gang's life

160 46 4
                                    

"Widih, adek kesayangan gue dateng nih!"

Beomgyu masuk ke dalam rumah Hyunjin lalu disambut oleh Jeno yang sedang merokok. Kedua pemuda itu pun bertos ria. Ada tiga pemuda yang sedang bersantai di sofa.

"Bang Yeonjun mana?" tanya Beomgyu.

"Dia langsung ke sana, kan dia yang balapan," jawab Hyunjin lalu direspon oleh Beomgyu dengan anggukan.

"Gak bawa pacar lu?" tanya Jeno.

"Buat apa?" Beomgyu bertanya balik.

"Ya, gak papa sih," jawab Jeno kembali menyesap rokoknya.

"Gak mau dah, orang kayak kalian nih menyeramkan. Nanti cewek gue trauma lagi," ujar Beomgyu disambut dengan lemparan kulit kacang oleh Haechan.

"Halah babi, bilang aja gak mau cewek lu tau sebenarnya lu tuh bangsat," maki Haechan.

Beomgyu tertawa kecil. "Btw, segini doang? Katanya rame."

"Ada Bang Mark ama Felix lagi keluar jajan bentar. Terus Jeongin lagi di toilet," jawab Jeno.

"Wah, ngapain tuh di toilet?" celetuk Beomgyu dengan suara agak nyaring, sengaja.

"Pipis doang, lu mah gak bener pikirannya," sahut Jeongin yang kebetulan baru kembali dari toilet.

"Pipis doang lama amat," balas Beomgyu.

"Emang kenapa sih? Kepo amat," sewot Jeongin. Beomgyu pun terkekeh melihat Jeongin dengan raut kesal itu.

"HYUNJIN, CHARGER GUE MANA?!"

Itu Yeji, kembaran Hyunjin. Gadis sipit itu turun dari tangga dengan raut yang tidak santai menatap ke arah kembarannya.

"Di kamar gue," jawab Hyunjin.

"Udah dibilang kalo mau minjem tuh ngomong, jangan asal ngambil aja," omel Yeji karena kebiasaan Hyunjin selalu meminjam barangnya tanpa izin.

"Ya maaf, tuan ratu," ucap Hyunjin dengan gestur menyatukan telapak tangannya meminta maaf.

Yeji memandangi Jeno yang masih menghisap rokoknya. "Nyebat mulu, rumah gue yang kena polusinya nih," gerutunya.

"Nanti gue hirup lagi polusinya, tenang aja," ujar Jeno.

"Beneran ya? Awas aja kalo masih bau rokok," ancam Yeji.

"Aduh, serem amat," celetuk Jeno.

"Biarin. Dah ah, gue mau tidur. Semangat kalian berbuat maksiatnya." Yeji meninggalkan kelima pemuda itu menuju kamar Hyunjin untuk mengambil chargernya terlebih dahulu.

"Makasih, Kak Yeji," kata Beomgyu pelan.

"Eh, itu dua bule kenapa lama amat dah?" protes Haechan pasalnya sudah hampir sejam dua pemuda itu izin keluar untuk membeli rokok dan makanan ringan.

"Sorry, lama woy. Bang Mark godain cewek dulu tadi." Sangat ajaib, dua pemuda yang dimaksud pun datang sesaat setelah diprotes Haechan.

"Dapat id linenya gue, cuy. Cakep banget dia," ujar Mark bangga.

"Cewek mulu lu, Mail. Lama nih kita nunggunya," semprot Hyunjin.

"Hehe, maaf." Mark cengengesan sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kuylah, langsung jalan. Bentar lagi mulai kan?" ajak Felix.

"Iya, barusan Bang Juned chat. Lima belas menit lagi mulai. Ayok lah berangkat." Hyunjin bangkit dari duduknya dan menuju ke garasi.

Yang lain pun ikut siap-siap. "Bang Jeno cepetan hirup tuh semua polusi yang udah lu buat," kata Beomgyu mengingat percakapan Jeno dan Yeji tadi.

Jeno tertawa kecil, "gak lah. Polusinya terlalu banyak."

Heterogeneous (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang