"Kak Jaemin mau pulang," ujar Chaeryeong kepada Ryujin. Keduanya sedang berada di taman sekolah.
Ryujin menatap terkejut, "beneran? Kapan?"
Chaeryeong mengangguk. "Lusa. Katanya Kak Gyuri mau nikah sama Kak Younghoon. Gak kerasa ya, padahal dulu masih liat mereka putus nyambung mulu."
"Anjir, gak kerasa banget. Btw, kita diundang gak nih? Udah lama gak ketemu Kak Gyuri," tanya Ryujin.
"Kata Kak Jaemin beberapa anak sini bakal diundang, terutama yang Kak Gyuri kenal. Jadi kita bakal diundang," jawab Chaeryeong.
"Asik, gue kangen nih sama Kak Gyuri," sorak Ryujin menepuk tangan.
"Sama," kata Chaeryeong dengan senyum lebarnya.
Ryujin menatap senyum Chaeryeong yang tidak biasanya itu, sepertinya ada hal lain yang membuatnya senang. "Kangen sama Kak Gyuri atau Kak Jaemin nih?" godanya sembari menyenggol pelan bahu Chaeryeong.
Chaeryeong tersenyum menahan semburat merah yang memaksa muncul di pipi. "Dua-duanya," balasnya.
"Hadeh, kayaknya gue bakal jadi saksi kebucinan lagi nih," keluh Ryujin memijat pelipisnya. Saat sahabatnya itu masih bersama sang pacar, Ryujin sering kali jadi nyamuk di antara keduanya.
Ia sampai lelah.
"Ih, gak lah. Kan udah putus juga," sanggah Chaeryeong.
"Iyain, putus gini juga masih bucin," balas Ryujin.
Chaeryeong cemberut. Sebenarnya Ryujin tidak salah, tetapi ia tidak suka diekspos seperti ini. Chaeryeong kan jadi malu.
"CHAERYEONG!"
Choerry tiba di depan kedua gadis itu dengan nafas tersengal-sengal. Menunduk sebentar untuk menetralkan nafasnya sebelum akhirnya berbicara sembari menunjuk asal ke arah belakang.
"Tas lu dibawa kabur Beomgyu sama gengnya," lapor Choerry.
"Mau gue kejar tadi, malah ditahan sama Sungchan. Kayaknya mau dibawa ke tempat pembakaran sampah deh," lanjutnya dengan nada panik.
"Chaer, sabar dulu. Kontrol emosi, gue tau lu kesel setengah mati tapi jangan sampe meledak emosi lu. Malu jadi tontonan lagi." Ryujin mencoba menenangkan Chaeryeong sembari memijat pelan bahunya.
Namun itu sama sekali tidak berefek apapun, Chaeryeong sudah terlanjur mengepalkan tangannya penuh amarah. "Lepas dulu, Jin. Gue mau bunuh itu anak setan." Gadis itu menyingkirkan tangan Ryujin dari bahunya.
"Di tempat pembakaran sampah kan? Oke, makasih infonya." Chaeryeong beranjak menuju lokasi.
Sungguh ia tidak melakukan apapun hari ini. Mengapa pemuda itu malah mencari gara-gara lagi? Chaeryeong mau ketenangan untuk hari ini. "Bangsat," umpatnya pelan.
Karena merasa akan terjadi hal buruk lagi, Choerry pun berniat mengikuti Chaeryeong untuk berjaga-jaga jika gadis itu kelepasan menghajar Beomgyu. Ryujin yang merasakan hal sama pun ikut bersama Choerry.
°°°°°
"Apinya apa gak kegedean woy?! Kalo sekolah kebakar gimana?" seru Heeseung menatap kobaran api di depannya dengan ngeri. Ia berlindung di belakang tubuh Jeongin yang padahal lebih kecil darinya.
"Bagus, biar kita libur," jawab Beomgyu dengan seringainya.
"Gak gitu juga, gue masih mau lulus ye." Sungchan menggeplak kepala Beomgyu.
Kobaran api masih membumbung tinggi. Beomgyu dengan semangat mengatur sampah yang terbakar itu dengan tongkat kayu bekas gagang sapu yang sudah patah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heterogeneous (On Going)
Romance[Choi Beomgyu & Lee Chaeryeong] Minyak dan air, kedua hal itu tidak bisa disatukan. Sama seperti dua manusia bernama Beomgyu dan Chaeryeong. Sehari saja tidak ada pergelutan dari mereka, itu adalah hari keajaiban bagi warga sekolah. Sangat membenci...