Kulkas seribu pintu

12 1 0
                                    

Tanpa mengindahkan perkataan Ceri yang di luar nalar kini Yuksa sudah berada di dalam ruangan Presdir dan duduk di hadapannya. Kini mereka hanya berdua tanpa bodyguard yang selalu berada disisi ayahnya.

"Bagaiamana kabarmu Nak?" Zack memulai pertanyaannya.

"Aku baik Tuan" Jawab Yuksa dengan tersenyum.

"Baguslah. Apa kau tidak mau memanggilku Ayah, sayang?" Tanya Zack lagi.

"Maafkan aku. Aku sudah terbiasa" Gumam Yuksa lirih.

Zack menahan rasa sesak di dadanya ini semua terjadi karena insiden itu insiden yang sudah berlalu sejak tiga tahun lalu yang sangat sulit ia lupakan." Baiklah Xuxa (Syusya) berkat kopi bikinan kamu klien saya suka maka di hari kedua kamu bekerja disini saya akan memberimu bonus tambahan "

Yuksa tersenyum girang. "Terimakasih Pak tapi maaf saya bekerja dengan teman saya tidak hanya saya seorang diri saja yang membuatnya"

Zack mengangguk mengerti.

Yuksa keluar dari ruangan Presdir dengan bahagia ia tak sabar ingin memberitahukannya pada temannya, Ceri.

Bruk. Dibelokkan lorong seperti dejavu Yuksa kembali menabrak seseorang kali ini badannya tertahan oleh seseorang. Yuksa mendongak dan ia tersentak kaget karena orang yang di tabrak sama dengan yang kemarin.

"Maaf ya Tuan saya tidak sengaja" Yuksa menepuk dan meniup pelan jass mahal itu yang sudah terkena tubuhnya." Terimakasih " Yuksa kembali berlari ia takut lupa dengan niat larinya.

Saka menarik sudut bibirnya sedikit bahkan hanya tiga detik selebihnya dia datar kembali.

Yuksa menerjang pintu yang terbuka dari dalam. "Ebuset itu setan gede amat ya?!" Ceri terkejut mendapatkan gebusan angin yang melewati tubuhnya di pintu.

"Ceri....." semangat Yuksa memanggil Ceri temannya.

" Oh kamu Sa aku kira tadi setan yang lewat abisnya kenceng banget anginnya ke muka" Ceri menghampiri Yuksa yang sedang minum air putih kehausan.

"Cer kata Tuan besar kita dapet bonus hari ini berkat kopi tadi" Pekik Yuksa girang.

"Serius?" Ceri melongo tak percaya namun saat melihat wajah serius dari Yuksa, ia jadi paling heboh kegirangan.

"Mimpi apa aku semalam. Perasaan mimpinya ketiban tangga deh bukan ketiban duren" Ceri memeluk Yuksa senang.

"Sa nanti malem kita nonton yuk?!

" Nonton kemana?" Selama ini Yuksa tidak pernah pergi menonton.

"Nonton k-poplah Sa" Ceri masih merasa ini mimpi.

"K-pop?.." Yuksa menatap Ceri butuh penjelasan.

"Hobah! Kau tidak tahu apa itu k-pop?" Tanya Ceri syok.

Yuksa menggeleng. Ia sekedar tahu ialah band asal Korea selebihnya ia tak tahu jangankan namanya mukanya saja Yuksa tidak hapal.

"Kita nonton fix, Yuksa anak gadis kudet nan gaptek wajib nonton! Aku temenin" Ceri tersenyum riang. Kebetulan besok hari libur jadi mereka bebas nonton hingga pagi menjelang.

Yuksa tersenyum ngeri melihat keantusiasan teman seperjuangannya itu. Tak terasa waktu pulang pun segera tiba.

"Jangan lupa dandan yang cakep ya Yuksa" Seru Ceri di depannya. Yuksa hanya mengangguk mengiyakan." Eh mau barengan gak?"

"Enggak deh Cer aku mau ke supermarket dulu" Supermarket dan arah Ceri pulang beda arah.

"Yasudah hati hati ya Yuksa" Ceri melambaikan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya menarik gas kendaraan bermotornya Ceri pun tak terlihat lagi.

Saka & XuxaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang