Yuksa sedang menangis di kejutkan dengan kedatangan Saka dan langsung membawanya ke rumah pria muda itu.
Namun bukan apartemennya, melainkan rumahnya yang berada di kampung halamannya. Ya! Yang sempat dirinya dan Yuksa singgahi beberapa minggu lalu.
Dengan mata yang tersembunyi di balik kulitnya yang bengkak akibat air mata yang terlalu banyak keluar.
"Kak Saka ini sama sekali enggak lucu tahu! " serunya galak.
Kini Yuksa harus bilang apa pada Mimi dengan keadaannya sekarang ini jangankan untuk bertatap muka untuk melihat saja dirinya tengah kesulitan.
Saka terkekeh pelan. Di situasi menegangkan ini dia malah tertawa namun tidak ada hal yang berhasil menggelitik perutnya jika bukan tingkah aneh dari gadis di sampingnya ini.
"Malah ketawa lagi. Ampun deh, kau kira aku ini pelawak apa? " semakin sebal pula Yuksa di buatnya.
Saka memberikan kacamata hitam padanya, saat di pakai olehnya, "loh kok gelap? " tanyanya.
Semakin terpingkal-pingkal Saka di buatnya jika saja saat ini dirinya tidak tengah menyetir mungkin ia akan berguling kesana kemari, tidak itu adalah suatu hal yang berlebihan namun itu cukup membuatnya belum berhenti tertawa.
Yuksa menggeplak bahu Saka saking gemasnya pada pria itu, "stop.." pekiknya dengan mata yang tak terlihat namun di paksa untuk melotot.
Saka terpaksa membungkam mulutnya, ia takut gadis itu semakin murka saat dirinya tertawa namun kali ini pun ia belum bisa menahan tawanya.
"Diam Saka atau ku cium kau" ancamannya membuat Saka kembali menyemburkan tawanya yang tidak bisa ia tahan.
Cup.
Yuksa mencium Saka tepat di pipinya. Saka mematung sejenak dan tersadar saat lampu merah menyala.
"Diam kan? Baguslah! " Yuksa bersedekap dada padahal hatinya gelisah tak karuan.
Omegot Yuksa apa yang telah kau perbuat. Dasar mulut lucknut!
Di sepanjang perjalanan yang membutuhkan hampir tiga jam lamanya mereka hanya berbicara saat singgah memesan makanan saja sisanya mereka bungkam kembali. Dan kini mereka telah sampai di depan rumah Saka. Sebelumnya mereka juga telah wajib lapor kedatangannya pada pak RT. Pak RT menasehati keduanya dan beliau meminta jika mereka menikah nanti beliau diundang menjadi saksi agar warganya tidak salah paham suatu saat nanti mengingat keduanya tinggal seatap dan hanya berdua saja.
Saka mengangguk ia juga mengatakan dengan tegas jika ia pun pria yang bertanggung jawab. Sedangkan Yuksa tetap dengan kacamata hitamnya yang dipandang aneh oleh pak RT hingga terpaksa Saka beralibi jika saat ini tunangannya tengah sakit mata dan takut menular. Pak RT hanya mengangguk angguk saja. Pembicaraan alot itu usai di menit tiga puluh.
"Huah.. Indahnya bertemu kapuk" pekik Yuksa ia berenang di atas kasur kapuk buatan tangan warga desa. Kasur itu terasa sangat empuk dan halus saat tubuhnya singgah di atasnya terasa nyaman saat di tiduri.
Bahkan tanpa ia sadari rumah Saka telah direnovasi secara besar-besaran rumah itu Saka rombak ulang. Bahkan isinya tidak akan sehoror sebelumnya dimana Yuksa selalu ketakutan jika di malam hari dan juga belakang rumahnya.
Pagi hari.
Kicauan burung dan kokokkan ayam sangat merdu ditelinga, bahkan angin pagi yang sangat sejuk membuat netra bengkak itu enggan terbuka.
"Neng.... " panggil Mimi di depan kamar.
"Hm, " hanya gumaman yang ia sahutkan.
"Eneng. Teteh sudah bawain kue pancong mau gak? " Mimi masih memanggil Yuksa di depan kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saka & Xuxa
RomanceXuxa Adzalea Puri. Putri semata wayang dari Zack Justine D'jongh dengan Xeanna Anumerta. Gadis cantik yang harus rela menjadi office girl di perusahaan ayahnya bahkan untuk tidur pun Uxa atau Yuksa terpaksa ngekos di pemukiman padat penduduk. Demi i...