Kedatangan Paman

5.1K 376 85
                                    

Mungkin pada chapter ini terdapat bagian yang sedikit sensitif bagi beberapa orang. Jadi saya harap kalian bisa bijak dalam membacanya dan jika terasa tidak suka atau tidak cocok bisa kalian skip atau lewati bagian tersebut.

-Happy reading-

.
.
.
.
.
.

Hari libur adalah hari yang sangat ditunggu oleh Jeno, mengapa? Karena pada hari libur, anggota keluarganya berkumpul dan sering melakukan aktivitas yang menyenangkan.

Seperti sabtu ini, Jaehyun memiliki rencana untuk piknik kecil di halaman belakang rumahnya yang cukup luas itu.

Doyoung sedang menyiapkan beberapa makanan kecil di bantu oleh bibi Kim, "Bunda Jeno mau permen apel lagi boleh?"

"Sudah cukup, Jeno dari tadi sudah makan dua permen apel. Nanti gigi Jeno akan sakit. Memangnya Jeno mau dibawa ke paman Kang lagi?" Jeno menggeleng ribut menunjukkan ia tidak mau.

"Tapi bunda, kenapa paman Kang sangat suka memakan permen dan jelly? Paman Kang kan sudah besar." tanya Jeno sambil menelungkupkan pipinya pada meja pantry dapur.

"Jika Jeno sudah besar, Jeno boleh makan permen dan Jelly seperti paman Kang. Jeno sangat suka pemen dan Jelly kan?"

"Coklat juga, Jeno sangat suka itu semua." jawab Jeno antusias.

"Nanti Jeno boleh makan itu semua dengan banyak jika sudah besar, dan jangan lupa menggosok gigi."

Yang dimaksud paman Kang disini adalah dokter pribadi Jeno, karena ia sangat sering mengeluhkan jika giginya selalu sakit akhirnya Jaehyun memutuskan memberi dokter pribadi kepada Jeno.

"Dimana ayahmu sayang?"

"Sedang membawa peralatan di gudang."

"Jeno tidak membantu ayah? Kasihan ayah membawa banyak barang, sana bantu ayah." Jeno mengangguk kemudian menghampiri Jaehyun yang berada di gudang belakang.

"Bibi Kim tolong buatkan pie apel dan jus jeruk ya?" pinta Doyoung.

Bibi kim mengernyitkan dahinya dan kemudian mengangguk. Setelah Doyoung selesai ia menyusul Jaehyun dan Jeno yang sudah berada di halaman belakang.

"Bunda lihat, ayah tadi jatuh saat membawa tikar kotak-kotak itu." adu Jeno pada Doyoung.

"Kok bisa jatuh sih Jae?"

"Ada kelereng di lantai gudang, aku tak sengaja menginjaknya dan berakhir terjatuh." jelas Jaehyun dengan beberapa kali meringis merasakan sakit di bokong dan punggungnya.

Doyoung mengusap pelan punggung Jaehyun sambil tersenyum, "Lain kali berhati-hatilah saat berjalan."

Jaehyun mengangguk dan mengajak Doyoung duduk di tikar yang sudah di gelar disana. Di atas tikar tersebut sudah ada Jeno bersama mainan robotnya.

"Jeno sini sayang, ayo kita makan dulu nanti main lagi." ajak Jaehyun dan Jeno menggeser badannya mendekati mereka berdua.

"Ayah, ayah tahu? Jeno kemarin mendapat empat bintang untuk melukis. Jeno melukis kita semua, ada bunda, ayah, dan Jeno." Bangga Jeno pada Jaehyun.

"Masa? Coba ayah lihat?" ujar Jaehyun, Jeno langsung berlari menuju kamarnya dan mengambil gambarannya.

"Jangan terlalu keras pada Jeno sayang, dia masih kecil." ujar Jaehyun pada Doyoung saat Jeno sudah masuk kedalam rumah.

"Justru aku bentuk dari sekarang Jae, biar dia punya kepribadian yang mandiri."

"Terserah kamu yang penting kamu gak terlalu menekan Jeno. Soal les yang kamu bilang itu, aku gak setuju."

The Jung FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang