Drop

697 61 22
                                    

Jangan lupa vote and komen 🤍

Happy reading 🤍

***

"Gue bakal donorin Nan" saat masih terisak Win bicara seperti itu, Nani pikir ini hanya ucapan semata karna rasa bersalahnya pada Nevy.

"Lo gak percaya sama gue? gue serius Nan, gue gak bisa dibentak apalagi disalahin kaya tadi...gue- gue gak bisa" sambung Win.

"Win, lo harus pikirin semua mateng-mateng, semua keputusan yang lo ambil pasti ada resikonya, dan gue rasa keputusan yang sekarang resikonya cukup berat. Lo perlu ngomongin ini dulu sama yang lainnya, you are everything and everyone can't see you are hurt, especially me. Jadi gue minta tolong, ambil keputusan yang bijak Win, gue belum siap kehilangan.." lirih Nani, Nani tau dia tidak bisa mendapatkan Win, tapi jujur saja Nani belum siap kehilangan.

"Gue udah cukup bijak Nan. Bright bener, Nevy masih sahabat gue Nevy masih tanggungjawab gue dan Bright" Win menghela nafas lelah.

"Bahagianya Nevy ada di Bright, gue sayang sama Bright tapi sayang juga sama Nevy, mungkin ngeliat mereka bahagia gue bakal iklas, gue gak bisa prioritasin kebahagiaan siapa terlebih dulu, kalau mereka bisa bahagia sama-sama not bad for me."

"Winn.." Nani masih mencoba meyakinkan Win agar tidak melakukan semuanya.

Win tersenyum kemudian memegang tangan Nani dengan air mata yang masih meluncur bebas kepipinya "Tolong percaya sama keputusan gue, dan gue minta tolong jangan kasi tau siapa-siapa ya" ucapnya sambil tersenyum.

Hancur sudah pertahanan Nani, ia menangis entah sejak kapan ia mulai benar-benar jatuh kedalam hidup Win. Nyatanya ia dulu pernah berniat menghancurkan hubungan Win dan Bright, namun mereka terlalu kuat untuk bertahan, dan sekarang ia menyaksikan langsung bagaimana kekuatan perasaan mereka hancur tapi bukan karna dirinya.

"Gue minta maaf. Gue minta maaf. Gue minta maaf" ucap Nani di sela-sela tangisnya.

"Ini bukan salah lo" balas Win.

"Ini salah gue! Coba aja gue gak bantuin Nevy. Coba aja gue mikir hal terburuk yang bakal terjadi. Coba aja. Coba aj" racaunya.

"....."

Akhirnya Nani menceritakan bagaimana rencananya dengan Nani.

"Tapi demi tuhan Win. Gue gak bermaksud. Gue ikutin rencananya dia biat lo tetep aman. Dan gue, gue gak tau kalok dia punya sakit jantung, apalagi hamil. Gue gak tau" sesal Nani.

"Bukan salah lo kok" kekeh Win.

"Tap-"

"Makasi udah jujur"

Win memeluk Nani dengan erat, tentu saja di balas oleh Nani.

"Nan..." panggil Win tiba-tiba.

"Hm?"

"Lo kok gak sekolah?" tanyanya polos.

"Lo tuh ya!"

"Becanda! Kalo lo sekolah siapa yang jaga gue?"

"Kan masih ada tuh setan di pojokan"

"Nani ihhh"

Saat sedang asik bercanda. Pintu ruangan tiba-tiba saja pintu ruangan di buka dengan tergesa-gesa, sangat ketara bahwa yang membukanya sangat panik.

"Win sayang kamu gak papa kan? Mana yang sakit? Sini bilang sama mama" ya itu orang tua Win.

Mama Win datang langsung mengecek seluruh tubuh Win melihat dimana saja terdapat luka, dan terakhir dia menangkup pipi gembul anaknya itu

Hiraeth [BrightWin] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang