tragedi

8 1 0
                                    

Di pertengahan jalan lima laki-laki muda menghadang jalan mereka berdua. Mimi memberhentikan laju kendaraannya, perempuan pertengahan tiga puluh itu lumayan mengenal lima anak muda tersebut.

"Mau apa kalian? " tanya Mimi penasaran.

Setahunya salah satunya anak sang kepala desa sisanya mereka hanya teman tongkrongan dari anak laki-laki itu.

"Ada urusan sedikit tapi bukan sama Teteh, saya ada urusan dengan Neng cantik yang di bonceng Teteh" seru Rio membuat Mimi waspada.

Mimi melindungi Yuksa di belakang punggungnya, "apa apaan kalian ini. Dia tamu di desa ini tidak mungkin kenal kalian terutama kamu, " tunjuknya pada anak kepala desa.

Tentunya Rio tertawa, "mana mungkin. Sebab itu saya kemari karena tentunya gadis itu kenal saya" Rio mengkode teman temannya untuk mencekal Mimi.

Mimi berontak ketika di cekal paksa oleh dua teman Rio di samping kiri dan kanannya bahkan ia di turunkan paksa dari motornya tinggal Yuksa yang masih di atas motor tangan gadis itupun di cekal juga oleh dua teman Rio.

Yuksa melihat Rio tajam, mungkin pikirnya dia ini female lead yang lemah lembut seperti di novel dinasti yang hanya bisa menangis.

"Kak Rio jangan sakiti Teh Mimi" Yuksa melepas paksa cekalan di kedua tangannya.

Ia pun gegas turun dari motor, tangannya mengusap usap pergelangan tangannya yang memerah.

"Sakit tahu" keluhnya.

Rio memutar matanya malas, ia mengkode temannya untuk membawa Yuksa. Yuksa di cekal dan dengan teganya mulutnya di sumpal kain agar tidak bersuara.

Sedangkan Mimi ia sudah terkapar pingsan di bawah motornya akibat perbuatan dari teman Rio yang membiusnya.

Tak lama datang Dwi suami Mimi dengan putrinya, Sasha.

"Loh Yang.. " Dwi terpekik saat melihat istrinya terkapar pingsan di jalanan. Seperti mendapatkan firasat Dwi bergegas menyusul istrinya kemudian dan benar saja.

"Ayah, Bunda kenapa? " tanya Nissa.

"Tidak tahu nak! Ayo kita tolong Bunda dulu" segera Dwi meminta tolong lewat telepon pada supir perkebunan yang kebetulan baru kembali dari kota.

Mimi sudah di bawa pulang ke rumahnya. Adzan maghrib berkumandang Saka sudah sampai di rumah Mimi karena mendengar kabar jika sepupunya itu pingsan di jalan sepulang dari kebunnya dan kebetulan di rumahnya tidak ada siapapun siapa lagi kalau bukan Yuksa karena hanya gadis itu satu satunya yang menemaninya di sana.

"Saka" uwa Minah tiba-tiba memeluknya. Minah adalah ibu Mimi kakak sepupu beda nenek dengan ibunya, nenek Saka dan nenek Mimi beradik kakak.

Mimi perlahan membuka matanya ketika sadar wanita itu tiba tiba menangis, "Saka tolongin Yuksa... " wanita itu meraung histeris.

Saka mendekati Mimi, "dimana Yuksa, Mi? " tanya Saka gelisah ia kira Yuksa ada di dalam rumah Mimi.

Mimi masih menangis kejer, "tadi di bawa Rio, Teteh enggak tau kemana nya keburu di bius.. "

Saka dengan segera berlari kearah mobilnya, ia segera menghubungi anak buahnya.

"Ya, Tuan?! " salah satu tangan kanannya menjawab.

"Kalian bersama Yuksa? " tanyanya langsung.

Karena sedari awal mereka kesana, Saka sudah mempersiapkan pengawal bayangan untuk Yuksa.

"Hn, sudah Tuan. Ternyata Nyonya juga sudah membawa pengawal setianya" jawab tangan kanannya.

"Siapa itu? Jawab aku, jangan setengah-setengah Brodi" setengah membentak Saka sangat penasaran dengan pengawal bayangan milik calon istrinya.

Saka & XuxaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang