"ANJING!"
"Sakit bangsat! Kira-kira dong kalo mau lempar barang!"
"KENAPA KERTAS UJIAN GUE LU ROBEK, ANJING?!"
"Oh, itu punya lu? Kirain bungkus gorengan," jawab Beomgyu santai setelah dilemparkan sobekan-sobekan kertas. Padahal pelaku yang melempar itu sedang mengamuk.
"BANGSAT!" Yang mengamuk itu—Chaeryeong—menjambak rambut Beomgyu tanpa belas kasihan.
"Woy, lepasin! Sakit! Udah dilempar pulpen, dijambak pula. Lepas anjing!" Beomgyu mengaduh kuat. Ya iyalah, jambakan Chaeryeong juga kuat.
"Gara-gara lu nyobek kertasnya, gue harus ikut ujian ulang. Lu kenapa sih?! Gue gak pernah ganggu lu, tapi kenapa lu selalu nyari masalah?!" Chaeryeong sungguh marah.
Itu ulangan Fisika yang di mana ia mengerjakannya dengan cara menyontek karena ia tidak jago dalam Fisika.
Syukur-syukur nilainya lumayan tinggi. Namun dengan bangsatnya Beomgyu malah mengoyak kertas hasil kerja kerasnya menyontek, padahal nilainya belum dimasukkan ke dalam data oleh Pak Minhyun. Jadi ia harus mengerjakan ulang ujian tersebut, tidak ada yang bisa menyontekkannya karena soalnya berbeda.
Beomgyu yang sudah sangat kesakitan menarik kuat tangan Chaeryeong agar terlepas dari kepalanya, dan itu berhasil. Beomgyu langsung mengunci pergelangan tangan gadis itu agar tidak bisa bergerak.
"Apa lu bilang? Lu gak pernah ganggu gue? Yakin? Setelah kemarin lu ngempesin ban motor gue, ngunciin gue di gudang, lempar sepatu gue ke atap sekolah yang sampe sekarang gak bisa diambil...."
Beomgyu bangkit dan berjalan maju, Chaeryeong yang berada di hadapannya dengan tangan yang masih ia kunci otomatis mundur seiring dengan langkahnya.
Tatapan Beomgyu tajam, namun tatapan Chaeryeong juga tidak kalah tajam.
Tubuh Chaeryeong menabrak dinding dengan Beomgyu yang semakin maju menghimpit tubuhnya. Beomgyu mendekatkan wajahnya.
"Dan yang paling gak bisa gue lupain, lu bikin Olivia mutusin gue dan benci sama gue. Gue sama sekali gak bisa hubungin dia, lu seneng kan? Entah apa yang lu kasih ke dia sampe dia begitu," bisik Beomgyu dengan raut menyimpan dendam.
"Gue cuma ngasih dia pengertian kalo pacaran sama lo adalah keputusan terburuk buat dia. Iya, gue seneng dia ngelakuin hal bener dengan cara memutuskan hubungan dia sama lo. Toh, sekarang dia dapat kak Sunwoo sebagai pengganti yang lebih baik," ujar Chaeryeong menatap Beomgyu remeh.
Beomgyu mengeratkan genggamannya pada kedua tangan Chaeryeong. Chaeryeong menahan diri supaya tidak mengaduh sakit meskipun itu memang sakit.
Mereka berdua ada di dalam kelas, jadi sudah pasti aksi mereka ditonton oleh para murid.
Tidak ada yang ingin melerai keduanya. Selain karena sudah terbiasa, mereka juga terlalu takut untuk melakukan itu. Soalnya dulu pernah ada yang melerai berujung ditinju Beomgyu dan diteriaki Chaeryeong, jadi kapok.
"Heh, panggil Heeseung atau Jeongin dong anjir. Cuma mereka berdua yang bisa narik Beomgyu. Kasian itu Chaeryeong dijepit, udah kayak mau dipecel lelein," bisik Daehwi ke Yuri. Yuri menurut langsung berlari keluar kelas.
"Tau apa lo tentang hubungan gue dan dia? Ikut campur aja kerjaannya, gak ada kerjaan ya?" kata Beomgyu.
"Banyak kerjaan kok asal lu tau. Lu nya aja kali yang gak ada kerjaan sampe gangguin kehidupan orang mulu," balas Chaeryeong.
"Orang toxic kayak lu gak pantes dapet cewek sebaik Olivia dan yang lainnya. Makanya gue bantu mereka buat bebas dari lu dengan cara putus. Gue tau lu sering bentak Olivia kan?" lanjutnya.Beomgyu terdiam.
"Gue tau lu sering hampir mau mukul dia. Dia cerita ke gue kok, sampe nangis malah. Untung ya lu gak sampe mukul beneran. Kalo beneran mukul, gue juga yang bakal hajar lu."
"Diem," gumam Beomgyu yang didengar Chaeryeong. Chaeryeong menggeleng sambil tertawa.
"Gak bisa, biar semuanya tau. Perkataan manis awalnya, perlakuan jahat akhirnya. Itulah Choi Bangsat Beomgyu," ujar Chaeryeong.
"GUE BILANG DIEM! ATAU LU MAU GUE BIKIN GAK BISA NGOMONG?!"
Chaeryeong memandang remeh Beomgyu, "buat diem gimana? Bis—"
Aksi Beomgyu selanjutnya membuat semua orang yang menyaksikan terkejut sampai menahan nafas.
"Anjrit, dicipok..." Daehwi menutup mulutnya tidak percaya.
Beomgyu membungkam bibir Chaeryeong dengan bibirnya. Chaeryeong berusaha memberontak. Namun semakin ia memberontak, Beomgyu semakin menekan tubuhnya.
Bibirnya yang semula terkatup rapat-rapat langsung terbuka ketika Beomgyu menggigitnya lumayan kuat, untungnya tidak sampai berdarah.
"Eumhh!"
Beomgyu menghisap kuat mulutnya sampai Chaeryeong melenguh tanpa sadar. Lidah Beomgyu yang liar mengobrak-abrik isi mulutnya.
Dada Chaeryeong sesak, ia hampir menangis. Ia menatap mata Beomgyu yang ternyata juga sedang menatapnya, sorot mata pemuda itu gelap. Beomgyu tak peduli ketika sebulir air mata jatuh dari mata gadis itu.
"WOY, SADAR NJING! ANAK GADIS ORANG NANGIS!"
Heeseung—si pahlawan kesiangan—datang dan langsung menarik Beomgyu.
Untungnya berhasil. Seketika Chaeryeong sudah terlepas dari pemuda lepas kendali itu, beberapa siswi membawanya pergi.
Beomgyu dengan nafas terengah-engah menatap Chaeryeong yang sudah dibawa pergi. Baru lah sorot matanya kembali seperti semula setelah Heeseung menamparnya.
"G-gue ngapain?" tanya Beomgyu.
"Lu habis kerasukan ya?" tanya Heeseung balik.
"Bangsat, gue lepas kendali," ujar Beomgyu.
"Bodoh, goblok, bego, pabo." Heeseung mengata-ngatai Beomgyu.
"Seneng lu ye bisa ngerasain bibirnya," julid Jeongin yang baru datang.
"Gak gitu woy!" seru Beomgyu.
"Lu dipanggil Bu Sowon tuh. Mampus lu," kata Jeongin.
"Bau-bau bakal dikasih surat cinta nih," kata Heeseung sambil menatap Beomgyu sinis. Ia tak habis pikir pemuda itu bisa melakukan hal bodoh.
"Anjing lah." Beomgyu menuju ruang BK dengan didorong oleh Heeseung dan Jeongin.
Perjalanan menuju ruang BK, ia ditatap horor oleh para siswi. Bahkan ia mendengar bisikan ghibah dari beberapa siswi.
"Emang pantes diputusin gak sih? Kelakuannya aja gini. Gue tim Chaeryeong deh."
"Iya anjir, serem. Kayak psikolog."
"Psikopat, bodoh!"
"Eh iya, lupa. Lagian beda dikit doang sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Heterogeneous (On Going)
Romance[Choi Beomgyu & Lee Chaeryeong] Minyak dan air, kedua hal itu tidak bisa disatukan. Sama seperti dua manusia bernama Beomgyu dan Chaeryeong. Sehari saja tidak ada pergelutan dari mereka, itu adalah hari keajaiban bagi warga sekolah. Sangat membenci...