Si kulkas berjalan

12 2 0
                                    

Konser 💜𝗕𝗧𝗦⟭⟬💜 telah berlalu sebulan yang lalu, pantas saja Ceri mendapatkan tiketnya dengan segera ternyata mereka mendapatkan bangku paling akhir dan hanya melihat kilauan lampu ketimbang idolnya. Kini kembali ke dunia asal.

"Yuksa di panggil Pak Presdir tuh" Ceri melongokkan kepalanya di daun pintu dengan kemoceng ditangannya serta pembersih kaca lainnya.

"Baiklah aku kesana dulu"  Yuksa terus memikirkan kenapa dirinya di panggil.

Yuksa mengetuk pintu di depannya setelah ada sahutan dari dalam ia pun lantas masuk." Permisi Tuan"

Zack menolehkan wajahnya ia langsung memutuskan sambungan telefonnya."duduklah nak"

Yuksa terpaksa menurutinya ia duduk di depan ayahnya.

"Ayah tidak mau berbasa-basi lagi. Benar sebulan yang lalu kamu di kejar suruhannya Wiliam?" Tanya Zack dengan raut seriusnya.

Deg.

"Itu benar" Jawab Yuksa dengan jujur.

"Baiklah" Zack menekan tombol interkomnya." Kesini sekarang juga" Titahnya tegas.

Taklama seseorang masuk yaitu Saka.

"Saya Tuan?" Saka berdiri dengan kaku.

Zack menunjuk Yuksa." Bawa dia pergi ke kampung halamanmu sekarang juga. Saya akan membereskan situasi disini terlebih dahulu" Perintah Zack dengan sorot mata yang tidak bisa dibantah." Cairkan semua uang di ATM ini" Zack menyerahkan satu kartunya yang berwarna hitam. " Ingat jangan sisakan sedikit pun "

Saka kemudian mengangguk paham setelah mendapat kode dari tuan besarnya Saka menarik Yuksa berdiri dari duduknya.

"Hei.. Tapi Tuan?" Yuksa masih bingung dengan keadaannya."Tuan?...hei" Yuksa terus di geret paksa oleh Saka.

"Lepasin" Teriak Yuksa setelah mereka masuk lift." Heh Tuan pintu kulkas berjalan. Kau tega sekali pada perempuan " Gerutu Yuksa meradang.

Pintu lift terbuka di parkiran Saka kembali menarik pergelangan tangan kanan Yuksa. Ia memasukkannya ke dalam mobil bagian sopir taklama Saka meringsek masuk menduduki badan Yuksa.

"Woi" Pekik Yuksa kesal baru kali ini ada manusia yang sangat arogan membuat emosi langkanya naik.

"Aku tidak keberatan jika harus di pangku olehmu Nona!" Suara bass yang syahdu pertama kalinya keluar dari sangkarnya masuk ke telinga Yuksa, emejing.

Yuksa perlahan memindahkan tubuhnya ke kursi samping." Kau ribet sekali kenapa tak masuk lewat pintu penumpang saja sih?"

"Dan membiarkanmu lari Nona? Tidak, terimakasih. Tetap diam dan jangan banyak bicara" Saka kembali menutup rapat bibirnya.

Yuksa terdiam menurut, ia melihat kanan kiri depan belakang, memperhatikan jalan untuk arahnya pulang. Tiba-tiba Saka melajukan mobilnya diluar kecepatan orang-orang berkendara membuat jantung Yuksa seketika harus ikut olahraga. Yuksa menutup rapat bibirnya, kedua tangannya berada di pegangan di atas pintu, kakinya ia naikkan ke dashboard, sabuk pengaman ia kencangkan dan tak lupa berdoa di sepanjang jalan agar perjalanannya selamat sampai tujuan dengan jantung yang utuh. Mobil memasuki daerah dataran tinggi dengan jalan bebatuan membuat tubuhnya terombang-ambing. Yuksa membiarkan tubuhnya beristirahat sejenak dan mengumpulkan nyawanya yang berceceran sedari Saka membawa mobilnya ugal-ugalan. Bahkan Yuksa tidak menyadari saat mobil berhenti di Bank karena Saka akan melakukan penarikkan tunai terlebih dahulu.

Yuksa membuka matanya saat mesin mobil sudah di matikan. Yuksa meneliti ia dimana dan tanpa Saka di sampingnya, Saka terlebih dahulu keluar dan menyapa keluarganya.

Saka & XuxaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang