Cinta dan Mata Angin : Book Eleven

4 1 0
                                        

Cinta dan Mata Angin

Orific by Aomine Sakura

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.

Dilarang copas dan plagiat dalam bentuk apapun!

Selamat Membaca.

"Bagaimana kondisimu?"

Wendy mengubah posisi berbaringnya sembari menjawab pertanyaan yang di lontarkan Atan. Dia merasa, Atan dan Tara adalah saudara kembar yang sama namun berbeda.

Atan mengingatkannya kepada Philia pada mitologi Yunani. Atan sosok pemuda yang perhatian kepada sekitarnya, Atan bahkan tidak segan membantu orang-orang yang membutuhkan bantuannya.

Atan selalu memperlakukan seseorang dengan ketulusan dan kepedulian yang di berikan Atan. Pemuda itu selalu bisa membuat seseorang merasa nyaman berada di dekatnya.

Berbeda dengan Tara yang terkesan tidak peduli dengan sekitarnya. Tetapi, Wendy tahu, jika Tara memiliki kepribadian yang baik meski tingkah lakunya sangat menyebalkan. Tara bagaikan Hades, penguasa Neraka pada Mitologi Yunani yang terkenal dingin tetapi sangat hangat kepada istrinya, Persofone.

Tetapi, sikap Tara mampu membuat beberapa gadis terpikat kepadanya. Meski Tara bersikap acuh tak acuh dan tak peduli kepada sekitarnya, itu menjadi daya tarik tersendiri bagi Tara.

"Aku sudah merasa baikan."

"Syukurlah jika begitu." Atan sedikit menggantungkan kata-katanya. "Aku sudah mendengar garis besarnya dari kakek. Maaf jika aku tidak bisa berbuat banyak dan menyusahkanmu juga Tara."

"Itu bukan kesalahan kakak." Wendy mencoba menghibur Atan. "Ini terjadi karena Vita. Aku tidak menyangka jika dia ternyata mampu berbuat hal seperti itu "

"Kita tidak pernah tahu isi hati manusia yang sesungguhnya," ucap Atan. "Segeralah istirahat. Jaga tubuhmu, sampai jumpa di sekolah."

Sambungan telepon terputus, Wendy meletakkan ponsel milik Zely sebelum menerawang jauh.

Tara dan Atan saudara kembar dengan sifat yang sangat berbeda. Keduanya memiliki berbagai caranya tersendiri untuk membuatnya merasa nyaman.

Atan anak emas para guru, berkebalikan dengan Tara yang menjadi murid bandel yang membuat beberapa guru tidak menyukai Tara. Di sisi lain, Tara dan Atan memiliki kepedulian yang cukup tinggi.

"Kenapa senyum-senyum sendiri, Wen?"

Menolehkan kepalanya, Wendy menatap Zely yang menatapnya dengan pandangan bingung. Wendy hanya menanggapi dengan senyuman dan menepuk kasur di sampingnya.

"Tidurlah disini. Ceritakan bagaimana acara Jambore yang kamu ikuti kemarin."

...

"Tara, kita perlu bicara."

Atan membuka pintu kamar Tara dan menemukan Tara sedang mendengarkan sebuah lagu melalui earphone miliknya sembari memegang gitar. Melepas earphone yang dikenakannya, Tara memandang Atan.

"Apaan sih? Ketuk pintu dulu, napa."

Tidak memperdulikan perkataan Tara, Atan duduk di samping Tara yang tampak kesal karena dirinya masuk ke dalam kamar adiknya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Cinta dan Mata AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang