Cinta dan Mata Angin
Orific by Aomine Sakura
Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.
Dilarang copas dan plagiat dalam bentuk apapun!
Selamat Membaca.
♡♡♡
"Panasnya."
Seorang gadis berambut pendek mengipas-ngipas wajahnya dengan kipas kesayangannya. Dia menatap saudari kembarnya yang sedang mengikat rambutnya dengan gaya ponytail dan mencari ikat rambut berwarna pink.
"Dasar maniak pinky!" cibirnya.
"Lihat dirimu, bodoh!"
Mengenakan ikat rambut berwarna pink miliknya, dia memandang saudarinya yang memainkan ponsel keluaran terbaru berwarna hitam dengan gaya santainya. Mereka berdua dilahirkan sebagai saudari kembar namun berbeda sifat.
Tentu saja, dia Eastya Zeline Rossaline menyukai segala sesuatu yang berwarna pink dan menurutnya lucu. Sedari kecil, dia dikenal sebagai sosok yang lemah lembut dan manis.
Berbeda dengan kakaknya, Barathya Aurellia Wendeline yang menyukai segala sesuatu berwarna hitam atau ungu. Mulai dari gelang, jam hingga sepatu semuanya berwarna hitam. Kakaknya yang lahir sepuluh menit lebih awal darinya memiliki sifat yang tegas, menyebalkan dan usil.
Tetapi, kakaknya adalah orang yang selalu melindunginya dari hama pengganggu atau teman-temannya yang berniat jahat padanya.
"Huffhh.."
Hidung Zeline mengendus bau yang dibencinya. Dia menolehkan kepalanya dan siap menerkam kakaknya.
"Kenapa merokok di kamarku, hah?!"
Wendeline menghembuskan asap rokoknya dan memandang adiknya dengan pandangan acuh tak acuh.
"Mama sudah mencium bau rokokku. Aku tidak bisa merokok di kamarku."
Zeline merasa kesal. Dibalik sikap menyebalkan milik Wendeline, kakaknya adalah perokok aktif yang sudah mengenal rokok sejak tahun lalu. Memang Wendeline baru mengenal rokok, namun frekuensi merokoknya luar biasa.
"Lalu? Kenapa malah merokok di kamarku?!"
"Hmm? Biar lu juga kena marah." Wendeline tersenyum santai.
"Wendy! Zely! Kenapa lama sekali?! Kalian bisa terlambat ke sekolah!"
Wendeline buru-buru mematikan rokoknya dan Zeline menyemprot kamarnya dengan pengharum ruangan. Wendeline mengambil tasnya yang berwarna hitam dan Zeline memakai tasnya yang berwarna pink.
"Kalian bisa terlambat di hari pertama masuk sekolah."
"Zely terlalu lama memilih ikat rambutnya." Wendy tersenyum dan mencium pipi sang Mama.
"Hmm? Wendy, bau apa ini?"
Wendy menghentikan langkah kakinya dan Zely tersenyum penuh kepuasan. Rasakan itu! Ini baru namanya karma instan.
"Bau apa?" tanya Wendy.
Karine selaku ibu bagi kedua putri kembarnya mendekati putri sulungnya. Hidungnya kembang kempis mencium bau tubuh Wendy.
"Bau rokok.." Karine bergumam. "Serahkan rokokmu, Wendy. Sudah Mama katakan untuk berhenti merokok."
Wendy mengeluarkan rokok dari saku rok abu-abunya dan menyerahkannya pada sang ibu. Karine menghela napas panjang ketika menerim rokok dari tangan Wendy. Sudah berkali-kali dia memergoki Wendy merokok dan menyita banyaknya rokok milik Wendy. Sepertinya putrinya tidak kapok juga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Mata Angin
Teen Fiction"Cinta dan Mata Angin." ©Aomine Sakura ... Oetara Keano Saveri dan Selatan Keano Saveri adalah saudara kembar namun berbeda. Meski wajah mereka sama dan memiliki paras yang tampan, namun kepribadian mereka berbeda. Oetara anak band yang gemar keluar...