Tidak, Jeno Tidak Mau Bundaa!

2.7K 217 22
                                    

-Happy Reading-
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Jika ditanya apa cita-cita Jeno, maka anak itu akan dengan lantang menjawab 'Menjadi seperti paman Kang!' dan berhasil membuat Jaehyun uring-uringan sepanjang hari. Terkadang Doyoung ikut pusing memikirkan kelakuan Jaehyun. Ayah satu anak itu terkadang terlalu perasa hingga terkadang ia bisa menangis hanya karena menonton tayangan telenovela di televisi.

Tapi sayang nya, walaupun Jeno ingin menjadi seperti paman Kang ia malah sangat susah untuk di ajak pemeriksaan rutin ataupun pemeriksaan gigi seperti sekarang.

"Katanya ingin menjadi seperti paman Kang, tetapi untuk periksa gigi saja takut. Paman Kang apanya yang takut dengan pemeriksaan gigi." cibir Jaehyun saat anaknya itu menangis kencang saat Doyoung menyuruhnya untuk melakukan pemeriksaan gigi.

Dengan Jahilnya Jaehyun mencubit pipi kanan Jeno pelan dan berujung teriakan Jeno, padahal sedari tadi ia mengeluh gigi kirinya yang sakit dan tangannya selalu bertengger di pipi kirinya. Menular katanya sakitnya.

Tadi pagi Jeno mengeluh giginya sakit, dengan inisiatif tinggi Doyoung menyuruh Jeno membuka mulutnya dan benar saja ada lubang di gigi geraham-nya.

Sudah berkali-kali Doyoung mengingatkan untuk menggosok gigi setelah makan makanan manis namun si kecil tampan itu tampaknya abai akan nasehat-nya ini.

"Diamlah ayah, paman Kang menakutkan jika tahu gigi Jeno sakit!" ujar Jeno dengan pelotan matanya saat ayahnya itu kembali meledeknya.

"Jae hentikan, bawa Jeno ke dokter gigi sekarang. Kepalaku benar-benar akan pecah jika anak ini berteriak sekali lagi." keluh Doyoung dengan mata tertutup dan kepala yang sedang dipijat oleh bibi Yoon.

Jeno menghapiri Doyoung yang sedang duduk nyaman di sofa kamarnya dan langsung naik kedalam pangkuannya, "Tidak usah pergi ya bunda, paman Kang mengerikan." rengeknya.

"Bundaa, ayolah. Jeno janji menggosok gigi setelah ini asalkan jangan pergi ke paman Kang." Doyoung mengabaikan rengekan anaknya itu, bukan malas menjawab hanya saja kepalanya benar-benar sakit dan badannya sangat lelah.

"Bunda! Bunda mendengar suara Jeno atau tidak!" bentak Jeno, Doyoung langsung membuka matanya dan menatap putra semata wayang nya itu.

Jaehyun yang berada di sebrang sofa yang di duduki oleh Doyoung pun berniat menegur anaknya itu hanya saja tertahan oleh Doyoung.

"Terserah Jeno saja mau pergi atau tidak, bunda tidak akan memaksa. Tetapi jika Jeno merengek sakit jangan mengeluh kepada bunda atau ayah, mengeluh saja pada semua permen yang selalu Jeno makan di bawah selimut Jeno." setelahnya Doyoung langsung menurunkan Jeno dan pergi dari sana dengan bibi Yoon mengikuti dari belakang menyisakan kedua mahkluk tampan itu.

Saat Jaehyun hendak menyusul Doyoung, ia merasakan tarikan di celananya dan mendapatkan Jeno yang sudah menangis. Jaehyun mensejajarkan tinggi mereka lalu tersenyum hangat sambil mengusap lelehan air matanya. "Kenapa?"

"Bun-bunda, ayah. Bunda marah pada Jeno iya kan?"

"Tidak, bunda tidak marah. Lain kali Jeno tidak boleh membentak orang tua, nanti Jeno meminta maaf ya pada bunda." ujarnya dengan lembut karena bagaimanapun juga Jeno masih dalam tahap pertumbuhan, ia merasa memarahi Jeno buka lah salah satu hal yang benar saat ini.

The Jung FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang