fire up

168 48 4
                                    

Kumpulan pemuda biadab itu... Chaeryeong ingin sekali melemparnya dengan mangkuk bakso atau bahkan meja kantin. Apapun itu supaya mereka bisa segera diam atau lebih baik lagi bisa meninggalkan kantin.

"KALO MAU NGAMEN DI LAMPU MERAH SANA, JANGAN DI SINI! SUARA FALS KALIAN GANGGU TAU GAK?!"

Chaeryeong memilih meneriaki mereka yang kini sedang bernyanyi dengan suara nyaring. Sangat merusak indra pendengarannya.

Felix menoleh ke arahnya. "Wah gila, Min. Suara lu dikata fals coba. Kasih tau tuh ke dia, lu udah menang berapa kali lomba nyanyi." Ia menyenggol bahu Seungmin yang ada di sebelahnya.

"Biarin aja, ntar pas gue nyanyiin juga dia baper," jawab Seungmin santai membuat para cowok lainnya bersorak.

Chaeryeong berdecih. "Gak bakal, suara lu malah ngerusak gendang telinga gue. Jadi lebih baik lu diem."

Choerry yang berada di samping Chaeryeong menepuk pelan bahunya, "Chaer, udah jangan ribut lagi. Mereka mana bisa disuruh diem. Daripada lu yang capek, mending lanjut makan."

Chaeryeong menggeleng, "gimana bisa gue makan dengan tenang kalo mereka ganggu di sini?" Ia menatap tajam ke arah rombongan itu.

"Iya tuh, bener kata Choerry! Mending lu makan aja, anteng-anteng! Kita di sini cuma mau nyanyi kok," seru Sungchan mendengar percakapan dua gadis itu.

"Eh, cuy. Sini deh gitarnya." Felix memberikan gitarnya pada Beomgyu.

"Sambil makan, dengerin nih lagu spesial buatan gue untuk elu." Beomgyu membenarkan posisi gitarnya.

Chaeryeong siap-siap menutup telinga, enggan mendengarkan nyanyian pemuda itu.

"Aku punya nenek lampir~ Ku beri nama Ceri~ Dia hobinya marah-marah~ Sampe teriak-teriak~ Ceri, kemari~ Jangan galak-galak~ Ceri, kemari~ Nanti makin tua~"

"WAW, SPEKTAKULER!!!"

Sorakan disertai tepuk tangan dan tepuk meja langsung meledak setelah nyanyian Beomgyu selesai. Beomgyu tersenyum bangga.

"Ceri, jangan marah-marah terus ya. Udah tua nanti malah makin tua," ledek Felix.

"Senyum dong, kan udah dinyanyiin," timpal Seungmin.

Chaeryeong mengumpat dalam hati. Ia telah dipermalukan oleh Beomgyu.

"Gimana lagunya? Bagus kan? Bagus dong," kata Beomgyu menatap Chaeryeong dengan raut meledek.

Chaeryeong membuang muka.

"Kalo gak jawab berarti lagunya bagus," celetuk Beomgyu.

"Jelek, bangsat! Jelek banget kayak muka lu," sungut Chaeryeong.

Beomgyu malah tertawa puas dengan jawaban itu. "Sini, abang kasih sun lagi," kata Beomgyu lalu membuat gestur ingin memeluk.

Karena sudah kesal setengah mati apalagi perkataan Beomgyu membuatnya mengingat kejadian itu, garpu yang ia gunakan untuk makan pun dilemparnya ke arah pemuda berandal itu.

Namun sangat disayangkan, Beomgyu dengan dengan refleknya menangkap garpu itu sebelum mengenai wajahnya. "Ups, gak kena," ejeknya.

"Dalah, bangsat emang." Chaeryeong bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan kantin begitu saja. Choerry yang merasa tertinggal pun langsung mengejar Chaeryeong.

"Lah, malah pergi," gumam Beomgyu.

"Ya udah, lanjut nyanyi aja." Felix kembali mengambil alih gitarnya dan mulai bernyanyi.

Suasana kantin pun terasa seperti aula konser.

°°°°°

"Beomgyu setan, Beomgyu bangsat! Lu hilang aja kek dari dunia." Chaeryeong memasuki kelas dengan wajah bersungut-sungut. Ah, lelah sekali menghadapi kelakuan pemuda itu.

Heterogeneous (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang