Kriiiiiiiiiiiiiiiiinggggg......
Jam weker dari dalam terus berbunyi nyaring membangunkan lima pintu di kanan kiri. Jam weker itu milik seorang gadis yang masih terbaring dengan pulasnya kupingnya sama sekali tidak mengindahkan bunyi nyaring dari benda bulat tersebut.
Dor dor dor...
"Yuksa" Teriakkan dari luar sama nyaringnya dengan bunyi weker yang terus berbunyi.
"Inalilahi.." Seorang perempuan bongsor mengurut dadanya ia takut terkena serangan stroke jika harus marah marah di pagi buta seperti ini.
"Mak Sari lagi nanungin Yusa?" Tanya seorang lelaki cungkring dengan sikat gigi yang masih terkulum di mulutnya bahkan untuk bertanya pun ia kurang jelas.
Seakan tahu maksud dari orang yang ditanyanya tak kunjung menjawab akhirnya lelaki cungkring tadi mengeluarkan sikat giginya dari dalam mulutnya." Mbak Sari lagi bangunin Yuksa,yak?!" Tanyanya sekali lagi.
Yang di panggil Mbak Sari pun mengangguk. Ia sudah lelah mengeluarkan suaranya bahkan rasanya pita suaranya sudah kusut saat ini.
"Siram aja Mbak lewat pentilasi" Lelaki cungkring tadi menyerahkan segayung air yang kebetulan di pegangnya. Tanpa ragu Mbak Sari melemparkan isinya ke dalam pentilasi dan langsung mengenai tubuh Yuksa.
"Huah hujan hujan.." Pekiknya panik langsung membawa ember ke atas kasurnya. Yuksa melihat genteng rapih diatasnya tidak ada bocor dan tidak ada hujan yang terdengar.
"Yuksa" Teriak lagi mbak Sari dengan tenaga dalamnya.
Yuksa tersentak ia pun segera keluar menghampiri suara. Terdengar pintu yang di buka dari dalam mbak Sari pun langsung mengeraskan rahangnya serta matanya yang ia pelototkan menanti seseorang di balik pintu tersebut.
"Mbak Sari ada apa ya?!" Tanya Yuksa sopan.
"Ada apa?" Tanya balik mbak Sari dengan geram. "Kamu gak denger jam weker kamu teriak teriak minta di matikan? Kamu tuh yak kalo gak mau di bangunkan sama jam jangan beli. Bikin kuping orang sakit saja. Kalo butuh dibangunin biar saya saja yang bangunin kamu dengan senang hati saya siram kamu pake air cucian" Cerocos mbak Sari dengan omelannya.
"Maaf ya Mbak. Saya sudah bikin repot semuanya soalnya saya gak mau bangun kesiangan dikarenakan hari ini saya mulai masuk kerja" Yuksa menundukkan kepalanya tak enak hati.
Mbak Sari menghela nafasnya."sudahlah saya juga hari ini gak mau marah marah. Cepetan kamu mandi jangan lupa bawa bekel nanti buat sarapan." Titahnya membuat Yuksa mengangguk serta tersenyum ringan.
Dikosannya ia di bekali sarapan pagi dan makan malam jika berminat dan di kosannya termasuk kosan bebas namun bukan berarti sifat buruk patut di budidayakan di kosannya itu untuk umum perempuan dan lelaki, tidak di khususkan. Namun setiap harinya mereka memantau siapa saja yang masuk keluar dari kosan tersebut. Yuksa cukup beruntung setelah tiga tahun menetap di sana tidak ada hal yang merugikan baginya malahan ia cukup senang dengan kehidupannya bisa bergaul dengan tetangga tetangganya yang sangat baik dan juga Mbak Sari si pengelola kosan tersebut. Yang selalu bijak dalam mengurusi anak kosannya.
Setelah mandi dan berpakaian rapi Yuksa langsung bergegas menaiki angkutan umum menuju perusahaan yang kemarin sudah memberitahukannya lewat email jika ia sudah diterima bekerja di sana.
20 menit berlalu Yuksa sudah sampai di perusahaan tempat selanjutnya ia mengais rezeki sebelumnya ia bekerja serabutan demi memenuhi kehidupannya sehari-hari.
"Pagi Bu" Sapa Yuksa pada seorang pekerja HRD.
Orang tersebut menoleh yaitu seorang perempuan berhijab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saka & Xuxa
RomanceXuxa Adzalea Puri. Putri semata wayang dari Zack Justine D'jongh dengan Xeanna Anumerta. Gadis cantik yang harus rela menjadi office girl di perusahaan ayahnya bahkan untuk tidur pun Uxa atau Yuksa terpaksa ngekos di pemukiman padat penduduk. Demi i...