MALAM DI TEPI KALI BENING

271 28 17
                                    

Senja menyambut akhir hari bahagia para calon taruna. Sebagian diantara mereka sudah berkumpul dengan keluarga dan orang-orang terkasih masing-masing, mempergunakan hari istirahat yang diberikan resimen untuk bersantai. Beberapa keluarga mungkin pula ada yang bersepakat untuk berkegiatan bersama. Namun ada pula taruna-taruna muda yang tidak memiliki rencana apapun untuk melewatkan malam ini.

Namun bagi Rama, yang paling utama, sore ini ia bisa berkumpul bersama keluarganya, ditambah tiga orang sahabatnya dalam pendidikan ini, calon keluarga singgahnya, dan tentunya, satu orang gadis tercantik yang pernah menjadi penguasa hatinya.

Mereka-pun berkumpul bersama di sebuah hotel bintang lima di Magelang. Hotel yang berlokasi sekitar 2.5 kilometer perjalanan dari kawasan Ksatrian Akmil itu sejatinya akan memberikan pengalaman menarik bagi para wisatawan yang berkunjung dan menginap didalamnya.

Fasilitas 148 buah kamar hotel berbagai kelas dihiasi pemandangan aliran sungai dan lahan persawahan yang sangat luas, menyegarkan mata para pengunjung dan melepaskan kepenatan yang mungkin mereka alami di hari-hari biasa mereka beraktifitas. Terlebih, dengan hanya waktu 20-30 menit, mereka bisa mencapai lokasi Taman Wisata Candi Borobudur yang sudah terkenal seantero dunia. Bagi penikmat olahraga golf-pun, bisa menikmati fasilitas lapangan golf 18-hole tidak jauh dari lokasi hotel tersebut.

Salah satu restorannya juga menyajikan hidangan fine dining dengan nuansa ruangan yang terbuka, sehingga walaupun jumlah pengunjung mencapai kapasitas penuh 250 orang, suasana di area restoran tetap terasa segar.


Demikian yang dirasakan pengguna meja panjang berisi 13 orang di sekelilingnya itu. Pak Prabu Prastomo benar-benar menjamu keluarga dan para tamunya dengan berbagai fasilitas yang dimiliki restoran itu. Empat orang remaja pria yang mengenakan seragam PDPS masing-masing menjadi objek perhatian di meja mereka. Paling utama adalah meminta mereka untuk menceritakan pengalaman masing-masing selama tiga bulan pertama yang sudah mereka lalui.

Dan bagi Rama sendiri, yang paling mengejutkan adalah bagaimana Pratar Yudha bisa begitu berapi-apinya menceritakan betapa berpengaruhnya Rama dalam proses pendidikannya.

"Kalau bukan karena Rama, Tante, saya pasti sudah pulang dari hari pertama"

"Kalau lagi materi navigasi, paling aman kalau dapat sekelompok sama Rama, Oom, jaminan mutu enggak pakai nyasar"


Walaupun hal yang paling mengejutkan bagi Rama adalah ketika Yudha menceritakan bahwa kedua orang tuanya tadi harus segera kembali ke Bandung karena harus melaksanakan tugas sebagai Pangdam. Rama memang sempat melihat seorang perwira tinggi mendekati Yudha dan berbicara dengannya selama beberapa menit. Namun kedatangan keluarganya serta pertemuannya dengan beberapa orang lain, membuatnya mengalihkan perhatiannya dari Yudha.

"Yah, namanya sudah jadi abdi negara, Nak Yudha, yang paling utama memang sudah panggilan tugas negara. Tapi Nak Yudha tidak usah berkecil hati. Sahabat-sahabat Rama itu juga keluarga. Jangan sungkan main kerumah kalau ke Jakarta, nginep-nginep sekalian juga gak apa apa kok", jawab Papa Rama setelah mendengar keluhan Yudha.


Sedangkan untuk Bima sendiri, Rama memang sudah mengetahui kalau Bima adalah anak yatim piatu. Tapi kejutan bahwa ia kenal dengan dua orang petinggi TNI-AL menjadi sebuah misteri tersendiri disana.

"Kalau dengan Laksma Suharjo, beliau dulu yang menyelamatkan waktu aku hilang di laut pas usia 8 tahun. Nah sejak itu, kebetulan juga kami tinggal sama-sama di Semarang, jadi sampai kelas sepuluh, kami masih sering ketemu. Putri beliau pun teman satu sekolah", cerita Bima soal hubungan perkenalan mereka, yang lantas melanjutkan cerita tentang perwira kedua, "Jujur aja, Ram, sebelum hari ini, pertemuanku dengan Laksma Sudarmo itu ya pada saat Beliau melepas rombongan Capratar dari Surabaya untuk menuju Magelang. Belum pernah kami berbicara secara pribadi. Aku-pun nggak ngerti, apa yang menyebabkan beliau tiba-tiba menghampiriku dan mengajak berkenalan ke banyak orang"

Sayap Tanah Air - Kepakan PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang