Jangan lupa vote🤍
Bacanya sambil dengerin lagu kebangsaan Polca biar makin asik😉💙
Happy reading 🤍🤍.
Bright bersama dengan Win, berawal dari musuh, teman bercanda, akhirnya menjadi teman hidup untuk sementara, entahlah apakah akan ada yang berubah dari mereka.
Sejauh ini mereka masih sama seperti awalnya, masih suka bercanda, bertengkar-tengkar kecil, sama-sama menyalurkan rasa sayang dengan cara mereka sendiri.
Mereka tidak seperti pasangan lainnya, yang mengucapkan kata-kata manis setiap saat, merencanakan liburan bersama, atau hal-hal lainnya.
Mereka membiarkan rasa itu seperti dahulu, mereka tau jika mereka saling menyayangi, tidak ada overthinking selama ini, Bright menjaga semestanya dengan baik, Win menerima semua atensi yang diberikan.
Jika Bright kadang kembali menjadi orang dengan sifat dingin sedingin es, maka Win yang akan melelehkan es itu. Jika Win sedang merasa dalam kegelapan, maka Bright akan berusaha menerangi. Intinya mereka complete each other.
Kedua mama mereka tau hubungan spesial yang mereka jalani, karna keberanian dari seorang Bright membuat semua jadi berjalan lancar sampai saat ini.
Kedua orang tua mereka memang sempat curiga dengan sifat Bright kepada Win beberapa saat terakhir ah bukan lebih tepatnya mama Bright yang menyadari terlebih dahulu.
Flashback on
Sedari tadi Bright nampak gelisah saat pulang dari rumah Win.
“Bright kenapa nak?” tanya mama Bright dengan hati-hati. Bright kehilangan akal, dia tidak bisa menyangkal kelakuannya dengan ekspresi datarnya, dia terlalu takut kehilangan lagi. Bayangan masa lalunya masih terus menghantui. Bright tersadar dari lamunannya
“Ma, Bright suka Win ah lebih tepatnya cinta sama Win, apa salah?” Bright mencoba memberanikan diri, dia tidak ingin berpikir sendiri saat ini, ini hanya kepada mamanya tidak salah bukan?
“Jadi pria manis disebelah rumah itu yang buat anak mama jadi kelimpungan gini? Hahahaha dasar abg ya ada aja kelakuannya” mama Bright mencoba terlihat setenang mungkin, walaupun hatinya gusar.
“Ih maa, kok gitu jawabnya? Lagi serius ini” rengek Bright.
“Bright dengerin ya, mama gak tau apa dan siapa yang bisa buat kamu bahagia. Kamu bisa yakinin diri kamu sendiri, untuk pertanyaan kamu yang tadi mama tidak yakin Bright”
“Tapi ma.. Dia yang bisa bikin Bright bahagia, mama dulu yang bilang Bright jadi lebih pendiam, tapi Win hadir lagi ma, dia bisa ngembaliin senyum aku, dia ngembaliin dunia aku lagi” pembicaraan semakin serius.
“Bright mama tau, tapi mama yakin kamu juga tau gak gampang untuk mulai hubungan seperti kamu dan Win, belum tentu keluarga Win bisa nerima ini juga Bright, tapi apapun yang terbaik buat kamu mama dukung, keep your stance Bright terima semua resiko dari keputusan kamu” mama Bright tersenyum dan kemudian meninggalkan Bright dengan pikirannya sendiri.
Karena itu Bright memberanikan diri mengajak Win serius, Win yang sempat ragu akhirnya berhasil diyakinkan dengan Bright. Mereka sudah membicarakan ini baik-baik, Bright memutuskan untuk memberi tau mama Win, agar mereka sama-sama lega.
Ternyata respon dari mama Win sama seperti mama Bright, betapa bersyukurnya mereka saat ini, ingat untuk sementara, entah untuk kedepannya kita semua tidak tau.
Flashback off
Tepat saat ini Bright dan Win sedang berada didalam kamar Win, seperti biasa menghabiskan waktu bersama hanya rebahan biasa bukan apa-apa. Tetapi dari sudut pandang Win, yang Win amati pacarnya hanya diam tidak seperti biasanya yang sekedar mau membuka pembicaraan.
“Bright, kenapa? Ada masalah? Kok diem si dari tadii” Win membuka pembicaraan karena jengah dengan keadaan.
“Eh gapapa kok Win, emang kenapa?” kata Bright sambil mengelus rambut Win.
“Ih kok nanya balik?”
“Ya aku emang gak kenapa-kenapa, gimana dong?”
“Bodo ahh” kata Win dan sekarang sudah membalikan badannya membelakangi Bright, Bright sudah gemas melihat aksi Win yang seperti itu dan ia masih berusaha menggoda kelinci manis itu.
“Win?” panggil Bright namun tidak ada jawaban dari Win.
“Hey bunny”
“Kelinci manis”
“Pacarnya Bright”
“Sayangg”“Ck, apasi!” sahut Win dengan nada yang sarkas, salah satu kelemahan Win jika Bright sudah memanggilnya dengan kata ‘sayang’
“Aku takut” Win sadar saat Bright sudah mengganti ‘gue’ menjadi ‘aku’ ini omongan yang cukup serius namun berusaha Win sangkal.
“Apansi udah gede juga ngapain takut hah?!” Win tidak suka pembicaraan yang serius dengan Bright yang berimbas pada hubungannya nanti.
“Gimana kalo dia kembali? Feeling gue gak enak Win”
“Siapa?”
“Orang yang sempet jadi tembok penghalang buat kita dimasa lalu...”
“Bright lo tu kecapean tau, mending bobok aja deh daripada lo ngelantur makin gak jelas gini” kata Win sambil menepuk kasur disebelahnya, Win memejamkan matanya, namun tidak seutuhnya dia mengantuk, untuk pertama kalinya dia dibuat overthinking oleh oknum satu ini.
“Bobo bareng yaa” kata Bright sambil memeluk Win.
“Gak ada peluk peluk”
“Ih kok gitu yang?”
“Jijiq pake q Bright, cepetan tidur elah besok sekolah!”
“Galak banget si lo yang” dengan cepat Bright mencuri kecupan didahi Win dan buru buru berpura-pura tidur.
.
.
.
.
.
.
.Tbc 🤍
Jangan lupa follow author 🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [BrightWin] ✓
Teen Fiction[BrightWin] [End] Season 2 dari cerita Iridescent ✨ Percaya dengan takdir memang bukan masalah, namun melawan dan bermain dengan takdir mungkin bisa membawa masalah. Cerita tentang laki-laki yang mendapatkan semestanya namun harus berpisah hanya ka...