Selatan dan Timur

10 0 0
                                    

Cinta dan Mata Angin

Orific by Aomine Sakura

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.

Dilarang copas dan plagiat dalam bentuk apapun!

Selamat Membaca.


"Tidak apa. Wendy pasti akan baik-baik saja."

Zely menolehkan kepalanya memandang Atan yang kini mengendarai mobil dengan fokus. Bahkan saat berbicara, Atan tidak mengurangi fokusnya pada jalanan dihadapannya yang padat merayap.

Jalanan akan sangat ramai dan terkadang macet saat memasuki jam pulang sekolah. Atan mengendarai mobil miliknya dengan hati-hati. Kebetulan, ayahnya sedang berbaik hati hingga memperbolehkannya membawa mobil hari ini.

Niatnya, dia ingin membicarakan banyak hal dengan kembarannya. Tetapi, Tara adalah sosok yang tidak bisa ditebak. Kepribadiannya spontan dan seenaknya sendiri. Berbeda dengan dirinya yang teratur dan selalu mengikuti prosedur.

"Kakak cenayang, ya?"

Atan nyaris tertawa mendengar pertanyaan Zely. Gadis di sampingnya benar-benar lugu sekali. Sangat lucu.

"Memangnya kenapa?" Atan balik bertanya.

"Habisnya-"

"Karena semuanya terlihat di ekspresi wajahmu." Atan tersenyum. "Kamu pasti tipe orang yang tidak bisa menyembunyikan perasaanmu."

Zely terdiam. Banyak orang selalu membandingkan antara dirinya dan Wendy. Biarpun kembar, tetapi sifat mereka bertolak belakang. Banyak yang memuji sifat mandiri milik Wendy dan selalu mengejek sifatnya yang kekanakan dan manja.

Suatu ketika, kakak kelasnya yang menjadi idola saat sekolah menengah pertama mendekatinya. Seperti sedang pendekatan, dia meminta nomor teleponnya. Dengan senang hati, Zely memberikan nomor teleponnya.

Kakak kelasnya kemudian mengiriminya pesan dan dia berkirim pesan kepada kakak kelasnya tersebut. Bahkan, beberapa kali dia bertemu di luar jam sekolah dan dia jatuh cinta pada kakak kelasnya tersebut. Siapa yang tidak suka pada idola sekolah, kan?

Tetapi, ternyata kakak kelasnya itu menyukai kembarannya. Di depan matanya, Wendy mendapatkan pernyataan cinta dan langsung di tolak begitu saja. Bahkan, kembarannya itu meludahi wajah kakak kelasnya karena telah mempermainkannya.

Dia tidak tahu, haruskah dia bahagia ataukah sedih. Bahagia karena dia memiliki saudari yang selalu melindunginya atau sedih karena cintanya kandas begitu saja.

Di balik semua sikap Wendy, kembarannya itu termasuk anak yang bandel. Tak jarang, Wendy di segani karena sikapnya yang seenaknya sendiri. Biar pun begitu, Wendy tidak akan turun tangan jika tidak menyangkut dirinya.

"Rumahmu yang mana?"

Zely tersadar dari lamunannya dan baru menyadari jika mereka sudah sampai di kompleks perumahannya. Atan mengendarai mobilnya dengan pelan.

"Ah, di depan cat berwarna hijau."

Mobil yang dikendarai Atan berhenti di depan sebuah rumah. Zely melepas seat beltnya sebelum memandang Atan.

"Terima kasih, kak. Maaf merepotkan." Zely sedikit membungkukkan badannya.

"Seharusnya aku yang minta maaf karena kelakuan Tara yang seenaknya sendiri." Atan tersenyum sebelum mengusap rambut Zely dengan lembut. "Segeralah masuk."

Cinta dan Mata AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang