Surprise

606 51 1
                                    

Happy reading 🤍

.

Jadi rencana yang awalnya mau nongkrong kini malah berganti menjadi dinner.

Entah ide dari mana Bright berencana untuk mendiamkan Win.

Dia bahkan tidak menjemput Win. Ayolah padahal rumah mereka tidak ada 50 meter.

Pria manis itu kalut. Dia bingung harus berangkat dengan apa.

Tadi saat Win menelfon Bright, Bright dengan entengnya mengatakan “gue udah di sekolah, tadi buru-buru”

Dia bahkan tidak mengatakan kata maaf. Sangat sangat menyebalkan sekali bukan?

“Belum sebulan aja sikapnya udah berubah-ubah gimana setahun?” gerutu Win yang sekarang sedang didalam bus menuju sekolah.

Untung saja dia bangun lebih awal tadi pagi.

Setelah sampai disekolah dia hanya menaruh tasnya dikelas dan langsung pergi ke kantin.

Dia lapar. Sangat sangat lapar.

Pertama dia harus menahan kesal karna Bright lupa menjemputnya.

Kedua karna takut ketinggalan bus dia meninggalkan sarapannya.

Ketiga, di dalem bus dia berdiri berdesakan. Capek brohhhh.

Untung saja dia tidak lupa membawa uang jajan bayangkan saja kalau lupa. Sudah di pastikan Win berubah menjadi singa yang tak tersentuh.

Khaotung dia orang yang paling rajin diantara geng Win yang selalu datang pagi, tentu saja terheran-heran.

“Oi..” teriak Khaotung mengagetkan Win yang sedang asik memakan bubur ayamnya.

“Ck gak usah teriak dodol!! Untung gak keselek” ucap Win sambil menggosok telinganya yang terasa berdenging.

“Okey sorry sorry. Tumben pagi pagi udah di sekolah. Ubab lo mana?” tanya Khaotung.

“Udah dateng duluan, dia lupa jemput gue”

“Owh pantes aja lo kesel”

“Siapa yang kesel?” elak Win.

“Lo!”

“Gue gak kesel ya!!!!!” serunya.

“Sek karep mu wes Win Win”

“Iya lah terserah gue!”

Khaotung hanya bisa menggelengkan kepalanya mencoba untuk bersabar. Untung temen.

“Ah ya Win!” Khaotung teringat sesuatu.

“hmm?”

“Nanti nongkrong nya malem aja ya?”

“Why?”

“Iya nongkrongnya di rooftop mall aja” ajaknya.

“Hah? Demi apa sik? Lo ngajakin nongki di mall?” Win terheran-heran.

“Emang kenapa?” balasnya.

“Ya gak papa sih tumben aja”

“Sekali sekali gitu sekalian kita liat dunia malam”

“Dunia malam lo pikir dunia mafia?!!”

“Intinya lo mau gak?”

“Kalo gak?” tantangnya.

“Ya harus mau lah! Kemarin aja lo mau” ucapnya mengingatkan.

"Ya kan kalo gak" kekeh Win.

"Emang lo bakal gak mau?" tanya Khaotung.

"Ya mau sih" jawabnya lagi.

"Lo pingin banget berdebat sama gue ya?" tanya Khaotung. Sungguh percakapan yang bertele-tele.

"Gak juga"

Khaotung terdiam, sudah malas meladeni Win. Lebih baik menunggu sampai kelinci itu selesai makan.

"Gue ajak Bright boleh?" tanyanya setelah keheninggan tadi.

"Nooooooo. Nanti lo bau?" tolaknya.

“Hah?”

“Bau bucinnn!”

***

Kelinci manis bernama Win Metawin kini sedang menangis.

Tidak sampai tersedu-sedu hanya menangis tanpa suara.

Kenapa?

Karna dari tadi pagi dia sama sekali tidak melihat Bright padahal pria itu mengatakan sudah disekolah bahkan sampai pulang sekolah dia tidak melihat Bright sampai sampai dia harus pulang sendiri.

Bukan. Bukan karna pulang sendiri tapi karna dia merasa Bright berubah.

Dia takut, takut Bright pergi darinya walaupun hal itu tidak mungkin.

Dia sudah mencoba menelfon Bright tapi malah operator yang menjawab.

Win melupakan makan siang. Tidak ada yang mengingatkannya karna orang tua nya tentu saja bekerja, biasanya kalau dia lupa makan Bright selalu menjelma menjadi mamanya.

Saat sedang asik dengan tangisnya, terdengar suara dari ponsel Win.

Dia cepat cepat mengangkatnya tanpa melihat nama yang tertera disana.

“H-hallo Bright lo dimana? Kok ilang sih?” tanyanya sambil berusaha menahan tangisnya.

“Gue bukan Bright ah elah” jawab seseorang dari sebrang sana.

Saat menyadari suaranya berbeda barulah dia melihat nama yang tertera di ponselnya.

“Kenapa Pluem?”

“Cuma mau ngingetin prp gih, kita gak mau Cuma nunggu lo aja”

“Iya iya sekarang gue siap siap”

Pluem sebenarnya kasian mendengar Win menangis, tapi ya mau bagaimana lagi?

***

Saat ini Win sudah berada ditempat yang sudah dijanjikan oleh teman temannya.

Aneh.

Rooftop nya sepi Win pikir teman temannya pasti ngaret.

Tapi yang lebih aneh di tengah tengah rooftop terdapat karpet yang digelar di bawah dan terdapat meja kecil yang berisi makanan-makanan.

Tidak mewah. Tapi tersusun dengan indah.

Siapa yang menyiapakannya?

Win mengerakan kepalanya mengintari ruangan. Berharap ada seseorang disana. Tapi nihil. Disana sepi tapi anehnya Win tidak takut.

Kalau sepi siapa dong yang punya?

Cacing-cacing di perut Win mulai tidak bisa diajak kompromi. Seolah mengingatkan Win bahwa dia belum makan siang.

Baiklah sepertinya makanan ini punya teman-temannya.

Tidak salah kan jika Win makan?

Baru saja melangkahkan satu kaki menuju meja itu, suara kembang api mengejutkannya.

Dia melihat ke langit kembang api bertuliskan ‘BRIGHTWIN’ terpampang jelas dengan bintang yang tidak terlalu ramai membuat langit tampak begitu indah.

“Wow” hanya itu yang bisa Win katakan.

Belum selesai acara kaget karna kembang api dia dikagetkan lagi oleh seseorang yang memeluknya dari belakang.

.
.
.
.
.
.

Tbc

Jangan lupa vote 😌

Hiraeth [BrightWin] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang