Jangan Bicara, Jeno Sedang Marah!

2.2K 204 6
                                    

-Happy Reading-
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Masih ingat dengan perbincangan keluarga kecil Jung kemarin? Ya benar, permasalahan adik. Sore itu Jeno menangis habis-habisan. Jaehyun bingung bagaimana menjelaskan pada Jeno apa yang sedang terjadi dan Doyoung yang terdiam di tempat tidak tahu harus melakukan apa, ia pun masih bingung dengan situasi saat ini.

Pagi ini Jeno tak seperti biasanya, wajahnya tertekuk namun sepertinya kedua orang tuanya ini tak paham.

Jeno duduk pada kursi pantry dan menghabiskan sarapannya dengan gigitan yang ganas, matanya pun tak luput dari pemandangan kedua orang tuanya yang berada di hadapannya itu.

Seperti tak terjadi apapun, Jaehyun seperti biasa menghabiskan nasi gorengnya dan Doyoung dengan secangkir teh camomilenya sambil menata makanan kedalam kotak bekal Jeno.

"Apa-apaan denga wajah jelek itu? Sammy pun akan takut jika melihat wajah Jeno seperti itu." komentar Jaehyun dan mendapat wajah Jeno yang semakin ditekuk.

Doyoung menggelengkan kepalanya melihat kelakuan pasangan dan putranya itu, "Pulang nanti Jeno bersama ayah oke? Bunda harus menemui dokter, nanti pulangnya bunda bawakan es krim." bujuk Doyoung karena putranya ini tak mau berbicara separah katapun padanya ataupun Jaehyun.

"Jeno tidak mau es krim." tolak Jeno. Sudah Doyoung duga, ini tidaklah baik.

"Baiklah es krim untuk Jeno sore ini. Ayo ayah kita antar Jeno." ujar Doyoung cepat sebelum masalah ini semakin panjang.

Dengan kesal Jeno meneguk susu nya dan mengikuti ayahnya yang sudah siap. Doyoung mengekori mereka dari belakang dan terkekeh melihat kelakuan putranya itu. Ia sangat menyayanginya namun entah kenapa ia sekarang berharap jika dirinya sedang mengandung kembali. Biarlah Jeno urusan mudah pasti ia akan lupa dengan cepat.

"Hati-hati saat berkendara, hubungi aku jika sudah sampai Jae." ujar Doyoung saat mereka sudah berada di halaman rumah, Jeno sendiri ia sudah masuk kedalam mobil.

Jaehyun memeluk Doyoung dan mengecup keningnya berkali-kali lalu berpindah dengan mencium bibirnya disertai sedikit lumatan sebelum Doyoung melepaskannya.

"Sudah kalian bisa terlambat."

"Baiklah-baiklah, kabari aku ya."

Doyoung mengangguk dan melambaikan tangannya, "Baik-baik di sekolah ya jagoan, dengarkan kata ibu guru jangan lupa pekerjaan rumah yang kemarin juga di kumpulkan."

Jeno hanya mengangguk dan mencium pipi Doyoung yang berada tepat di sebelah jendela mobil. Setelah itu mereka pergi dan meninggalkan Doyoung disertai helaan nafas beratnya.

Ayo semangat bunda!

....

Setelah mobil ayahnya itu tidak terlihat, Jeno membalikkan badan dan segera masuk kedalam kelasnya. Ia sudah sangat hafal dimana tata letak kelasnya. Kelas nya hanya perlu berjalan lurus dan belok kiri tepat di depan ruang guru.

Saat masuk kelas ternyata disana sudah ada Haechan dan Jaemin yang melambaikan tangannya heboh kearah Jeno. Jeno tersenyum dan menghampiri keduanya. Mereka bertiga satu tempat duduk karena meja bundar yang mampu menampung empat anak sekaligus.

The Jung FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang