dibahas.

"Tapi kamu gak boleh sampai kelelahan, dan mulai hari ini aku akan antar-jemput kamu," balas Revan setelah beberapa saat diam. Rania mengangguk.

"Apa kamu yakin akan di sini sampai aku ke Jakarta?" tanya Rania kembali memastikan.

"Ya. Seperti yang aku katakan semalam, tiga bulan udah dihitung sejak kemarin, aku gak mau menyia-nyiakan waktu," jawab Revan.

"Terus selama aku kerja, kamu akan di sini?" tanya Rania lagi.

Marriage Happiness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang