Timur

24 1 0
                                    

Cinta dan Mata Angin

Orific by Aomine Sakura

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.

Dilarang copas dan plagiat dalam bentuk apapun!

Selamat Membaca.

Zely menatap dua orang pemuda yang berjalan dan berhenti tepat dihadapannya dan Atan. Dia melirik Atan yang kini ekspresinya tampak penuh amarah.

"Sudah kuduga jika kamu akan ikut, Atan." Zac tersenyum menatap pemuda berkacamata dihadapannya.

"Aku tidak ingin terbawa emosi." Atan tersenyum.

"Seperti biasanya, kamu sangat tenang." Zac duduk di bangkunya. "Berbeda sekali dengan kembaran mu."

Zely tidak mengerti dengan apa yang keduanya bicarakan. Bukankah mereka akan menjadi partner untuk mewakili wilayah mereka. Mengapa aura kebencian sangat besar?

"Hai, Zely ya?"

Pandangannya beralih pada pemuda murah senyum yang kini duduk di sampingnya. Pemuda itu tampak murah senyum dan terlihat seperti anak teladan pada umumnya.

"Maaf, tetapi kakak siapa, ya?" tanya Zely.

"Oh iya, aku belum memperkenalkan diriku. Namaku Gabriel Wibisono." Gabriel tersenyum. "Kamu sangat manis ya, sudah kuduga."

Zely akan menanggapi ketika pembina dan penanggung jawab Jambore daerah memasuki ruangan. Memandang layar yang ada di depan, dia harus fokus pada apa yang dihadapannya. Tidak ada waktu untuk memikirkan hal lain.

...

"Woi!"

Tara merasa tidak sabar menatap gadis dihadapannya yang hanya terdiam. Dia tidak butuh diam dan membutuhkan jawaban Wendy secepatnya.

"Iya, gua nggak bakal keluar!" Wendy menatap Tara dengan kesal.

"Lalu, kenapa sikap lo kayak gini?" Tara melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"Gua nggak kenapa-kenapa." Wendy mendenguskan wajahnya kesal. "Kenapa lo jadi nyebelin gini."

"Karena gua peduli sama lo." Tara mengacak-acak rambut milik Wendy. "Lo anggota band gua dan Lo tiba-tiba kayak gini setelah kita latihan."

"Ck, sekarang yang terpenting gua kan masih tetap ada di band lo, kan?" Wendy merengut kesal.

Mengapa pemuda ini sangat-sangat menyebalkan.

...

"Jadi agar kalian dapat akrab dengan partner tim kalian, akan di adakan kegiatan untuk mengakrabkan diri."

Zely memasukan bukunya ke dalam tasnya dan bersiap pulang. Saat bangkit dari duduknya, tiba-tiba saja tangannya di pegang seseorang.

"Zely, ya. Berikan nomor ponselmu dong." Gabriel tersenyum manis.

"Ah, tapi kan kita sudah di masukan ke dalam grup." Zely menjawab dengan polos. "Kalau ada yang ingin ditanyakan bisa melalui grup."

Cinta dan Mata AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang