"Eh, Chaer sini deh!"
Chaeryeong yang sedang menulis pun menghampiri Choerry. "Ada apa?"
Choerry menunjukkan layar ponselnya. Di sana ada postingan instragram seorang adik kelas bersama Beomgyu. Dari foto tersebut mereka berdua terlihat dekat, caption dari postingan tersebut juga emot hati.
"Ini Baek Jiheon, anak kelas sepuluh. Pinter dia nih, anak aksel. Gue kenal dia waktu rapat OSIS. Kayaknya dia pacaran ama Beomgyu," jelas Choerry.
Chaeryeong terdiam sejenak melihat postingan itu.
Jadi, iblis tanpa tanduk alias Beomgyu itu sudah berhasil menjerat korban baru? Wah, hebat juga. Tapi kok bisa? Padahal kata Minju kemarin para siswi banyak yang mulai jaga jarak dari Beomgyu setelah kejadian cipokan itu. Beomgyu seram kata mereka.
Kenapa masih ada yang mau dengannya? Mana korbannya masih warga satu sekolah lagi.
"Kok bisa anjir? Kemarin kata Minju, cewek sekolah pada mau jauhin Beomgyu," tukas Chaeryeong.
Choerry mengedikkan bahu, "Beomgyu kan terkenal di sini. Meskipun banyak yang jauhin, pasti ada lah yang masih mau."
"Emang tu cowok punya apa sih sampe terkenal gitu? Bisa apa dia? Bisa bikin emosi doang iya. Lagian tampang pas-pasan aja sok tebar pesona, jijik tau gak," cibir Chaeryeong. "Gue harus nyelametin cewek ini. Kasian woy, mana imut gini," lanjutnya.
"Eh, tapi kalo Beomgyu udah tobat gimana?" tanya Choerry.
Chaeryeong langsung meneloyor kepala Choerry, "jangan aneh, deh. Cowok kayak gitu mana bisa tobat."
Choerry mengusap kepalanya dengan muka cemberut. "Kan kali aja gitu..."
"Nanti temenin gue nemuin yang namanya Jiheon itu, ya?" pinta Chaeryeong. Choerry mengiyakan.
°°°°°
Gadis itu benar-benar manis seperti di foto. Chaeryeong ingin sekali menculiknya.
"Jiheon, kan?"
Jiheon mengangguk, "ada apa, kak?"
Setelah ditemani Choerry menemukan Jiheon, Chaeryeong memintanya untuk meninggalkannya karena ingin berbicara empat mata dengan Jiheon.
Kini kedua gadis itu sedang berada di taman sekolah.
"Pacaran sama Beomgyu?" tanya Chaeryeong langsung pada inti. Jiheon mengangguk sebagai jawaban.
"Kakak boleh save nomor kamu? Ini nomor kakak." Chaeryeong menunjukkan nomor telepon yang tertera di layar ponselnya.
"Untuk apa, kak?" tanya Jiheon bingung namun tetap mengeluarkan ponselnya untuk menunjukkan nomor teleponnya juga.
"Biar kita bisa ngobrol. Boleh, gak?"
Jiheon mengangguk lalu memberikan nomor teleponnya pada Chaeryeong. Dengan cepat, Chaeryeong menyimpan nomor itu di ponselnya. Begitu juga Jiheon yang menyimpan nomor telepon Chaeryeong.
"Kalo Beomgyu jahatin kamu, bilang ke kakak biar kakak kasih pelajaran," ujar Chaeryeong.
Jiheon memiringkan kepalanya, "kakak mantannya kak Beomgyu?"
Chaeryeong menggeleng kuat, dalam hatinya tertawa keras mendengar pertanyaan itu. Lucu sekali ia dikira mantan pacar pemuda itu, mereka saja sudah berkelahi sejak lama.
"Bukan, tapi kakak temenan sama semua mantannya," jawab Chaeryeong. Mungkin ada belasan gadis yang sudah Chaeryeong bantu putus dari jeratan buaya Beomgyu.
"Mantan kak Beomgyu sebanyak apa, kak?" tanya Jiheon.
"Gak tau sih, mungkin hampir dua puluh," jawab Chaeryeong membuat Jiheon membelalakkan matanya.
"Banyak banget, kak..."
Chaeryeong tertawa kecil. "Udah, gak usah dipikirin. Mereka udah jadi mantan Beomgyu, gak bakal balik lagi. Pikirin hubungan kamu ama dia aja, semoga seneng-seneng terus. Tapi kalo dia apa-apain kamu langsung ngadu aja ya?"
Jiheon mengangguk. "Nama kakak siapa?"
Chaeryeong menepuk keningnya, saking banyaknya berbicara sampai lupa memperkenalkan diri. "Lee Chaeryeong. Panggil aja kak Chaer," ucapnya.
"Oke, kak Chaer," kata Jiheon.
Asyiknya mereka mengobrol hingga tidak menyadari, Beomgyu yang agak jauh dari taman melihat mereka berdua.
"Itu cewek mau bikin Jiheon jauhin gue? Cih, gak bakal bisa. Liat aja nanti," gumam Beomgyu sebelum menjauh dari sana.
°°°°°
"Dia gak tau kejadian gue dicipok Beomgyu kemarin rupanya gara-gara dia waktu itu gak masuk seminggu karena lagi sakit," cerita Chaeryeong.
"Sumpah, itu manusia biadab bisa-bisanya jadiin cewek polos sebagai korban. Emang dasar biadab," maki Chaeryeong.
Ryujin rebahan santai di ranjang sambil mendengar ocehan Chaeryeong, ia ingin tidur karena Chaeryeong dan ocehannya yang tidak berhenti sedari tadi. Rasanya seperti lagu pengantar tidur untuknya.
"Ryu, lu dengerin gak sih gue ngomong dari tadi?" Chaeryeong melihat Ryujin sedang menutup mata. Ryujin tidak menjawab karena ia sendiri sudah tenggelam dalam rasa kantuknya.
"RYUJIN!"
Barulah suara teriakan Chaeryeong membangunkannya—lebih tepatnya mengagetkan—dari tidur sejenak.
"Apa?" tanya Ryujin linglung.
Chaeryeong berdecak kesal, "gak jadi. Sana lanjut tidur."
"Kalo menurut gue sih, biarin aja dulu hubungan mereka. Kalo bangsatnya Beomgyu keluar, baru lu bantu dia putus dari Beomgyu," ujar Ryujin sembari mengubah posisi tidurnya.
"Iya, emang. Tapi gue gak mau kasus Olivia keulang lagi, gue telat bantu. Olivia udah terlanjur dikasarin dan disakitin Beomgyu, gue masih inget waktu dia nangis ngadu ke gue. Sebenernya yang bikin Olivia menjauh dari Beomgyu itu Beomgyu sendiri, bukan gue. Apa banget dah tuh cowok."
"Gue pantau pelan-pelan aja sekarang. Pas Beomgyu udah keliatan gak bener baru deh, Jiheon gue tarik dari dia. Pokoknya jangan sampe ada yang nangis lagi karena Beomgyu."
Panjang lebar Chaeryeong berbicara, namun ternyata Ryujin tidak menyimak sama sekali. Gadis itu kembali tertidur pulas.
Chaeryeong menghela nafas panjang, "sabar banget gue punya temen kayak lu."
Ia pun ikut berbaring di samping Ryujin dan menutup mata untuk tidur. Capek juga ngomong dari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heterogeneous (On Going)
Romance[Choi Beomgyu & Lee Chaeryeong] Minyak dan air, kedua hal itu tidak bisa disatukan. Sama seperti dua manusia bernama Beomgyu dan Chaeryeong. Sehari saja tidak ada pergelutan dari mereka, itu adalah hari keajaiban bagi warga sekolah. Sangat membenci...