RAMA FANS CLUB

605 32 2
                                    

Apakah hari-hari sebagai perwira remaja TNI-AU langsung diisi kesibukan? Ternyata tidak juga. Sejak pelantikan di pertengahan Juli, perintah tugas telah turun bagi Rama dan sebagian dari rekan seangkatannya yang berasal Jakarta atau dahulu mengikuti seleksi di Panda (Panitia Daerah) Lanud Halim Perdanakusumah, dan penugasan sementaranya saat ini adalah masuk menjadi personil Detasemen Markas (Denma) Lanud HLP.

Tugasnya? Tidak jauh dari berbagai tugas seremonial. Terkadang juga membantu paperworks dari beberapa perwira seniornya. Sampai-sampai Rama berpikir, apa beda dirinya yang berasal dari Korps Teknik dengan rekannya yang berada di Korps Administrasi kalau begini.

Efeknya, bagi Rama yang selama 4 tahun kehidupannya dimulai jam 4 pagi dan baru berakhir jam 10 malam, dipulangkan dari pekerjaan pada jam 4 sore itu bagaikan hanya bekerja setengah hari. Mau menelepon rekan-rekan yang lain, sepertinya nasib mereka sama saja dengannya. Kalau mau menelepon rekan yang berbeda matra macam Yudha dan Bima, mereka justru sudah mendapat pendidikan kecabangan atau bertugas di korps masing-masing.

Namun bagi Rama, imbuhan 'TEK' yang tersemat di belakang pangkat Letda-nya belum bisa berarti apa-apa, karena sesuai penugasannya, di markas jelas ia tidak pernah berhubungan langsung dengan pesawat ataupun mesinnya.

Bagi Rama, beberapa orang justru terlihat lebih beruntung, karena penugasan mereka langsung menjadi anggota organik di skadron operasional, macam Letda Tek Jenny Oseva yang langsung ditugaskan dibawah Skadron Udara 31.

'come on... ada empat skadron operasional disini, masa tidak ada satupun posisi untuk seorang Korps Teknik seperti diriku', pikir Rama.


Tapi gangguan bagi Rama tidak sebatas masalah memikirkan pekerjaan saja. Sejak hari kedua dirinya terlihat hilir mudik di Mako Lanud HLP, ia mulai mendapati pemandangan-pemandangan ganjil. Terkadang matanya secara acak menangkap dua atau tiga bintara Wara sedang ngobrol serius, tetapi mata ketiganya terarah kepada Rama.

Kadang-kadang ada pula satu-dua Wara yang menyapanya dengan sikap yang 'agak kurang lazim'. Menurut Rama, ucapan singkat "Pagi, Let" jauh lebih netral dibanding "Paaaagi, Leeeeet Ramaaaaaa".

Dan 'hukuman' terberat akhirnya Rama rasakan, ketika sebuah Sabtu pagi, Danlanud memerintahkan untuk diadakan hari korse, entah siapa yang berkonspirasi, Nama Rama muncul untuk memimpin satu peleton Wara, yang semuanya nampak masih sangat muda. Rama mengintip sejenak ke chevron yang terlihat menempel pada Velcro PDL loreng Swa Bhuana Pakca biru, dan mereka rata-rata masih berpangkat Sersan Dua.

"Jangan galak-galak sama mereka, Let. Masih ABG semua itu. Muka pada kinyis-kinyis soalnya mereka calon pendidikan pramugari VIP", ujar salah satu bintara senior yang Rama temui.

"Masa calon pramugari VIP gayanya lemes begitu?", balas Rama.

"Kan namanya masih calon, Let. Apalagi umur-umur segitu, berharap banget lah bisa dapet gandengan letnan baru", jawab bintara itu.

"Terus ceritanya sekarang saya kebagian korse dimana ini, San?"

"Izin Let, tadi untuk peleton mereka (calon pramugari), korse-nya sisir apron depan base ops, Let, bebersih debris"

"Hah?", Rama kaget, "artinya sepanjang hari ini saya harus sejajar sama mereka, San?"

"Lho kan itu rejeki, Let"

"Rejeki mbah-mu, San", elak Rama meninggalkan bintara tadi sendiri


Dan benar saja, sepanjang hari itu, sebuah organisasi baru telah terbentuk secara inofficial, Letnan Rama Fans Club. Tidak perlu Rama bertanya, informasi itu langsung hinggap di telinganya beberapa detik setelah ia berteduh, bersandar pada akar sebuah pohon di ujung apron Base Ops.

Mungkin memang benar, angin dan pohon saling berkolaborasi untuk memberikan kabar-kabar angin.

Letnan Rama Fans Club sudah terbentuk dengan anggota awal 7 orang, dan kemungkinan terus bertambah.

"Ijin, Let, air minum"

"Ijin, Let, snacknya silahkan"

"Ijin, Let, bla-bla-bla dan seterusnya"


"Ram!"

'wah, ada juga nih Wara yang kurang ajar langsung manggil nama', pikir Rama. Ia tidak melihat sumber suara karena matanya sedang terpejam dan topi cap-nya diturunkan hingga menutupi mata. Ia ingin sedikit ketenangan dari gangguan para Wara tadi.

*dug

"Woy! Lagi korse malah tiduran", ujar suara Wara tadi ketika Rama merasakan sebuah tendangan ringan di kakinya. Hal itu membuat Rama memaksakan mengangkat topinya dan membuka matanya.

"Eh, Jen", ujar Rama ketika mengenali sosok itu.

"Numpang ngadem ya", ujar Jenny, yang tanpa menunggu Rama mempersilahkannya, langsung duduk bersandar pada batang pohon yang sama. Dilihat dari jauh, pasti macam mereka duduk saling bersandar satu sama lain.

"Udah, gak usah banyak alasan. Aku tahu Kamu males urusan sama ciwi-ciwi itu kan"

"Gak usah menduga-duga gitu lah, Jen"

"Menduga-duga gimana? Lha itu Serda Vero tadi ngedeketin aku, cerita soal Rama Fans Club, bahkan nawarin aku bergabung gitu lho", balas Jenny berapi-api.

"Terus jawaban Kamu?"

"Ya kubilang lah, aku dulu ketua umum Rama Fans Club cabang AAU", jawab Jenny, "eh, langsung ngilang dia"

"Hmmm, ya syukurlah"

"Sudah, tenang aja, kalau ada masalah sama mereka lagi, bilang sama aku. Biar ku gerus mereka semua", ujar Jenny, masih dengan semangat membara seperti beberapa menit yang lalu.

"Gak usah repot-repot, Jen. Diamkan saja, nanti juga adem sendiri", balas Rama mencoba menenangkan Jenny, dan terutama dirinya sendiri.


"Ngomong-ngomong, belum ada info seleksi Sekbang ya?", tanya Rama iseng. Segan juga rasanya cita-citanya sebagai penerbang masih jauh diawang-awang.

"Kata ayahku, sekitar 2 bulan-an lagi biasanya mulai ada seleksi. Tahun lalu beliau salah satu tim seleksinya"

"Terus sementara nunggu 2 bulan, kita masih harus beraktivitas macam begini?", keluh Rama.

"Hei, Ram, baru juga semingguan kita dilantik, kok Kamu jadi tukang ngeluh begini? Kububarkan juga nih Rama Fans Club cabang AAU"

"Bubarin aja, lha anggotanya cuma Kamu kok", jawab Rama enteng.

"Ngawur, anggotanya 11 orang", tangkis Jenny, "11 orang itu selalu terinspirasi dari Kamu. Sikap Kamu, sifat Kamu yang gak pernah menyerah dan selalu mengejar perfection. Makanya kubilang, kalau sekarang Kamu jadi tukang ngeluh, mending kububarkan aja sekalian"


*PRIIIIIIIIIIIT

Bunyi peluit di kejauhan sudah terdengar, menandakan seluruh partisipan korse untuk kembali ke lapangan dan melakukan apel penutup.

"Pokoknya ingat, Ram, banyak orang yang menempatkan Kamu sebagai role modelnya", ujar Jenny sambil mereka berjalan menuju lokasi apel, "jangan tunjukkan sikap negatif, biar semua orang ikuti sisi positif Kamu terus"

"Jen", panggil Rama, "thanks yah, You're the best"

"Hmmmmm... baru sadar", cibir Jenny, yang walaupun sepintas Rama bisa melihat, mungkin karena terik matahari sudah mulai meninggi diatas kepala, pipi Jenny terlihat semburat kemerahan.



--- 20211101-2154 ---

Sayap Tanah Air - Kepakan PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang