9.

2.1K 192 7
                                    

Beberapa tahun yang lalu....

Seorang remaja sedang membersihkan meja di salah satu kedai sederhana di kotanya. Dilihat dari tampilan nya, mungkin remaja itu berusia sekitar 17 tahun. Dia mengelap keringat di wajahnya yang terbilang cantik untuk ukuran pria, dengan kulit putih pucat, bibir tipis merah merona bila sedang cemberut akan terlihat sangat menggemaskan, bulu mata panjang dan lentik dan jangan lupakan senyuman manis dan tatapan teduhnya. Tapi dibalik itu semua, tubuh remaja itu sangat kurus dan kecil di bandingkan dengan remaja lain yang seumuran dengan nya.

Diusianya yang terbilang sangat muda, jika teman teman seusianya Sedang menikmati indahnya masa remaja seperti bermain di game center, pergi ke bioskop atau yang lainnya. Berbeda dengan dirinya yang harus mencari uang tambahan untuk membantu ibu panti nya mengurusnya dan adik adiknya.

Setelah membersihkan meja meja dia langsung melayani pelanggan yang terus berdatangan dengan senyuman manis dan ramah nya, bahkan wajah lelah nya tidak terlihat karena dia menutupi nya dengan senyuman manisnya. Setelah kedai tutup dia baru bisa beristirahat, dia duduk di dapur sambil mengelap keringat nya lagi.

"Nak Jay, kamu sudah berkerja keras. Pasti kamu sangat lelah, ini minum dulu." Ucap bibi pemilik kedai sambil memberikan segelas air.

"Ah tidak bi, aku sudah terbiasa." Ucap nya sambil tersenyum manis, lalu meminum air yang di berikan bibi kedai.

Bibi itu menatap iba remaja di depannya ini, di umur nya yang sangat muda ini harusnya dia tidak bekerja keras seperti ini.

"Ini gaji mu minggu ini, hitung dahulu takut kurang." Ucap bibi itu sambil menyerahkan amplop uang.

Jay menerimanya dengan sopan.

"Tidak usah bibi, aku percaya kepada bibi." Ucapnya.

Bibi itu mengangguk.

"Ah! Aku pulang dulu ya bibi, besok aku harus sekolah." Ucapnya sambil memakai tas sekolahnya.

"Oh iya, sampaikan salam bibi pada ibumu eoh." Ucap bibi itu.

Jay mengangguk lalu keluar dari kedai sederhana itu. Dia berjalan menuju ke rumah nya sambil bersenandung kecil dan sambil menghirup udara malam yang sangat damai itu. Jarak dari kedai kerumahnya tidak jauh, Hanya di butuhkan sepuluh menit berjalan kaki untuk sampai ke rumahnya.

Sambil berjalan, dia sesekali memikirkan orangtuanya yang tega meninggalkan nya di panti dan hidup sendirian. Ibu panti pernah berkata kepadanya kalau dia di temukan di depan pintu panti ketika masih umur lima bulan. Tapi dia masih bersyukur kalau orang orangtua nya itu masih berpikir untuk memberikan nya sebuah nama dan tanggal lahir nya yang di tulis di secarik kertas dan di selipkan di bajunya.

Rumahnya sudah terlihat dalam pandangan nya. Rumahnya itu cukup besar dan mempunyai halaman yang sangat lebar di kelilingi pohon pohon tinggi. Rumahnya ini diisi oleh sekitar kurang lebih 15 anak termasuk dirinya dan lima orang pengurus. Di panti dia yang paling tua, sedangkan adik adiknya masih kecil kecil. Bahkan ada yang masih bayi, yang ibu panti temukan di depan pintu panti beberapa hari yang lalu.

Perlahan dia membuka pintu dan langsung disambut oleh ibu panti kesayangan nya.

"Ibu mengagetkan ku!." Ucapnya sambil mengelus dadanya.

"Kamu dari mana saja? Ibu khawatir." Ucap ibu Shin, pengurus panti ini.

Jay menatap wanita paruh baya di depan nya lalu tersenyum canggung.

"Aku habis bekerja part time." Ucapnya sambil menunduk.

Ibu Shin menghela napasnya lalu membawa anak asuhnya untuk duduk di sofa.

Date with your .....[END]✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang