Februari yang Sibuk

1.9K 179 60
                                    

-Happy Reading-
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jika di ingat. Bulan Februari, Jeno sangat menyukai bulan itu. Februari biasanya akan selalu tersedia makanan manis dan hal-hal manis dimanapun.

Bahkan bagi Jeno bulan Februari merupakan bulan yang sangat istimewa karena entah kenapa terlihat seperti ada aura merah muda disekeliling mereka.

Saat ini Jeno terkapar di ruang keluarga dengan mulutnya yang masih mengemut permen lolipop besar pemberian bunda-nya Eric saat mereka berada disekolah.

Walaupun bulan Februari sangat menyenangkan, tapi cukup melelahkan juga. Jeno seperti sedang melakukan tour pribadi. Jeno sudah seperti artis papan atas saja yang jadwalnya sangat sibuk!

Mari kita kembali pada awal bulan Februari dimana semuanya di mulai.

-2 Februari-

Pagi itu cukup bising untuk Jeno, hingga ia terusik dalam tidurnya. Entah apa yang di lakukan di lantai bawah hingga keributannya terdengar ke kamarnya.

Menggaruk rambutnya sesekali dan menyingkapkan selimut yang membungkus tubuh mungilnya itu. Ia berjalan mendekati sumber dimana suara tersebut berasal.

Ia yakin ini masih sangat pagi, karena bundanya belum naik ke kamarnya dan membangunkannya. Lalu apa yang di lakukan oleh si pembuat kebisingan pagi-pagi seperti ini?

Saat turun dari tangga ia mengecek satu persatu ruangan di bawah, sebelumnya ia sudah mengecek kamar kedua orang tuanya namun nihil, tak ada satu orang pun disana.

Saat melintasi ruang keluarga pun disana tidak ada apa-apa, di ruang musik milik ayahnya pun sama. Ia memutuskan untuk turun menuju dapur dan sama saja disana tidak ada orang! Kemana mereka semua pergi?

Jeno duduk di anak tangga paling bawah sebentar sambil menatap kosong kursi dihadapannya dan berfikir dengan serius, tak lama ia menepuk keningnya dan segera menuju halaman depan rumahnya. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat banyak sekali barang yang dibungkus kertas kado sedang diturunkan didepan rumahnya!

Ia melihat bundanya sedang menelfon dan ayahnya yang sedang mengatur orang-orang yang membawa bungkusan besar itu.

"Ayah." panggil nya sambil menarik celana piyama biru Jaehyun.

"Sudah bangun?" Jeno mengangguk dan langsung di gendong oleh Jaehyun, "Selamat pagi jagoan, pasti terlalu bising ya?" lanjutnya sambil menciumi pipi gembil Jeno.

Jeno hanya pasrah saat Jaehyun menghujaminya ciuman yang bertubi-tubi, ia hanya melingkarkan tangannya pada leher Jaehyun.

"Eoh, Jeno sudah bangun?" ujar Doyoung setelah selesai dengan ponselnya.

"Sepertinya kita terlalu bising disini, bawalah Jeno masuk. Biar aku yang urus sisanya." ujar Jaehyun dan di angguki Doyoung.

Doyoung mengambil alih Jeno kedalam pelukannya dan membawa anak itu masuk sedangkan Jaehyun masih tetap setia di luar rumah.

"Kenapa sudah bangun sayang?"

"Bunda tidak ada, jadi Jeno terbangun."

"Eung manjanya."

"Bunda kenapa rumah kita banyak sekali orang?"

"Ah, itu kiriman untuk bunda sepertinya. Jeno mau ikut membuka?" Jeno langsung mengangguk antusias mendengarnya, Jeno sangat menyukai kegiatan membuka bungkus kado tapi ia tidak suka saat harus membereskan kekacauan setelah kegian mari membuka bungkus kado.

Dan betapa terkejutnya Jeno saat ia membuka bungkusan berisi coklat yang diberi kotak aneh, tidak seperti yang biasa Jeno makan. Jumlahnya pun sangat banyak!

The Jung FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang