Cinta dan Mata angin : Book Nine

3 1 0
                                    

Cinta dan Mata Angin

Orific by Aomine Sakura

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.

Dilarang copas dan plagiat dalam bentuk apapun!

Selamat Membaca.

"Tunggu sebentar." Atan bangkit dari duduknya dan memberi kode kepada teman-temannya untuk menerima telepon. "Di skorsing?"

"Ya." Kakeknya menjawab. "Tara hampir memperkosa seorang siswi."

"Apa?!"

...

Sebuah mobil berhenti di pelataran parkiran SMA TP. Seorang pria dengan kemeja berwarna biru turun dan membukakan pintu bagi atasannya.

Seorang pria berusia enam puluh tahun keluar dari dalam mobil. Sedangkan Tara keluar dari dalam mobil yang sama.

"Siapa itu?"

"Itu kakeknya Tara?"

"Jadi, kak Tara beneran di skorsing?"

"Padahal kak Atan hari ini pulang dari Jambore."

Tara tidak banyak bicara dan mengikuti langkah kakeknya. Kakeknya bernama Arya Soewondo Saveri. Seorang pengusaha yang telah berkecimpung selama puluhan tahun sebelum akhirnya di teruskan oleh ayahnya.

Beberapa siswa dan siswi memandangi mereka, tetapi Tara tidak peduli dengan hal itu. Ia tetap mengikuti langkah kaki kakeknya menuju ke ruang kepala sekolah.

"Bagaimana bisa kamu sangat tenang seperti itu, Tara?"

Arya melirik cucunya. Di keluarga Saveri, sangat menjunjung tinggi tata krama dan kesopanan. Terkadang sebagai seorang kakek dan kepala keluarga utama dari keluarga Saveri, ia merasa kepalanya sakit ketika menghadapi cucunya yang bernama Oetara Keano Saveri.

Tawuran, rokok dan balapan liar. Arya selalu mendapatkan laporan atas kenakalan yang dilakukan Tara. Berbeda dengan kembarannya, Selatan Keano Saveri yang penurut dan menjadi cucu kebanggan keluarga.

Arya menghentikan langkahnya di depan ruang kepala sekolah. Mengetuk pintu, Arya membuka pintu ruang kepala sekolah dan memandang seorang pria paruh baya duduk di balik meja.

"Selamat pagi, maaf saya baru bisa menghadiri panggilan sekolah pagi ini." Arya berkata dengan sopan dan berwibawa.

"Terima kasih. Silahkan duduk." Kepala Sekolahnya memandang Tara yang tampak diam acuh tak acuh. "Sepertinya, anda sudah tahu alasan mengapa harus datang kemari sepagi ini."

Arya tampak tenang. Ia memandang Tara yang berdiri di sampingnya.

"Bisa saya dengar kronologinya?"

"Pak Maryanto, guru Fisika yang mengajar disini akan pulang ketika mendengar teriakan seorang siswi. Ketika beliau sampai di sumber suara, Pak Maryanto melihat siswi atas nama Anandya Vita bersama dengan Oetara Keano Saveri dengan seragam Anandya Vita yang terbuka dan Oeatara Keano Saveri yang hanya mengenakan kaos."

Cinta dan Mata AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang