Cinta dan Mata Angin
Orific by Aomine Sakura
Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.
Dilarang copas dan plagiat dalam bentuk apapun!
Selamat Membaca.
"Tara? Kenapa kamu duduk disini?"
Karen segera keluar dari mobilnya guna menyapa Tara. Sedangkan Wendy hanya memperhatikannya dari balik jendela mobil milik ibunya. Dalam hati ia bertanya dengan penuh keheranan, mengapa Tara ada disini sekarang?
"Ah. Selamat siang, Tante." Tara menyapa dengan sopan. "Saya mau menjenguk Wendy, tetapi rumah terlihat kosong dan Wendy tidak membalas pesan yang saya kirimkan."
"Aduh, anak ini." Karen mengusap bahu Tara yang kini berdiri di hadapannya. "Sudah berapa lama kamu disini? Sudah makan?"
"Kebetulan belum." Tara memandang Wendy yanga ada di dalam mobil. "Maaf merepotkan, tante."
"Masuklah, masuk." Karen membukakan pintu pagarnya untuk Tara. "Tante mau memasukkan mobil dulu, kamu tunggu di dalam, ya."
Menurut dengan patuh, Tara masuk ke dalam ruang tamu milik keluarga Wendy dan memandang sekelilingnya. Suasana rumah milik keluarga Wendy tidak pernah membuatnya bosan, rumah milik keluarga Wendy begitu hangat dan nyaman, membuatnya selalu ingin datang kesini.
"Kenapa lo ada disini?"
Menolehkan kepalanya, Tara memandang Wendy yang berdiri di depan pintu.
"Gimana kaki lo? Apa kata dokter?" Tara menghiraukan perkataannya Wendy.
"Wendy, Tara sedang bertanya, jawab yang benar." Karen muncul seminari membawa kantong plastik berisi bahan makanan. "Tante mau masak makan siang dulu, ya. Tolong temani Tara ngobrol, Wen."
Dengan perasaan malas, Wendy mencoba duduk di samping Tara. Kakinya masih terasa sakit meski dokter mengatakan kakinya akan segera sembuh meski membutuhkan banyak waktu.
"Gimana kaki lo?" tanya Tara.
"Kata dokter mungkin ini akan sembuh, meski membutuhkan waktu yang lama." Wendy menerawang jauh. "Gimana rasanya di skorsing?"
"Gua sih seneng aja di skorsing." Tara melirik Wendy. "Tapi gua merindukan Oji."
...
"Gua pengen pulang sialan!"
"Woi, Ji! Tahan napa!"
Beberapa teman satu kelas Oji segera menghampiri pemuda yang duduk dengan wajah frustasi itu. Oji di kenal para guru sebagai anak yang suci tetapi salah pergaulan.
Oji tidak pernah terlambat atau membolos, nilainya pun selalu stabil dan bagus meski ia berteman dengan Tara dan selalu turun ke lapangan untuk tawuran. Maka dari itu, beberapa guru menasihatinya untuk berhenti berteman dengan Tara dan Oji selalu menganggukan kepalanya dengan patuh, meski ia selalu mengekor di belakang Tara.
Baginya, Tara adalah idolanya. Tara bahkan selalu menjadi juara kelas dan selalu mendapatkan nilai sempurna dalam setiap mata pelajaran. Beberapa guru mencurigai Tara selalu menyontek dalam ujian, tetapi Oji tahu, jika Tara selalu jujur ketika mengerjakan soal ujian tanpa mencontek sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Mata Angin
Novela Juvenil"Cinta dan Mata Angin." ©Aomine Sakura ... Oetara Keano Saveri dan Selatan Keano Saveri adalah saudara kembar namun berbeda. Meski wajah mereka sama dan memiliki paras yang tampan, namun kepribadian mereka berbeda. Oetara anak band yang gemar keluar...