Yohan

3 1 0
                                    

Di malam hari yang sunyi di pinggiran desa Sukaraja Bogor. (Othor ngarang).

Sesosok pria muda tengah memetik senar gitarnya sesekali bersenandung dengan merdu ditemani dengan pemandangan awan yang menghitam pertanda akan segera turun hujan dan juga sepoyan angin yang mengandung badai.

Ia tengah menikmati lagunya dengan perasaan yang sulit diartikan.

"Yohan.. " panggil Amar dengan nafas ngos-ngosan.

Yohan menghentikan petikan gitarnya, "apa? "

Amar mengatur nafasnya terlebih dulu, "ada Bokap lo" sahutnya setelah suaranya kembali normal.

"Daddy? "

"Yes.. Its Daddy you! " jawab Amar dengan gaya.

"Apaan dah? Ayok! " Yohan segera turun bukit menuju vila tempatnya tinggal dua bulan ini.

Yohan segera ke sana ia melewati tembok yang cukup terjal, namun sangat mudah untuknya.

Ia sudah sampai di dalam vila utama. Ia melihat ayahnya dengan beberapa anak buahnya juga Saka dan Yuksa. Perempuan muda itu tengah memainkan ponselnya dengan tenang. Sedangkan Saka tengah melihat beberapa berkas dengan ayahnya.

"Dad" Yohan datang menyapa ayahnya.

Prince mencium kening anaknya tanda sayang pada anak bungsunya.

"Ini anak bungsu Anda, Tuan? " tanya Yuksa pada Prince.

Prince mengangguk, "ya! " sahutnya.

Yuksa melihat Yohan dan Prince dengan seksama. "Meski aku belum melihat Nyonya Mina secara langsung tapi melihat interaksi kalian, cukup menarik. " ujarnya tersenyum.

Yohan melihat ayahnya. "Apa ada yang belum aku ketahui? "

"Dia keponakan Dokter Nara" jawab Prince yang membuat mata Yohan membeliak.

Jangan bilang perempuan itu yang akan di jodohkan dengannya dulu! Yohan melihat ayahnya dengan alis  terangkat sebelah.

Perempuan yang berbicara tadi kini menegakan tubuhnya, "sepertinya kita harus berkumpul lain kali" Yuksa berdiri dan pamit undur diri.

Saka membereskan berkasnya, "saya akan meninjau tempatnya besok. Terimakasih karena Anda sudah datang kemari"

Prince tersenyum miring, "sekalian menemui anak bungsuku"

"Oya! Dulu Nona Xuxa pernah di jodohkan oleh Tantenya dengan anakku" pancing Prince. Pria parubaya itu memang suka mencari keributan alih alih ketenangan.

Saka terkekeh, "dengan dia maksudnya? " kodenya pada Yohan.

Yohan hanya diam mendengarkan tidak ingin ikut campur dengan urusan orang orang di depannya.

"Benar. Tapi sayangnya Justine tidak mau" Prince menghela nafas, "segitunya dia tidak suka berurusan dengan keluargaku"

Saka mengangguk, "mungkin Ayah tidak mau mengulang kembali kisah leluhurnya"

Prince setuju, "misalkan kau sudah bosan dengan Xuxa kau bisa mencariku. Biar Xuxa kembali menjadi milik anakku" perkataan yang cukup menusuk hati Saka.

Saka menyugar rambutnya, bicara dengan salah satu ketua Mafia besar memang agak menyulut emosi dalam dirinya.

"Sampai menjadi tanah pun sepertinya aku tidak akan bosan dengannya" sarkasnya cukup membuat Yohan berkedip.

Saka & XuxaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang