Hari H

9 1 0
                                    

Saka sudah terlihat tampan dengan setelan tuxedo pengantinnya dengan jarik putih yang melilit bawahannya, di luar rumah semua warga juga sudah siap dengan outfit besanannya. Besan adat kampung Saka sangat meriah beberapa dondang makanan sudah berjejer siap di bawa, paling sakral adalah peralatan memasak seperti dandang tembaga di dalamnya terdapat uang sebagai simbol keberhasilan.

Dondang diisi dengan kue kue khas daerah, sayuran, buah buahan, beras, daging matang, dsb. Sedangkan para ibu ibu sudah siap dengan hantaran parsel di tangannya, beberapa pakaian bermerk, sepatu, emas, rincian make-up, dalaman, peralatan tidur, peralatan mandi. Sudah lengkap tersedia.

Saka berusaha tenang, dari semalam matanya tidak bisa terpejam sedetik pun. Ia menatap figura ibunya yang sedang tersenyum kearah kamera dengannya di samping ibunya. "Ibu sebentar lagi Saka mempunyai tanggung jawab yang baru. Semoga Saka bisa menjaganya dan semoga Ibu bahagia di sana" ia mengaminkannya dalam hati.

Tiba-tiba figura itu terjatuh, kaca yang lumayan bagus telah hancur berkeping-keping, tentu Saka terkejut ia mengambil figura itu. Figura pertama yang ia punya saat dirinya masih di rumah ningrat itu terlihat dari fotonya mungkin saat itu ia masih berada di taman kanak-kanak kisaran tiga tahunan.

Saka mengambil kertas foto tersebut, ternyata foto tersebut di lipat. Saka tidak sabaran langsung membukanya.

Disana ada ibunya, Saka dan pamannya Surya yang sedang memegang tabung wisuda. Ketiganya terlihat bahagia. Ada sebuah gulungan pita kaset berisikan foto foto.

"Den mari berangkat" panggil pak Rt di luar kamar.

Saka menyimpan foto tadi kedalam lacinya, ia segera menyusul pak Rt.

Arak arakan besan sudah siap berangkat diawali dengan bunyi petasan yang nyaring di telinga.

Pak Rt dengan sigap memberikan tutup kepala khas pengantin adat Sunda kepada Saka.

Berjalan kisaran dua puluh menitan, di rumah uwa Minah golongan petasan dinyalakan dengan berbunyi yang cukup nyaring pertanda sambutan dari sang keluarga pengantin wanita untuk keluarga pengantin laki-laki.

Saka di sambut lengser dengan penari centilnya yang meliukkan badannya lihai. Sang ibunda Xienna dan juga Zack Justine sang ayah datang menyambut sang calon menantu, di samping Saka terdapat uwa Minah dan juga Surya Wiratamaningrat di sebelah kanan. Saka baru menyadari ketika uwanya datang mendampinginya dengan orang itu.

Uwa Minah sedari tadi menunduk tak kuasa menahan tangis sedangkan Surya terlihat datar dan tak mengeluarkan ekspresi apapun.

Zack maju ia mengalungkan kalung bunga ke leher Saka sesuai instruksi mc, orangtua pengantin perempuan memberikan amanat untuk pengantin laki-laki.

Zack membisikkan kata kata  bijak untuk calon menantunya agar selalu menyayangi putri satu satunya. Setelahnya sang pengantin laki-laki di arahkan menaiki podium altar pernikahan diikuti sang ayah dan kedua saksi. Surya duduk di samping Saka.

"Risaka Alvian Surya Wiratamaningrat bin Surya Wiratamaningrat aku nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandung saya yang bernama Xuxa Azalea Puri binti Zack Justine D'jongh dengan mas kawin sepuluh juta dirham di bayar tunai" suara Zack terdengar tegas.

Saka menarik nafas pelan, "saya terima nikah dan kawinnya putri Bapak yang bernama Xuxa Azalea Puri binti Bapak Zack Justine D'jongh dengan mas kawin tersebut. Tunai! " serunya dengan sekali nafas.

"Saksi? " tanya penghulu.

"SAH " kedua saksi berseru kompak.

"Alhamdulillah... " koor semuanya.

Pengantin perempuan datang di dampingi sang ibunda juga Mimi dengan anak kecilnya yang sangat cantik.

Yuksa terlihat anggun dan menawan dengan siger sunda yang menghiasi kepalanya. Saka terlihat berkaca kaca saat melihat wajah istrinya yang tengah tersenyum kearahnya.

Saka & XuxaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang