Mimpi

5 1 0
                                    

Bruk.

Saka terjatuh dari kursi, pria itu tiba tiba mendesah lega dengan linangan airmata. Tak terbayang jika mimpi itu terjadi.

"Tuhan jangan kau ambil lagi kebahagiaanku. Aku hanya punya dia yang menjadi sumber kebahagiaanku meski dirinya dan aku sejatinya milik Engkau. Engkaulah zat yang maha segalanya, ridhoi kami sampai tua nanti Tuhan" Saka terisak pelan di depan ruangan ICU.

Klek.

Seorang pria berjas dokter keluar dari sana. "Dengan Bapak Risaka? "

Saka yang namanya di sebut pun mendekat, "ya Dok! "

"Ibu Yuksa sudah siuman dan akan segera kami pindahkan ke bangsal umum" perkataan dari dokter itu membawa angin segar untuk Saka.

"Terimakasih Ya Alloh! " ia pun mengusap air mata yang lolos dari netranya. "Terimakasih Dokter! "

Dokter mengangguk dan kembali ke dalam.

Koma selama dua hari tak membuat perempuan muda itu lemah, yang ada kini perempuan muda itu tengah mengunyah sekantong gorengan, seloyang pizza, nasi pecel dan juga segelas jus buah naga.

"Heh Bang, kusut amat mukanya kayak panci gosong" ledeknya pada Anto yang kini mukanya kuyu kurang tidur.

"Hah apalah daya Anto atuh Neng. Pekerjaannya numpuk jangankan buat tidur buat mandi aja dua hari sekali" ujarnya dengan memejamkan matanya sejenak. "Numpang tidur sebentar ya Bang! Saat ini mata Anto gak bisa melek" ijinnya pada Saka yang kini tengah menyuapi istrinya.

"Yasudah tidur aja To" jawab Saka.

Ia melap mulut istrinya yang sedikit terkena remahan, "tidur Yaya" perintahnya. Panggilan baru dari Saka untuk istrinya.

Ia pun sudah ingin tidur, dua malam menunggu istrinya yang terbaring koma cukup berat juga matanya menahan kesadaran.

Yuksa menepuk sisi kasurnya, "disini saja Mas" panggilan baru juga untuk Saka.

Saka yang orang sunda di panggil Mas merasa aneh.

"Jangan protes, aku bingung mau manggil kamu apa. Kalo manggil nama kata Uwa gak sopan, Aa kata kamu aneh, kakak katanya kamu bukan kakak ku. Jadi Mas saja ya" rayu Yuksa.

Namun Saka menggeleng,

Tak kehabisan ide, Yuksa mencari nama panggilan di laman pencarian dan..

"Ai" Yuksa tersenyum, "ini artinya" ia memberikan ponselnya pada Saka.

Saka mengangguk menyetujui,

"Ai" panggil Yuksa lagi.

"Hn, Yaya" jawab Saka. Keduanya pun tertawa.

Anto yang merasa terusik pun membuka matanya, "rame ternyata" gumamnya pelan.

Ia melihat keluarga Saka datang dan mengobrol dengan Yuksa sedangkan Saka sedang menjelajahi alam mimpi di sampingnya.

"Eh Anto sudah bangun" tegur sapa dari Mimi.

Anto mengangguk, "iya Teh, kecapekan jadi bablas"

Mimi mengerti, semenjak Saka dirumah sakit menunggu istrinya sadar. Mereka di perkebunan termasuk suaminya harus lembur sebab panen buah dam sayur sedang ramai ramainya.

"MasyaAllah semoga sehat selalu ya To. Jaga kesehatan, oya tadi Kang Karim sudah menunggu kamu di depan"

"Amin Teh. Terimakasih sudah dikasih tahu kalau begitu Anto pamit dulu. Teh, Bang, Mak! Neng semoga cepat pulih" pamitnya pada  semuanya.

"Ya To. Terimakasih sudah jenguk" sahut uwa Minah.

"Terimakasih Bang! " sahut Yuksa kencang.

Yang di jawab anggukan oleh Anto.

Saka & XuxaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang